Mohon tunggu...
Amira Yuniar Rachmawati
Amira Yuniar Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identitas Gender pada Anak Usia Dini

3 Oktober 2021   16:53 Diperbarui: 3 Oktober 2021   17:28 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika anak dalam masa pengenalan gender dan perannya, tugas utama orang tua adalah memperkenalkan hal-hal yang mendukung pembentukan identitas gender sesuai dengan jenis kelamin anak, seperti nama, mainan, pakaian, gaya rambut, warna, dll. 

Orang tua ingin menunjukkan identitas anak sesuai jenis kelamin anak, seperti memberikan baju dan perlengkapan anak perempuan berwarna pink, dan anak laki-laki biasanya bermain game seperti robot dan senjata. 

Melalui upaya ini, mereka telah membentuk peran perempuan yang berbeda dengan laki-laki, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara sosiologis dan psikologis. Jadi selain pengenalan objek, juga sangat penting untuk mengenalkan peran dan perilaku sesuai gender.

Menurut Maccoby dan Jacklin, tiga teori dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara perlakuan orang tua terhadap anak laki-laki dan perempuan :

1. Teori Imitasi

Untuk identifikasi awal anak dan anggota keluarga sesama jenis akan meniru perilaku sesama jenis dengan meniru perilaku orang dewasa. Anak-anak akan mengidentifikasi dengan orang tua mereka yang berjenis kelamin sama.

Teori ini juga didukung oleh teori gender. Analisis psikologis yang dikemukakan oleh Freud percaya bahwa anak-anak prasekolah akan memiliki ketertarikan seksual kepada orang tua lawan jenis. 

Pada usia 5-6, anak-anak menghentikan atraksi ini karena, kecemasan timbul dalam dirinya, maka anak akan mengidentifikasikan dirinya dengan dirinya dan secara tidak sadar menerima sifat-sifat orang tuanya ini.

2. Self Socialization

Dalam teori ini, anak akan mencoba mengembangkan konsepnya sendiri (laki-laki atau perempuan) dan memahami apa yang harus dilakukan untuk jenis kelamin yang relevan.

3. Teori Reinfocement

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun