Teori-Teori Memori
Berikut teori-teori memori ada 3, yaitu :
Teori Motivated Forgetting
Menurut teori ini, seseorang akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang menyakitkan. Hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyakitkan ini akan cenderung di tekan atau tidak di perbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang di pelopori oleh Sigmund Freund. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa teori ini juga berpendapat bahwa informasi yang sudah disimpan masih selalu ada.
Teori Retrrievak Failure
Teori ini pada hakikatnya sependapat dengan teori interferensi yang menyatakan bahwa informasi yang telah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan tidak adanya petunjuk yang mencukupi dengan demikian, jika syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut pasti dapat di telusuri serta diingat kembali.
Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis
Para peneliti sependapat bahwa setiap penyimpanan akan diiringi berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut dengan 'engram'. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan amnesia (lupa ingatan). Jika yang dilupakan merupakan informasi-informasi yang sudah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang mengalami hal tersebut dikatakan menderita amnesia antegrad. Karena proses lupa dalam kedua kasus ini erat hubunganya dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para pendidik.
Proses-Proses Memori
Proses Enconding
Enconding adalah suatu proses mengubah suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori pada organisme. Proses ini sangat berpengaruh pada lamanya suatu informasi yang disimpan dalam memori.