Mohon tunggu...
Aminuddin
Aminuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis purna
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama : Aminuddin TTL : Plaju, 30 Desembe 1961 Pendidikan : S1 UIN Raden Fatah Palembang GO-PAY: +6289506920230

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jalan Mana yang Harus Kulalui

12 Februari 2022   00:14 Diperbarui: 12 Februari 2022   00:20 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan Mana yang Harus Kulalui

Oleh aminuddin

Jalan setapak luar biasa indah

                          

DARI dulu jalan ini tetap tak berubah 

pinggiran dari kayu kanan kiri memanjang ke bawah

bertemu sungai yang airnya terkadang pasang dan surut 

Di tengahnya terbentang tanah liat padat dari ujung ke ujung

dilewati puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan kaki sepanjang pagi, siang dan malam hari. 

Dari balik jendela rumah sepasang mata menatap sendu air hujan yang turun dari atap seng

membasahi bunga dan jalan yang sedari tadi basah disiram air hujan 

Jalanan sepi, ini biasa

yang tak biasa terdengar suara seruling bambu mengiringi syair alunan lagi tempo dulu  

Amboi senangnya

meski sesekali diperdengarkan suara petir dan guruh bersahut-sahutan

Hujan baru reda setelah kucoba turun dari tangga rumah

lihat ke kanan sepi

tengok ke kiri sunyi 

sementara aku sendiri harus segera pergi sore hari ini

ada sesuatu yang harus kukerjakan di kantor tempatku kerja 

Waktu terus berjalan 

Aku masih gundah untuk memutuskan

Jalan mana yang harus kulalui

Sebelah kiri

atau sebelah kanan 

raguku tiada terperi 

Kuk kuku ru yuuuk .. 

ayam jagokku berkokok

sebanyak tiga kali

membawaku pergi mengambil kaos kaki dan sepatu yang baru kemarin aku beli 

Kuk kuku ru yuuuk... 

Ayam jagokku kembali berkokok

bukan tiga kali 

cuma sekali 

Setelah itu aku pun pergi... 

Kenten, 12 Februari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun