Mohon tunggu...
Amir Mahmud Hatami
Amir Mahmud Hatami Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Berpikir, Maka Aku Kepikiran

Menemukan sebelah sepatu kaca di jalanan. Siapa tahu, salah satu dari kalian kehilangan!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Undang-Undang Buatan Ayah

20 Desember 2021   23:07 Diperbarui: 21 Desember 2021   00:00 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rigi perlahan menyesap air yang sudah terkontaminasi serbuk Brasilian Coffee. Kerongkongannya yang lama kering semenjak berada di Tanton, kini mulai dibasahi.

"Eummm....lumayan. Sejumput kenikmatan ternyata hadir di secangkir kopi, bukan di kota yang kau diami, Brader!" tutur Rigi merendahkan profesionalisme Virgil sebagai kepala polisi.

"Oh ya, ngomong-nongomong, angin apa yang bisa membawamu sampai ke Tanton, Rigi?" tanya Virgil.

"Berhentilah berkata yang tidak penting, sekarang jawab saja pertanyaanku. Kenapa kau membiarkan kota ini dipenuhi para kriminal?" tukasnya.

"Hah, apa maksudmu?"

"Jangan berpura-pura bodoh, Virgil. Coretan di tembok menjadi bukti ketidak becusan kau memimpin kepolisian Tanton!" dengan nada ketus.

"Apakah yang kau maksud kriminal itu adalah mural, Rigi?" sahut Virgil.

"Apalagi kalau bukan itu, Jadah!"

"Oke, tolong tunjukan padaku peraturan yang menyebut seni lukis di ruang publik dilarang oleh negara?" tanya Virgil.

"Undang-undang Republik Omnipotensia, nomor 666 ayat 999. Tak usah kau menguji kredibilitas ku sebagai pemimpin."

"Undang-undang peninggalan Sirato, ayahmu, berisi tentang larangan mengotori fasilitas umum. Aku pun sepakat tentang itu, akan tetapi, menurutku hanya sebatas limbah, sampah, dan coretan nir-makna, mural tidak termasuk." tandasnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun