Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kini Kesejehateraan Semu Itu Semakin Nyata?

30 Oktober 2024   05:56 Diperbarui: 30 Oktober 2024   12:30 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- KOMPAS/Heryunanto

Indikasi Sejahtera Semu.

Untuk mengetahui apa yang menjadi indikasi bahwa mereka/kita dikategorikan sudah sejahtera tetapi semu (sejahtera semu). Setidaknya ada beberapa "sinyal" yang bisa disaksikan dalam hidup dan kehidupan.

Mereka/kita berjuang dan bertahan hidup demi meloloskan pembayaran cicilan. Setiap akhir bulan atau menjelang jatuh tempo pembayaran cicilan, mereka/kita mulai "gusar", jika gaji yang akan diterima tidak cukup untuk membayar cicilan, karena mereka/kita juga ada potongan ini dan itu dan atau ada pula kas bon pada bendahara.

Sehingga, tidak jarang bila mendekati tanggal jatuh tempo, bendahara terkadang memanggil mereka/kita, untuk meminta menyediakan uang tambahan untuk mencukupi pembayaran cicilan.

Kemudian, untuk menyimpan barang atau aset yang peroleh melalui kredit tersebut, terkadang terkendala dengan tempat. Misalnya mobil kredit, mereka/kita memberanikan diri untuk membeli mobil dengan jalan kredit, sementara belum memiliki garasi mobil di rumahnya.

Sehingga, mereka/kita memarkir mobil sembarangan, ada yang memarkir mobil dijalan, ada yang memarkir mobil di depan rumah, ada yang memarkir mobil diperempatan gang, ada yang menyewa tempat tempat menyimpan atau memarkir mobil. Di Palembang, tempat-tempat "kost" pun terkadang berjajar mobil di jalan parkir sembarangan, mereka kebanyakan kuliah menggunakan mobil milik orangtuanya yang dibeli secara kredit.

Kemudian, akhir-akhir ini tidak sedikit anak negeri ini yang menungak membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Berdasarkan data, pada tahun 2021 lalu saja tercatat sekitar 103 juta kendaraan, sekitar 40 juta yang belum mebayar PKB, atau sekitar 39 persen menunggak PKB (Kompas.com, 08 Juni 2022)

Kesulitan memelihara barang yang diperoleh secara kredit. Misalnya, mobil jarang di service atau diganti oli, karena mempertimbangkan cuan, cuan yang dimiliki terkadang pas-pas-an untuk membayar cicilan. Sehingga kendaraan cepat rusak, timbul biaya tinggi.

Adanya penarikan, penyitaan dan lain-lain atas barang yang dbeli secara kredit, karena menunggak membayar cicilan. Misalnya mobil atau motor kredit, bila menunggak membayar cicilan lebih dari waktu yang telah ditetapkan, pihak leasing akan menarik atau mengambil kendaraan tersebut.

Ada juga kasus, leasing membawa kredit macet bermasalah kepada pihak yang berwajib atau ke rana hukum. Seperti kasus yang menimpa oknum pegawai BUMN di salah satu kota di negeri ini, pernah diberitakan menunggak cicilan mobil beberapa bulan, sehingga ia dilaporkan ke pihak yang berwajib. (lihat tiktok.com)

Ekses Sejahtera Semu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun