Bagi  kalangan kelas (ekonomi) menengah ke bawah, mungkin ada pengecualian, kalau pun akan diwajibkan asuransi ini dan itu, mungkin perlu disubsidi terlebih dahulu, seperti subsidi BBM, atau bisa sharing antara pekerja dengan pemberi kerja, seperti program asuransi kesehatan dan atau ketenagakerjaan.
Kemudian, jika memang setelah melalui pertimbangan yang matang, wajib asuransi kendaraan jenis mobil dan motor tersebut sudah merasa diperlukan sekali, maka apakah tidak sebaiknya rakyat kita "tomboki" terlebih dahulu, dengan kata kain kita bayari terlebih dahulu.
Seperti yang pernah kami alami, pimpinan kami menomboki uang pajak karyawan dan dosen, agar pendapatan/penghasilan mereka tidak berkurang karena dipotong pajak penghasilan (PPh). Luar bisa bukan?
Saya yakin, dengan dasar kecintaan kita yang sangat mendalam terhadap negeri ini, Â kita tidak akan berkebertan jika saling bahu membahu mendorong kemajuan negeri ini, dengan menempatkan rakyat tidak hanya sebagai objek tetapi harus diposisikan juga sebagai subjek dalam pembangunan negeri ini dan atau dalam memajukan perekonomian negeri ini, karena kita semua merupakan bagian integral pembangunan dan kemajuan perekonomian negeri ini. Ini penting, agar kita bisa saling memberi kontribusi kepada negeri ini. Semoga!!!!!
      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H