Kerangka teoritis Bourdieu dicirikan oleh penekanannya pada keterkaitan struktur sosial, agensi individu, dan praktik budaya. Ia berpendapat bahwa realitas sosial tidak hanya ditentukan oleh kekuatan eksternal namun juga dibentuk oleh kebiasaan individu, serangkaian disposisi dan praktik yang mendarah daging yang memandu tindakan dan persepsi mereka.
Konsep Kunci dalam Teori Bourdieu:
Habitus: Suatu sistem disposisi dan praktik yang mendarah daging yang membentuk pemikiran, persepsi, dan tindakan individu. Habitus diperoleh melalui sosialisasi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelas sosial, gender, dan pendidikan.
Modal Sosial: Jaringan hubungan dan koneksi sosial yang dimiliki seseorang. Modal sosial dapat memberikan akses terhadap sumber daya dan peluang, serta dapat mempengaruhi posisi dan lintasan sosial seseorang.
Modal Budaya: Akumulasi pengetahuan, keterampilan, dan aset budaya yang dihargai oleh masyarakat tertentu. Modal budaya dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan sosial dan mempertahankan posisi sosial seseorang.
Bidang Sosial: Ruang hubungan sosial yang terstruktur di mana individu dan kelompok bersaing untuk mendapatkan kekuasaan, status, dan sumber daya. Bidang sosial dibentuk oleh perjuangan simbolik dan dinamika kekuasaan.
Kekuatan Simbolik: Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain melalui simbol, bahasa, dan representasi budaya. Kekuasaan simbolik dapat digunakan untuk menjaga ketertiban sosial dan melegitimasi posisi seseorang dalam masyarakat.
Penerapan Teori Bourdieu:
Kerangka teori Bourdieu telah diterapkan pada berbagai fenomena sosial, antara lain:
Pendidikan: Menjelaskan kesenjangan pendidikan dan peran modal budaya dalam mereproduksi stratifikasi sosial.
Seni dan Budaya: Menganalisis produksi, konsumsi, dan distribusi barang budaya serta peran modal budaya dalam membentuk selera dan preferensi budaya.