Begitu juga dengan nilai tambah (value added) yang tercipta, dari adanya pengelolaan SDA dalam aktivitas bisnis. Dengan semakin tingginya nilai tambah yang tercipta, maka semakin besar pula tambahan nilai dari suatu SDA yang menjadi input dalam proses produksi yang dilakukan oleh pelaku bisnis.Â
Mengapa Tidak Mendongkrak Pertumbuhan?
Dengan semakin banyaknya unit bisnis yang dilakoni pelaku bisnis tersebut, idealnya akan mendorong peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Namun, kenyataannya tidak demikian, mengapa?
Bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, negeri ini berhasil mencatat pertmbuhan ekonomi pada level yang cukup mengembirakan, pernah mencapai angka di atas 6 persen bahkan lebih.
Pada tahun 2007 lalu, negeri ini pernah mencapai prestasi yang menggembirakan yakni ekonomi nasional tumbuh 6,35 persen bahkan pernah mencapai angka di atas 7 persen. Sementara beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi hanya berkisar pada angka 4,8 sampai 5,3 persen (databoks.katadata.co.id)
Banyak faktor yang menyebabkannya, faktor dominan adalah "nyunsepnya" konsumsi rumah tangga, terlebih konsumsi kelas menengah bawah. Sehingga, walaupun unit bisnis yang dilakoni pelaku bisnis di negeri ini terus bertambah, namun tidak signifikan mendorong "melesatnya" pendapatan.
Jika dibandingkan dengan kondisi perekonomian yang bisa tumbuh di atas angka 7 persen tersebut, konsumsi rumah tangga dan atau konsumsi kelas menengah bawah memang sedang "moncer". Dari angka pertumbuhan tersebut hampir separuhnya disumbang oleh pertumbuhan konsumsi.
Kemudian turunnya daya beli atau konsumsi tersebut, ada hubungannya dengan investasi yang kita lakukan. Investasi memang terus meningkat, namun tidak secara signifikan mendongkrak konsumsi. Investasi lebih berorientasi pada pembangunan infratsruktur jalan, bandara dan infrastruktur yang menelan dana yang tidak kecil. Investasi yang berorientasi padat karya masih minim.
Belum lagi, bila dihubungkan dengan pembangunan infrastruktur yang dananya diperoleh dari utang, maka akan berdampak pada beban pengeluaran pemerintah untuk membayar utang menjadi lebih berat dan akan mempengaruhi akvitas ekonomi itu sendiri.
Jika investasi mengarah pada banyaknya tenaga kerja yang dapat diserap, maka akan mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Belum lagi, adanya kasus pelarian dana ke luar negeri (capital flight). Pelarian dana ke luar negeri akan menggerus konsumsi dalam negeri, konsumsi akan lari ke luar negeri. Dengan demikian, perolehan pendapatan pelaku bisnis oleh pihak luar maupun pihak dalam negeri sendiri tidak banyak memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi.