Tapi jangan lupa bahwa petani dari pedalaman yang menunaikan ibadah haji nyatanya bisa tepat waktu mengikuti jadwal penerbangan yang terkenal tanpa ampun terhadap keterlambatan calon penumpangnya. Istilah tenggat waktu juga di sebagian kalangan sebenarnya juga bukan sesuatu yang terlalu asing. Tanyakan hal itu kepada mahasiswa teknik yang sedang merampungkan laporan tugas individunya atau wartawan yang ditugaskan meliput sesuatu event!
Pada sisi lain seorang pejabat publik dipandang berwibawa dan berkuasa kalau orang banyak menunggu lama kemunculan sang pejabat dalam suatu acara yang undangannya ditandatangani oleh si pejabat sendiri. Nah, kalau menunggu disamakan dengan posisi seseorang yang butuh sesuatu, siapa sebenarnya yang memerlukan ketepatan waktu dalam kasus si pejabat tadi? Pengundang atau yang terundang? Biarlah hal ini menjadi bahasan pakar komunikasi politik, komunikasi publik dan banyak spesialis komunikasi lainnya.
Jadi jam karet sebenarnya masalah individu, masalah sosial atau masalah kebudayaan? Dan kalau ingin mengubah kebiasaan jam karet, apakah lingkungan yang mendukung dan menerima kebiasaan baru itu juga bisa diubah?
Masalah manusia memang banyak, karena manusia sendiris makhluk yang kompleks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H