Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengapa Mereka yang Berpendapatan Besar Masih Merasa Belum Cukup?

21 Januari 2025   06:04 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koruptor (KOMPAS/DIDIE SW)

Bila disimak, angka pendapatan yang mereka peroleh ratusan juta per bulan tersebut, sebenarnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan (needs) yang layak dari sisi kapasitas mereka tersebut, sudah cukup.

Namun, bila mereka akan memenuhi berbagai keinginannya (wants) yang cenderung menampilkan kemewahan, dan gagah-gagahan tersebut, memang tidak cukup. 

Nah, yang demikian, biasanya mendorong mereka untuk mencari tambahan, walaupun pendapatan mereka sudah besar.

Sebenarnya sah-sah saja, jika kita ingin menambah pendapatan yang sudah besar tersebut, namun dengan jalan normal, misalnya membuka suatu bisnis, atau melakukan berbagai investasi ini dan itu.

Namun, yang menjadi persoalan itu, bila kita ingin menambah pendapatan yang sudah besar tersebut dengan jalan tidak baik atau tidak wajar alias maling.

Memang perbuatan tersebut menguntungkan diri sendiri atau kelompok/golongan, namun merugikan orang lain bahkan merugikan bangsa dan negara. 

Tidak hanya itu, terkadang hal tersebut merugikan pekerja pada pemberi kerja, karena uang selayaknya bisa digunakan untuk pengembangan unit bisnis bagi pemberi kerja yang berdampak pada peningkatan pendapatan pekerja "di makan" untuk hal tersebut, atau uang yang seharusnya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anak negeri ini, "kita makan" atau "kita gunakan" untuk memperkaya diri sendiri dan kelompok/golongan.

Bagaimana Sebaiknya?

Mencermati fenomena ini, sebenarnya, bisa saja kita tidak menyalahgunakan kekuasaan atau wewenang untuk memperkaya diri sendiri dan atau kelompok/golongan, dengan jalan hidup apa adanya. Artinya, menyesuaikan pengeluaran dengan kebutuhan.

Misalnya, jika kita baru mampu membeli mobil dengan merek tertentu, mengapa kita harus memaksakan membeli mobil mewah itu bahkan lebih dari satu. Misalnya, jika kita baru mampu memenuhi kebutuhan dengan layak atau memenuhi kebutuhan pada hirarki atau tingkatan tertentu, mengapa kita harus memaksakan diri untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dengan memburu uang dengan jalan tidak wajar atau tidak baik tersebut.

Masih banyak jalan yang bisa kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sederhananya saja, misalnya kita baru mampu membeli mobil merek tertentu tersebut, sementara kita ingin membeli mobil mewah, mungkin kita harus melakukan kegiatan bisnis atau investasi dari pendapatan yang kita peroleh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun