Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jam Karet, Ini Penjelasan Kulturalnya

11 Maret 2020   20:34 Diperbarui: 11 Maret 2020   20:39 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi jangan lupa bahwa petani dari pedalaman yang menunaikan ibadah haji nyatanya bisa tepat waktu mengikuti jadwal penerbangan yang terkenal tanpa ampun terhadap keterlambatan calon penumpangnya. Istilah tenggat waktu juga di sebagian kalangan sebenarnya juga bukan sesuatu yang terlalu asing. Tanyakan hal itu kepada mahasiswa teknik yang sedang merampungkan laporan tugas individunya atau wartawan yang ditugaskan meliput sesuatu event!

Pada sisi lain seorang pejabat publik dipandang berwibawa dan berkuasa kalau orang banyak menunggu lama kemunculan sang pejabat dalam suatu acara yang undangannya ditandatangani oleh si pejabat sendiri. Nah, kalau menunggu disamakan dengan posisi seseorang yang butuh sesuatu, siapa sebenarnya yang memerlukan ketepatan waktu dalam kasus si pejabat tadi? Pengundang atau yang terundang? Biarlah hal ini menjadi bahasan pakar komunikasi politik, komunikasi publik dan banyak spesialis komunikasi lainnya.

Jadi jam karet sebenarnya masalah individu, masalah sosial atau masalah kebudayaan? Dan kalau ingin mengubah kebiasaan jam karet, apakah lingkungan yang mendukung dan menerima kebiasaan baru itu juga bisa diubah?

Masalah manusia memang banyak, karena manusia sendiris makhluk yang kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun