Sehubungan dengan itu, tidak heran jika tidak sedikit, ada kepala daerah yang tersandung "korupsi" dan atau melakukan tindakan tidak wajar, alias mengangkangi "demokrasi", mengangkangi etika, dan mengabaikan menjalankan manajemen daerah yang baik.
Memang Ada Hanya Kecil!
Bila disimak, media massa yang mengangkat dan memberitakan bahwa memang ada sebagian kecil kepala daerah yang berkorban mengeluarkan uang/rupiah sendiri, berkorban untuk tidak populis, untuk menjalankan manajemen daerah yang baik.
Membangun tanpa memperbesar utang, membangun dengan urun rembuk dengan masyarakat (pengusaha), membangun sesuai dengan kebutuhan konsumen atau masyarakat dan seterusnya.
Namun, kita jangan berharap banyak dengan kepala daerah yang ideal tersebut, kalau pun kita mau mengidam-idamkan-nya, paling tidak kita jangan salah memilih.
Namun, bila cakada yang disajikan atau yang ada semua tidak dapat memenuhi kehendak konsumen atau kehendak kita tersebut, paling tidak kita "runut" siapa yang paling mendekati.
Tentu sembari berdoa, karena kita belum bisa merubah "sistem" yang ada. Sepanjang "sistem" yang berjalan masih seperti ini, maka kita sulit untuk mendapatkan cakada yang ideal.
Cakada Ideal Sulit!
Idealnya cakada yang akan kita "usung" tersebut adalah cakada yang menurut konsumen atau masyarakat adalah orang yang mempunyai kelebihan, memenuhi syarat kepemimpinan yang baik, orang yang beragama dengan baik, orang kita anggap dapat mensolusi persoalan kita atau daerah dan seterusnya.
Setelah kita mendapat sosok yang kita cari tersebut, baru kita berbondong-bondong untuk mendukung dan atau mencalonkan-nya, begitu juga partai.
Tapi sepertinya sulit, apalagi jika akan memperoleh "kekuatan" cakada harus dicalonkan melalui partai, calon per-seorang-an terkadang tidak mempunyai "kekuatan".