Mohon tunggu...
amie retna wulan dewi
amie retna wulan dewi Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Saya seorang wiraswasta yang semula menjadi karyawan swasta. Hobi saya menulis, membaca, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Anak Pindahan Ketika SMA, Tak Seindah Kisah "Milea"

1 September 2018   07:08 Diperbarui: 4 September 2018   11:53 3136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
makassar.tribunnews.com

Bagi anda yang semasa sekolah SMA tidak pernah menjadi "anak pindahan", alias pindah sekolah ke SMA yang berbeda (apalagi kota yang berbeda pula), mungkin membayangkan akan mengalami masa-masa SMA yang sangat indah dan berkesan, seperti tokoh "Milea" dalam film "Dilan 1990". 

Film yang sukses besar di pasaran pada awal tahun 2018 yang menceritakan kehidupan anak SMA di kota Bandung, yang tokoh utamanya bernama Dilan yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan dan tokoh Milea yang diperankan oleh Vanesha Prescilla ini memang sukses mencuri hati masyarakat Indonesia terutama anak muda. 

Di dalam cerita film tersebut, salah satunya menceritakan tentang tokoh anak perempuan SMA bernama Milea yang berasal dari kota Jakarta dan pindah ke kota Bandung, yang berarti ia pun pindah sekolah juga.

Sebenarnya cerita soal anak perempuan SMA yang menjadi "anak pindahan" di SMA berbeda dan kota yang berbeda dalam film, sebelumnya telah terdapat dalam film Indonesia, terutama film-film zaman dulu. 

Jadi film "Dilan" dan tokoh "Milea" bukanlah yang pertama kali. Namun karena film Dilan lah yang paling terbaru sekaligus meraih sukses besar, maka saya membandingkannya dengan tokoh "Milea".

Di dalam film tersebut tampak begitu indah dan mudahnya menjadi "anak pindahan" di SMA dan kota yang berbeda. Namun asal tahu saja, Realitanya tidak seperti itu. Terutama bagi anak perempuan bertampang pas-pasan dan bukan dari keluarga mapan seperti saya. Nasib saya 180 derajat berbeda dengan Milea.

Semuanya begitu sulit untuk saya, saya harus "dipaksa" beradaptasi dengan kondisi dan suasana yang semuanya jauh berbeda, baik di kota baru, maupun di sekolah yang baru, termasuk adaptasi dengan orang-orangnya, terutama teman sekolah dan guru. 

Apalagi dengan teman-teman. Saya yang sebelumnya tinggal bertahun-tahun di kota yang lama dan memiliki beberapa sahabat dekat, harus kehilangan mereka semua. Begitu pun dengan teman-teman SMA yang sebagian besar saya kenal karena satu sekolah SMP yang sama, harus juga saya tinggalkan. Dan saya harus memulai semuanya dari NOL. Bahkan waktu itu saya merasa seperti "Alien" yang terlempar ke "Planet" lain!

Saya pindah bersama keluarga saya saat saya kenaikan kelas 2 SMA pada pertengahan tahun 1998. Alasannya karena ayah saya telah terlebih dulu pindah kerja ke kota tersebut. Jadi ketika saya kenaikan kelas yang waktunya hampir bersamaan dengan habisnya kontrakan rumah kami, maka kami memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke kota tempat ayah bekerja, sekaligus saya pindah sekolah. 

Ceritanya saya pindah ke SMA unggulan sekaligus favorit di kota baru tempat tinggal kami. Namun saya pindah ke sekolah tersebut ketika tahun ajaran baru telah dimulai, mungkin hampir 2 minggu. Hal itu dikarenakan kondisi ekonomi kami yang morat-marit. Ayah saya mendadak keluar dari pekerjaannya karena berselisih paham dengan "bos besar" tempatnya bekerja. 

Secara otomatis ia tidak memiliki penghasilan dan mengandalkan simpanan uang sebelumnya. Karena itulah ia pun tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar uang pangkal untuk masuk sekolah baru. Apalagi persediaan uang sebelumnya telah tersedot untuk pindahan kota dan juga membayar kontrakan rumah yang baru. Belum lagi untuk mengganti kacamata saya yang minusnya ternyata bertambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun