Mohon tunggu...
Amira Yuniar Rachmawati
Amira Yuniar Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterampilan Hubungan (Relationship Skill) Anak Usia Dini

20 Desember 2021   11:13 Diperbarui: 20 Desember 2021   11:27 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Percaya diri adalah perasaan yang digunakan manusia sebagai bagian integral dari kemampuannya untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Individu membutuhkan kepercayaan diri untuk bahagia dalam hidup (Lumpkin, 2005: 82). Memiliki rasa percaya diri merupakan awal dari rasa harga diri pada kemampuan individu untuk memperoleh pengalaman hidup yang bermakna. Buatlah pencapaian pribadi dalam hidup, sesuai dengan proses realisasi diri, tanamkan rasa percaya diri sesegera mungkin, dan raih kesuksesan.

Terutama pada anak usia dini, kepercayaan diri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di sekitarnya. Rasa percaya diri seharusnya tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak-anak juga membutuhkannya sebagai modal utama dalam perkembangan kedewasaannya untuk mencapai sukses dalam kehidupannya.

Menurut Academic, Social and Emotional Learning Cooperation (CASEL), keterampilan interpersonal adalah kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan individu dan kelompok yang berbeda. Keterampilan hubungan ini merupakan bagian penting dari pembelajaran sosial emosional, terutama pada anak usia dini. Dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan komponen sebelumnya yaitu, Kesadaran Diri, Manajemen Diri dan Kesadaran Sosial.

Komponen casel pada teknik relasional

Ada empat komponen, yaitu:

1. Komunikasi (komunikasi)

Apa itu komunikasi? Komunikasi adalah proses mentransfer informasi dan perasaan antara dua orang atau lebih. Oleh karena itu, jika hanya ada satu orang, namanya bukan komunikasi, karena komunikasi terjadi ketika dua orang atau lebih bersama-sama. Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik. Mereka berpikir secara konkret (benar-benar) dan mempercayai apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Jika orang tua memiliki keterampilan komunikasi, orang tua dapat lebih memahami anaknya, mengetahui apa yang diinginkan dan memberikan pengetahuan.

Komunikasi sangat penting pada anak usia dini dan meliputi:

a. Kemampuan untuk mengembangkan kecerdasan bahasa.

b. Mampu memahami pengetahuan di sekitarnya.

c. Mampu membangun kecerdasan sosial emosional.

d. Mampu menjalin hubungan keluarga dan menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri anak.

e. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak untuk membedakan yang benar dan yang salah.

Ada juga beberapa bentuk komunikasi berdasarkan parental care, yaitu:

Yang pertama adalah bentuk komunikasi otoriter (Forcing the Will)

Oleh karena itu, ciri dari komunikasi otoriter seperti ini adalah lebih banyak berbicara dan lebih banyak mendengarkan, selalu menyalahkan anak, tidak memahami masalah yang dialami anak, dan tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara hanya untuk menyampaikan pendapat.

Yang kedua adalah bentuk pertukaran demokrasi (saling menghormati)

Ciri lain dari jenis komunikasi ini adalah memperlakukan anak sebagai teman, memuji anak atas keberhasilannya, menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak, dan mengungkapkan penghargaan atas apa yang dilakukan anak.

2. Partisipasi sosial

Manusia adalah makhluk sosial, pada dasarnya manusia tidak hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain, interaksi dengan manusia akan membuat orang lain ingin berinteraksi dengannya.

Interaksi juga bisa dilakukan oleh bayi dan balita, tidak hanya kita orang dewasa yang bisa berinteraksi dengan orang lain, bayi juga bisa. Syamsu (2014, hlm. 122) mengemukakan bahwa pembangunan sosial juga dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang menyesuaikan dengan norma atau aturan kelompok, etika atau adat istiadat, melebur menjadi satu kesatuan dan dikomunikasikan serta dikerjakan bersama.

3. Bangun hubungan

Anak usia dini atau masa kanak-kanak merupakan masa yang memerlukan perhatian ekstra karena merupakan masa yang cepat dan mudah diamati dan diukur. Anak usia dini sering disebut The Golden Age, karena itu keistimewaan anak tidak bisa diulang untuk kedua kalinya.

Dalam hal ini, zaman keemasan juga merupakan zaman keemasan intervensi untuk mendorong pembangunan dalam perkembangan kehidupan anak. Jika Anda hanya membebaskan diri dari pengawasan orang tua atau pendidik Anda selama ini, biasanya akan membahayakan tumbuh kembang anak Anda selanjutnya.

4. Kerja tim

Kerja tim atau kerjasama merupakan salah satu aspek pembangunan sosial (Hurlock, 1998: 62). Menurut Nazayanti dkk (2014:2) kerjasama adalah suatu proses melakukan sesuatu secara bersama-sama, baik belajar maupun bermain, dan memecahkan masalah secara bersama-sama dengan tujuan yang sama.

Dalam kerjasama, seseorang dilatih untuk menekan kepribadian individu dan mengutamakan kepentingan kolektif. Di taman kanak-kanak, anak-anak dapat mulai membentuk kelompok sebaya. Melalui kelompok yang tersebar, anak akan berkembang, mampu menghargai teman, dan mampu bekerja sama dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, kerjasama tim sangat penting untuk tumbuh kembang anak.

Cara mengembangkan keterampilan interpersonal pada anak usia dini

Kemampuan untuk mengembangkan keterampilan hubungan harus dikembangkan karena anak masih sangat kecil, karena membangun hubungan dengan orang lain sangat penting, dan manusia juga makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Ada beberapa cara untuk mengembangkan keterampilan interpersonal anak, antara lain:

1. bermain peran

yaitu anak bisa dibiasakan dengan cara bermain sesuai dengan kesukaan anak, misalnya anak suka bermain masak-masakan lalu anak disitulah diarahkan untuk bermain peran dengan cara anak berperan sebagai koki dan orang tua berperan sebagai pembeli dan penikmat makanan yang akan disediakan oleh anak. disini keterampilan anak dalam membangun relationship skill akan terjadi.

2. Metode Proyek

yaitu anak akan dihadapkan dengan suatu persoalan dan anak akan mendapatkan suatu pengalaman belajar dari hal tersebut. disini anak akan berproses sosialisasi anak teman satu dengan yang lainnya.

hanya itu saja yang bisa saya sampaikan mengenai keterampilan hubungan bagi anak usia dini. semoga ilmu ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun