Jalan Mana yang Harus Kulalui
Oleh aminuddin
Jalan setapak luar biasa indah
             Â
DARI dulu jalan ini tetap tak berubahÂ
pinggiran dari kayu kanan kiri memanjang ke bawah
bertemu sungai yang airnya terkadang pasang dan surutÂ
Di tengahnya terbentang tanah liat padat dari ujung ke ujung
dilewati puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan kaki sepanjang pagi, siang dan malam hari.Â
Dari balik jendela rumah sepasang mata menatap sendu air hujan yang turun dari atap seng
membasahi bunga dan jalan yang sedari tadi basah disiram air hujanÂ
Jalanan sepi, ini biasa
yang tak biasa terdengar suara seruling bambu mengiringi syair alunan lagi tempo dulu Â
Amboi senangnya
meski sesekali diperdengarkan suara petir dan guruh bersahut-sahutan
Hujan baru reda setelah kucoba turun dari tangga rumah
lihat ke kanan sepi
tengok ke kiri sunyiÂ
sementara aku sendiri harus segera pergi sore hari ini
ada sesuatu yang harus kukerjakan di kantor tempatku kerjaÂ
Waktu terus berjalanÂ
Aku masih gundah untuk memutuskan
Jalan mana yang harus kulalui
Sebelah kiri
atau sebelah kananÂ
raguku tiada terperiÂ
Kuk kuku ru yuuuk ..Â
ayam jagokku berkokok
sebanyak tiga kali
membawaku pergi mengambil kaos kaki dan sepatu yang baru kemarin aku beliÂ
Kuk kuku ru yuuuk...Â
Ayam jagokku kembali berkokok
bukan tiga kaliÂ
cuma sekaliÂ
Setelah itu aku pun pergi...Â
Kenten, 12 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H