Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mencermati Survei BI: Uang Masyarakat Miskin Habis untuk Cicilan

11 September 2024   19:04 Diperbarui: 11 September 2024   19:06 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Oleh Amidi



Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa  masyarakat kelompok pengeluaran Rp. 1 juta sampai Rp. 3 juta per bulan  menurun pada Agustus 2024, namun pembayaran cicilan untuk  kelompok ini justru naik. (cnbcIndonesia.com,  9 September 2024).


Rasio pengeluaran untuk cicilan masyarakat kelas (ekonomi) menengah dan bawah ini secara umum terus mengalami kenaikan. Dengan kata lain, sebagian besar dari pendapatan atau penghasilan mereka "terkuras" untuk membayar cicilan.

 

Tiada Hari Tanpa Cicilan.

Bila di simak, di kalangan kelas menengah dan bawah tersebut,      sebagian besar mempunyai cicilan, dengan kata lain, sebagian besar dari mereka membeli dengan cara kredit. Pembelian secara kredit tersebut dilakukan mereka, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sekunder-nya saja, seperti membeli kendaraan, rumah, barang elektronik dan lainnya, tetapi untuk memenuhi kebutuhan primer atau untuk membeli barang sandang, seperti pakaian pun terkadang mereka membeli-nya dengan cara kredit. Misalnya, ada pedagang keliling yang menawarkan pakaian kepada emak-emak, yang bisa dibeli dengan  kredit.

Lebih miris lagi, bahwa kepala keluarga kelas menengah dan bawah tersebut, memiliki lebih dari dua cicilan, ada yang harus mencicil untuk tiga pembelian barang, ada yang harus mencicil untuk empat pembelian barang dan seterusnya. Bagi pegawai/karyawan, terkadang, pada saat akan gajian atau akan menerima gaji,  mereka hanya menerima sebagian kecil dari gaji-nya bahkan ada yang hanya tinggal menanda tangani slip gaji saja, karena jumlah gaji yang harus diterima-nya habis untuk membayar cicilan. Dalam hal ini, terkadang tidak sedikit mereka yang harus "nombok" karena  gaji-nya yang akan diterima-nya tidak mencukupi untuk membayar cicilan.

Fenomena ini sudah melanda kebanyakan anak negeri ini dan bukan terjadi baru-baru ini saja, sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan; "tiada hari tanpa cicilan". Mereka, terkadang sudah tidak memikirkan atau tidak menghiraukan lagi kalau mereka sebentar lagi akan menerima gaji atau dikalangan mereka ini, sudah tidak kenal lagi tanggal muda dan tanggal tua (sama saja). Tanggal muda, suatu istilah tanggal pada saat mereka akan menerima gaji (bebebrapa hari dari tanggal mereka menerima gaji) dan tanggal tua, suatu istilah tanggal mendekati akhir bulan (beberapa hari sebelum berakhirnya bulan).

Saya sering mendengar keluhan seorang pekerja, pada saat ada rekan-nya yang lain mempertanyakan kepada diri-nya,  "kita sudah gajian apa belum", karena pada saat ia bertanya tersebut adalah tanggal biasanya mereka menerima gaji (misalnya; tanggal 1 setiap bulan), pekerja yang ditanya oleh rekannya tersebut, menjawab, saya tidak memperdulikan sudah gajian atau belum, karena  gaji saya hanya tersisa sedikit,  habis untuk membayar cicilan.  Lantas, saya bertanya kepada pekerja tersebut, lho, untuk Anda makan-minum bagaimana?. Oh kalau itu, saya peroleh dari bekerja sampingan pada sore hari (baca: ngojek).

Ini lah dinamika yang terjadi, ini lah fenomena yang ada, ini lah kondisi yang ada, sesama pekerja tidak berdaya menyaksikan fenomena tersebut, karena itu "rana" nya pimpinan tempat mereka bekerja, kita, paling-paling bisa memberi pandangan atau nasehat keuangan, itu pun kalau diterima, kabanyakan dari mereka kurang menerima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun