Mohon tunggu...
Brilian Putra
Brilian Putra Mohon Tunggu... -

Brilian Putra adalah nama anak saya. Saya sendiri terlahir di Margomulyo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati - Jawa Tengah. Alumnus Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogjakarta 1996, Karyawan swasta di sebuah PMA di Jatim

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menurunkan Kolesterol dengan Bantuan Bakteri Asam Laktat

30 Januari 2012   17:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:16 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Bakteri asam laktat terdapat dalam yogurt. Bakteri ini membentuk koloni dan menciptakan lingkungan dalam saluran pencernaan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogen yang masuk ke tubuh.

Bakteri asam laktat juga dapat mencegah infeksi saluran urine, mengurangi risiko timbulnya kanker atau tumor saluran pencernaan dan organ lain, menurunkan kadar kolesterol serum darah, mengurangi risiko penyakit jantung koroner, merangsang terbentuknya sistem imun, membantu penderita lactose intolerance dalam mengkonsumsi susu, dan memperlancar buang air besar.


Mekanisme Penurunan Kolesterol

Mekanisme penurunan kolesterol bisa terjadi karena asam laktat yang ada dalam yoghurt dapat mendegradasi kolesterol menjadi coprostanol. Coprostanol ini merupakan zat yang tidak dapat di serap oleh usus. Berkat yoghurt, coprostanol tersebut dan sisa kolesterol bisa dikeluarkan bersama tinja. Dengan kata lain, jumlah kolesterol yang diserap tubuh menjadi rendah. Sebuah laporan mengenai hal ini memaparkan bahwa penurunan kolesterol oleh bakteri asam laktat (Lactobacillus) dapat mencapai kisaran 27-38% (Poerwosoedarmo dan Sediaoetama, A.D. 1977 dalam bukunya Ilmu Gizi).

Konsumsi lemak yang tinggi akan meningkatakan sterol dalam usus besar dan meningkatkan sekresi garam empedu, yang selanjutnya akan dimetabolis oleh bakteri dalam usus menghasilkan senyawa karsinogenik (pemicu kanker). Kolesterol  dalam bahan pangan melalui lambung ke duodenum dan dalam usus dalam fase minyak triasilgliserol.

Asam empedu diabsorpsi dari bagian bawah ileum dan kembali ke hati. Ini adalah sirkulasi hepatic. Kumpulan asam empedu di hati  kira-kira 3,5 gram disirkulasi 6-10 kali per hari. Tiap kali 1% yaitu sekitar 500 miligram /hari lolos dari absorpsi dan di ekskresikan melalui feces. Lebih lanjut kolesterol tubuh disekresikan melalui usus oleh dinding usus. Garam empedu terbuang melalui feces dan mengakibatkan semakin banyak kolesterol yang dibutuhkan untuk mensintesis garam empedu lagi sehingga menurunkan kadar kolesterol tubuh (Surono, 2004 dalam bukunya Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan).

Asam laktat yang dihasilkan bakteri dengan nilai pH (keasaman) 3,4-4 cukup untuk menghambat sejumlah bakteri perusak dan pembusuk bahan makanan dan minuman. Namun, selama proses fermentasi, tidak hanya menghasilkan asam laktat dan laktobasilin. Dihasilkan pula senyawa tertentu yang dapat meningkatkan nilai organoleptik makanan dan minuman, termasuk rasa dan bau yang mengundang selera serta memperbaiki penampilan. Bahkan sejak awal 1960-an telah dibuktikan oleh tim peneliti di lingkungan Laboratorium Mikrobiologi ITB, selama pembuatan terasi ikan diproduksi sejumlah vitamin, khususnya B-12.

Penelitian juga menunjukkan, laktobasilin yang dihasilkan asam laktat membuat bakteri fekal tidak aktif.
Proses pembentukan kolesterol dan karsinogen (senyawa pemicu tumor) dimulai dari lemak yang akan berubah menjadi asam empedu yang kemudian menjadi sederet enzim. Kemudian mengubah prokarsinogen menjadi karsinogen, yang antara lain memicu kanker usus, payudara, prostat, dan pankreas.
Proses pembentukan asam empedu dari lemak dirangsang oleh bakteri fekal atau bakteri coli yang berasal dari tinja atau feses. Tetapi dengan adanya laktobasilin, maka bakteri fekal menjadi tidak aktif sehingga proses perubahan lemak menjadi asam empedu juga terhenti. Senyawa lain dari bakteri laktat adalah NI (not yet identified atau belum diketahui). Namun, senyawa ini sudah diketahui perannya dalam menghambat pembentukan kolesterol.

NI bekerja menghambat enzim 3-hidroksi 3-metil glutaril reduktase yang akan mengubah NADH menjadi asam nevalonat dan NAD. Dengan demikian, rangkaian senyawa lain yang akan membentuk kolesterol juga terhambat. Karena itu bisa dikatakan kalau kehadiran makanan dan minuman yang diasamkan secara alami dengan fermentasi bakteri laktat, bisa membantu pengonsumsinya mencegah munculnya kolesterol dan kanker ( Susiana P, Suaramerdeka.com , 13 Maret 2008)

Fermentasi Bakteri Asam Laktat


Yogurt adalah  minuman susu berfermentasi dengan melibatkan peran aktif bakteri asam laktat . Yogurt merupakan  salah satu produk susu terkoagulasi (mengental), diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus delbrueckii var. bulgaricus dan Streptococcus salivarus var. thermophillus, dimana mikroorganisme ini dalam produk akhir harus hidup aktif dan berlimpah.

Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur  yang dikontrol dan  kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan protein susu menjadi kental. Keasaman meningkat juga menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial. Pada kebanyakan negara, produk mungkin disebut yoghurt hanya jika bakteri hidup ada di produk akhir.  Produk yang telah dipasteurisasi, yang tidak punya bakteri hidup, disebut susu fermentasi (minuman). Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana ia dibuat. Karena struktur laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadap susu. Yoghurt kaya dengan vitamin B. Yogurt tidak mengandung vitamin C dan zat besi dalam jumlah yang cukup untuk tubuh, tapi yogurt merupakan sumber yang baik untuk mensuplai protein, fosfor, kalsium, magnesium, dan juga kalori. Selama fermentasi, gula susu (laktosa) turun menjadi sekitar 20%-50%. Kandungan protein, lemak dan mineral hamper sama dengan kandungan susu semula. Beberapa vitamin seperti A, B2, B3, biotin dan asam folat justru meningkat. Vitamin dan mineral pun menjadi lebih mudah diserap.

Penutup

Mengingat kadar kolesterol yang tinggi ( melebihi batas normal ) sangat berpotensi untuk timbulnya berbagai penyakit dalam tubuh kita, tidak ada salahnya kita meminta bantuan makhluk kecil ciptaan Allah SWT  yang kita kenal sebagai Bakteri Asam Laktat ( BAL ) untuk menurunkan kolesterol yang ada dalam darah kita.

Sungguh tidak ada kesia-siaan dari makhluk yang diciptakan oleh sang Maha Pencipta. Selamat mencoba !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun