Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Pejuang Ekonomi Almarhum Bang Faisal Basri

6 September 2024   13:59 Diperbarui: 6 September 2024   14:29 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh Amidi

Sebagian besar anak negeri ini berkabung atas pulangnya dan atau dipanggilnya oleh sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, salah seorang pejuang ekonomi negeri ini yakni Almarhum bang  Faisal Basri.


Almarhum mengembuskan nafas terakhirnya  pada  pukul  03.50  WIB, hari Kamis, tanggal 5 September 2024 di RS Mayapada Kuningan, Jakarta. Kabar tersebut dibenarkan  oleh Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad (detik.com, 05 September 2024).

 

Hari Baik dan Momen Penting.

Bila ditilik dari waktu meninggalnya almarhum seorang Faisal Basri, dalam keyakinan agama mayoritas di negeri ini, maka almarhum meninggal pada hari baik yakni hari Kamis malam atau malam Jum'at, suatu hari yang dirindukan oleh semua orang yang beragama mayoritas tersebut (baca: agama Islam).

 

Kemudian kebetulan bersamaan dengan momen penting yakni baru saja calon kepala daerah (cakada) mendaftarkan diri ke KPU dan adanya kedatangan Paus Fransiskus ke negeri ini. Entah karena faktor kebetulan saja, yang jelas momen tersebut sedang berlangsung.

 

Kontribusi Seorang Bang Faisal Basri.

 

Terlepas dari itu semua, yang jelas seorang almarhum Faisal Basri dimata banyak anak ngeri ini dikenal seorang cerdas, kritis  dan bersahaja. Sebelumnya negeri ini juga telah ditinggalkan seorang ekonom Bapak Rizal Ramli, satu per satu pejuang ekonomi berguguran, medahului kita semua.

Diyakini bila beliau masih hidup dapat dipastikan berbagai gagasan dan kontribusi pemikirannya akan mengalir untuk  perbaikan daerah yang akan di pimpin oleh  kepada calon kepala daerah (cakada). Beliau sangat konsen dengan suatu perubahan, perbaikan, dan pengembangan (development). Memang negeri ini butuh perubahan yang mendasar, butuh percepatan dan butuh pimpinan-pimpinan  visoner yang diyakini dapat memperbaiki kondisi yang ada dan dapat mempercepat laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah.

Almarhum Faisal Basri se masa hidupnya sangat inten dan getol memperjuangkan penyimpangan penggunaan dan pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA), seperti masalah tambang/penambangan. Masalah Investasi, masalah utang negara dan lain sebagainya, singkat kata beliau menyoroti permasalahan ekonomi yang dikaitkan dengan politik atau ekonomi politik, karena memang bidang beliau.

Media ramai-ramai memberitakan almarhum sebelum meninggal, sedang menyoroti  3 (tiga) hal yakni masalah utang pemerintah,  bagi-bagi izin tambang dan PPN.  Seperti yang disinyalir tempo.co, bahwa beliau menyoroti utang pemerintah yang terus membengkak, bagi-bagi izin tambang dan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen tahun depan.

Sebenarnya, tidak hanya beliau yang menyoroti tiga hal tersebut, beberapa ekonom lain pun demikian, baik ekonom satu tempat pengabdian dengan beliau (UI), maupun yang berasal dari "gudang ilmu" lainnya. Namun, kebanyakan orang berpendapat bahwa almarhum Faisal Basri dalam menyoroti tiga hal tersebut lebih "gereget", dibandingkan dengan yang lain. Terkadang yang lain hanya datar-datar saja, namun sorotan beliau terkadang membuat pihak yang kena kritik "merana".

Tidak hanya itu, sebelumnya, berbagai permasalahan ekonomi yang timbul dan melanda negeri ini, disoroti beliau dengan kritis, cerdas dan berani. Jika di bidang filsafat negeri ini mempunyai salah seorang bernama Rocky Gerung, sementara di bidang ekonomi negeri ini mempunyai seorang bernama Faisal Basri.

Sebenarnya negeri ini tidak sedikit dan tidak kekuarangan dengan anak negeri yang cerdas.  Maaf, maaf,maaf, sepertinya hanya beberapa bagian saja dari anak negeri yang cerdas tersebut yang mucul kepermukaan dan yang peduli dengan persoalan yang dihadapi negeri ini. Semoga akan ada dan banyak yang bisa menggantikan anak negeri yang peduli yang sudah almarhum/meninggal tersebut, mereka sebagai pengganti tersebut akan menjadi penerus sebagai pejuang amar ma'ruf nahi munkar pada bidang nya masing-masing, bidang ekonomi, hukum dan lainnya.

Hanya Perlu Santun.

           

Seorang yang cerdas, kritis dan berani itu sebenarnya biasa saja, namun terkadang yang justru menjadi "kontoversial" tersebut karena seseorang yang cerdas, kritis dan berani tersebut mereka dalam melakukan kritik terkadang sangat "prontal", "dengan gaya sarkasme", "tidak berfilosofis" dan "bentuk lain" yang kurang disenangi banyak orang, terlebih orang atau pihak yang merasa kena kritik tersebut.

Kritik yang diluncurkan dengan sopan, dengan halus, dengan tidak menghakimi, dengan "gaya mencubit kecil", dengan santun, mungmin akan jauh lebih baik dan lebih di senangi atau di sukai banyak orang, terlebih orang atau pihak yang merasa kena kritik.

Hindari meng-kritik seakan-akan menghakimi, seakan-akan menampar muka, seakan-akan mau menjatuhkan, singkat kata mari kita ramai-ramai mengkritik se- seorang, salah satu pihak, suatu institusi demi memperbaiki dan atau membantu mensolusi permasalahan yang dihadapi se-seorang tersebut, demi membantu mensolusi permasalahan yang dihadapi salah satu pihak, dan demi membantu mensolusi permasalahan yang dihadapi suatu institusi tersebut.

Lakukan dan teruslah memposisikan diri menjadi "pejuang amar ma'ruf nahi munkar" di negeri ini, sesuai dengan keberadaan dan fungsi kita diturunkan ke dunia fana ini.  Namun, jangan sampai menciptakan kondisi "gaduh". Bagi yang meng-kritik harus santun dan bagi yang merasa di kritik hendaklah "menerima dengan lapang dada" dan sembari untuk keluar dari suatu kekuarangan/kesalahan/kemunkaran tersebut.

Penilaian saya, seorang almarhum Faisal Basri, jika meng-kritik, beliau konkret dengan solusi yang ditawarkannya, kritik disertasi data pendukung yang membuat kritik-nya menjadi utuh dan bernilai di mata anak negeri ini. Tinggal mau kah kita menerima kritik dan maukah kita keluar dari apa yang menjadi topik kritik beliau tersebut?

 Akhirnya, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan selamat jalan kepada almarhum Faisal Basri selaku pejuang ekonomi, selamat jalan kepada salah seorang yang peduli dengan negeri ini, selamat jalan kepada salah seorang pendiri INDEF, selamat jalan kepada salah seorang cucu Wakil Presiden RI ke-3 Bapak Adam Malik, selamat jalan kepada salah seorang Dosen Universitas Indonesia (UI), selamat jalan kepada salah seorang penggagas terbentuknya Partai  Amanat Nasional (PAN) dan selamat jalan kepada seorang tokoh bangsa yang kita cintai ini.

Jika Anda yang mempunyai "kapasitas" atau "sekapasitas dengannya" dapat melanjutkan perjuangan-nya, almarhum bang Faisal di sana,  akan bahagia, karena ilmu yang ditularkannya mengalir terus. Namun jika Anda yang mempunyai "kapasitas" atau "sekapasitas dengannya" tidak dapat melanjutkan perjuangnnya,  "tertidur dan terus bermimpi", tidak ada salahnya Anda mohon maaf kepada almarhum bang Faisal dan mohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketahuilah negeri ini membutuhkan pemikiran Anda!

Semoga amal baik di masa hidup mu, bang Faisal,  menjadi suatu kebaikan atau "pahala" yang akan menemani mu di alam sana dan semoga dosa karena goresan kealfaan mu,  di masa hidup mu,  akan diampuni   oleh  Tuhan Yang Maha Esa. Aamiiiiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun