Mohon tunggu...
Aminnatul Widyana
Aminnatul Widyana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang suka cari ilmu

Dina/Aminnatul Widyana/mom's of 2 childs/blogger/SM3T/teacher/tim penggerak PKK/Visit www.amiwidya.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Diferensiasi Kegiatan untuk Mewujudkan Merdeka Belajar

29 Maret 2023   08:14 Diperbarui: 29 Maret 2023   08:17 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa-siswi UPT SDN 1 Gresik sangat menyukai kegiatan belajar di luar kelas. Berdasarkan analisis diagnostik, sebagian besar anak menginginkan adanya kegiatan outbound, atau bentuk pembelajaran lainnya di luar sekolah. Sedangkan untuk kondisi kecepatan belajar, juga bervariasi. Dari tingkat kelas 1 dan 2, ada sekitar 5 sampai 8 anak yang belum bisa membaca. Sedangkan di kelas tinggi, ada siswa tertentu yang sanggup mengikuti pembelajaran dengan cepat dan tuntas di semua materi. Namun ada juga yang sangat lambat, bahkan tidak bisa mengikuti materi seperti yang sudah dipelajari oleh teman-teman lainnya.

dokpri
dokpri

Dalam hubungannya dengan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa mempelajari pengetahuan saja tidak cukup, pelajar perlu menggunakan pengetahuan dalam kehidupan nyata, di mana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perancangan kurikulum tidak cukup hanya mengandalkan proses belajar-mengajar dalam program intrakurikuler.

Standar capaian dalam setiap mata pelajaran penting untuk dirancang. Namun jika fokus pada penguasaan materi pelajaran yang merupakan tujuan jangka pendek saja, tentu tidak cukup. Kemampuan-kemampuan yang merupakan tujuan jangka panjang perlu dibangun melalui diferensiasi kegiatan. Baik melalui mata pelajaran (program intrakurikuler), kegiatan pendukung kurikulum (kokurikuler), maupun kegiatan ekstrakurikuler.

dokpri
dokpri

Best Practice: Kegiatan Intrakurikuler dengan Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi

Salah satu metode untuk mewujudkan merdeka belajar adalah metode pembelajaran berdiferensiasi. Yaitu suatu pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan siswa. Seperti yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang berhamba pada peserta didik, manusia dipandang sebagai makhluk yang memiliki kebebasan.

Pembelajaran berdiferensiasi fokus pada kepedulian terhadap siswa, kekuatan, dan kebutuhan siswa. Jadi, memungkinkan guru melihat pembelajaran dari berbagai perspektif. Guru bisa memperhatikan siswa, memenuhi kebutuhannya, melihat kesiapan belajarnya, merespons belajarnya berdasarkan perbedaan yang ada, serta melihat minat belajarnya. Ketika guru telah mempelajari keberagaman siswanya, merefleksikan kekurangan diri siswa, dan menjadikannya sebagai dasar perubahan secara terus-menerus, maka pembelajaran yang professional, efisien, dan efektif akan terwujud.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan bentuk pembelajaran yang aktif melibatkan siswa selama prosesnya. Pembelajarannya dirancang dengan memadukan kesiapan, minat, dan bakat belajar siswa.

Ada empat komponen pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kesiapan, minat, atau profil pembelajaran peserta didik. Di antaranya ada konten/isi, proses, produk, dan lingkungan belajar. Simak beberapa paragraf di bawah ini untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.

dokpri
dokpri

1. Konten/isi

Di dalamnya mencakup penggunaan bahan bacaan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jadi, guru bisa menyediakan teks bacaan lebih dari satu sumber. Selanjutnya, guru juga bisa menyajikan ide melalui sarana pendengaran dan visual, dalam hal ini menggunakan media pembelajaran berupa video yang sesuai dengan materi. Guru juga bisa memvariasikan model pembelajaran dengan memberikan konten yang berbeda antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Lantas, setiap kelompok bisa saling bertukar pikiran untuk mendiskusikan materi yang telah mereka pelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun