A.Pengertian Konflik Dan Pendidikan Islam
Konflik adalah sebuah kejadian atau peristiwa yang sudah menjadi hal yang wajar yang ada dalam sebuah organisasi termasuk dalam lembaga pendidikan islam, yang terjadi sebagai akibat karena adanya sebuah masalah-masalah yang timbul dari hubungan pribadi, komunikasi, dan juga mengenai struktur organisasi.
Konflik berasal dari kata confligere, conflictum (saling berbenturan) yaitu semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, ketidakserasian, pertentangan, perkelahian, oposisi dan interaksi-interaksi antagonis yang bertentangan. Menurut Kartono, pengertian konflik secara bahasa merupakan suatu ketidaksesuaian, tabrakan atau benturan, pertentangan, perbedaan, dan hubungan yang bersifat antagonis. Sedangkan menurut Miles konflik secara istilah adalah suatu situasi atau kondisi yang dimana beberapa kelompok atau lebih saling berbenturan dan tidak mampu dalam mengapai tujuan-tujuan mereka secara bersama-sama.Â
Dapat disimpulkan konflik adalah suatu bentuk interaksi antara individual maupun kelompok dimana terdapat adanya sifat yang bertentangan atau berlawanan dalam mencapai suatu tujuan yang muncul akibat adanya perbedaan pandangan, emosi dan sebuah nilai. Dari penjelasan diatas, dapat di garis bawahi bahwa dalam konflik terdapat 2 gejala umum yang bersifat esensial, yaitu adanya pandangan yang tidak sama satu sama lain, dan adanya ketidakÂ
Agar lebih rinci mengenai penjelasan penyebab dan gelaja munculnya konflik, di bawah ini akan menjelaskan apa saja penyebab dan gelaja munculnya konflik tersebut diantaranya:
1.Terdapat perbedaan pendapat, dan masing-masing merasa bahwa pendapatnya yang paling benar.
2.Terdapat salah paham, misal seseorang melakukan tindakan yang baik namun beberapa pihak menganggap tindakannya merugikan pihak lain. Kesalahpahaman ini akhirnya menimbulkan rasa kebencian sehingga adanya rasa kurang nyaman dan kurangnya rasa simpati.Â
3.Merasa pihaknya atau pihak lain dirugikan atau masing-masing pihak merasa dirugikan. Perasan ini mengakibatkan kerugian yang mengarah kepada sosial, moral maupun materi.
4.Adanya sifat yang terlalu sensitif, misal terdapat tindakan seseorang yang wajar-wajar saja dilakukan namun karena pihak lain memiliki sifat yang sensitif maka hal itu dianggap merugikan dan dapat menimbulkan konflik, meskipun secara etika, tindakan tersebut tidak temasuk kepada perbuatan yang salah.
Konflik sendiri muncul dan terjadi melalui proses atau tahap tertentu. Pada umumnya konflik terjadi mejadi 5 tahap yaitu;
1.Tahap potensial, di mana suatu perbedaan muncul di antara individu dan lingkungan yang dapat menyebabkan konflik.Â