Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Hanua Sinjai dan Cermin Kelokalan Sejarah

20 Juli 2022   13:30 Diperbarui: 31 Juli 2022   00:01 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanua Sinjai, tulisan Drs. Muhannis (Dok. pribadi)

Hanua Sinjai, tulisan Drs. Muhannis (Dok. pribadi)
Hanua Sinjai, tulisan Drs. Muhannis (Dok. pribadi)

Ratusan halaman tersebut bersumber dari catatan puluhan tahun yang dihimpun dengan kecintaan, kesabaran, kejujuran dan terkadang diselingi titik air mata. 

Hamparan catatan dan dokumentasi yang merekam kejadian penting, pertautan silsilah yang rumit dan tersampaikan kepada generasi hari ini melalui jalan yang juga berliku.

Tentang HANUA SINJAI sendiri, terus terang saya sendiri pun baru membaca sampai bab awal yang menjelaskan tentang toponimi Sinjai. 

Tapi bahkan ketika baru sampai pada bab ini pun, kekaguman muncul mengikuti baris demi baris penjelasan tentang asal-usul nama tersebut. 

Bukan seperti penjelasan yang umum kita jumpai yang lebih banyak menggunakan pembuka "konon", asal-usul nama SINJAI diuraikan bersandar pada naskah-naskah kuno maupun dokumentasi kolonial sehingga kita mendapat penjelasan komprehensif yang rasanya sulit untuk dibantah.

Sebenarnya bagian yang menyita pemikiran adalah di Kata Pengantar.

Alih-alih hanya berisi ungkapan terima kasih kepada para pihak yang membantu dan mendukung penerbitan buku tersebut, bagian ini juga merekam suka-duka, pahit-getir dan ragam pernik yang mengiringi perjalanan mengumpulkan informasi, menguji validitas sumber sejarah dan menyusun rangkaian yang runut dari ragam sumber yang ada.

Di tahap ini lah pergulatan intelektualitas berbenturan dan terkadang berkelindan dengan nafsu kekuasaan dan sentimen primordial.

Membaca dalam pelayaran dengan kapal Pelni (Dok. pribadi)
Membaca dalam pelayaran dengan kapal Pelni (Dok. pribadi)

Mengambil analogi tentang praktik konservasi bangunan tua warisan sejarah, Edward Hobson (2004) dalam Conservation and Planning, Changing Values and Practices menyebutkan bahwa konservasi hanya satu cara dalam berurusan dengan struktur bersejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun