Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Mengapa Unit Bisnis yang Memberikan Diskon Sering Diburu Konsumen?

10 Mei 2024   13:37 Diperbarui: 11 Mei 2024   01:54 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Amidi

Berbagai strategi promosi dilakukan pelaku bisnis, mulai dari mengiklankan produknya secara gencar, sampai pada pemberian diskon terhadap produk yang ditawarkannya.

Diskon ternyata ampuh memburu konsumen, begitu ada informasi akan ada diskon (besar-besaran) pada suatu unit bisnis tersebut, konsumen mulai berbondong-bondong menuju unit bisnis tersebut. Misalnya diskon alat atau perabot rumah tangga yang dilakukan oleh "Infroma dan Ace Hardware", maka konsumen tak ayal lagi, akan berbondong-bondong menyerbu  unit bisnis tersebut.

Mengapa Diburu?

Bila dicermati, pada dasarnya semua kalangan konsumen menyukai produk yang diberi diskon tersebut, tak terkecuali  konsumen yang tergolong "kaya". Namun, tingkat antusiasnya saja yang berbeda, jika di kalangan konsumen kelas menengah ke bawah, begitu ada informasi tentang suatu produk atau suatu unit bisnis memberikan diskon,  mereka "memang" dengan serius memburu produk atau unit bisnis yang memberikan diskon tersbut, dengan kata lain, mereka tidak ingin melewatkan/menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. 

Namun, bagi kalangan konsumen yang tergolong kaya, mereka menyikapi diskon biasa-biasa saja, jika mereka tertarik terhadap suatu produk yang di diskon tersebut, mereka membeli, jika tidak mereka lewatkan saja. Bahkan terkadang mereka acuh tak acuh saja.

Dengan demikian, faktor pendapatan memang mempengaruhi konsumen untuk memburu suatu unit bisnis atau suatu produk yang di diskon tersebut, bagi mereka yang tergolong berpendapatan pas-pas-an atau pendapatan-nya masih rendah, maka suatu unit atau suatu produk yang di diskon memang mereka harapkan sekali.

Mereka, memburu suatu unit bisnis atau suatu produk yang di diskon tersebut, karena mereka mempertimbangkan "uang/cuan" yang mereka miliki, karena mereka masih harus memenuhi kebutuhan lain, sementara mereka terkendala dengan uang atau pendapatan. Sekali lagi, bahwa suatu unit bisnis  atau suatu produk yang di diskon tersebut memang sangat diharapkan oleh kalangan konsumen yang demikian.

Apalagi bila dihubungkan dengan kelas menengah yang saat ini sudah banyak yang "makan tabungan" (lihat Amidi dalam Kompasiana.com, 26 Desember 2023), maka konusmen golongan ini pun akan berbondong-bondong memburu suatu unit bisnis atau suatu produk yang di diskon tersebut.

Diskon Bombasitis!

Kondisi ini, ditopang pula oleh pemberian diskon besar-besar-an bahkan pelaku bisnis terkadang memberikan diskon dengan angka yang "bombasits", berkisar antara 50 sampai 70 persen.

Betapa tidak menggiurkannya, angka atau besaran diskon yang diberikan oleh pekaku bisnis tersebut?

Siapa yang tidak tergiur, tinggal rasionalitas konsumen, yang akan menentukan sikap mereka terhadap pemberian diskon yang bombastis tersebut.

Bagi konsumen yang masih mempertimbangkan berbagai aspek dalam membeki, maka mereka tidak dengan serta merta "tergoda', namun bagi mereka yang hanya mempertimbangkan dari aspek harga saja, maka mereka dengan serta merta langsung tergoda dengan diskon tersebut.

Namun, pada kenyataannya kebanyakan kalangan konsumen pada tergoda, maka tidak heran kalau pada suatu unit bisnis atau pada suatu produk yang di diskon tersebut, diburu, diserbu oleh kebanyakan konsumen.

Hal ini diperkuat  suatu media, Meramud.com, 22 November 2021,  yang mensitir bahwa menurut penelitian yang dilakukan oleh pihak shopback, konsumen di negeri ini lebih suka diskon dibandingkan pemberian hadiah, karena secara psikologis seorang konsumen tidak ingin  kehilangan uang yang sudah mereka dapatkan dan ternyata diskon juga menguntungkan bagi pelaku bisnis.

Karekteristik Produk Diskon

Bila disimak, suatu produk yang di diskon tersebut, memiliki berbagai kriteria, biasanya produk tersebut sudah ketinggalan (tipe/corak/model/dll), produk tersebut sudah usang, jika produk tersebut berupa makanan, produk tersebut didiskon karena sudah hampir habis masa pakainya, produk tersebut sudah melebihi masa waktu penjualan yang sudah dipatok oleh pelaku bisnis, misalnya produk tersebut direncanakan akhir tahun harus habis, ternyata masih banyak, produk tersebut sudah ketinggalan zaman, pelaku bisnis memepunyai pertimbangan agar modalnya cepat berputar, jika produk tersebut di diskon cepat terjual, sehingga uang cepat masuk, agar dapat membeli produk baru/lain lagi, dan masih banyak lagi alasan yang melatari pemberian diskon tersebut.

Dengan demikian, maka produk yang di diskon tersebut, berarti bisa saja produk yang sudah lama, sudah usang, tidak up to date, dan yang jelas jika produk tersebut sudah lama tidak terjual, maka produk tersebut sudah dimakan usia, wajar jika konsumen membeli produk yang didiskon secara besar-besaran tersebut cepat rusak, jika produk tersebut berupa pakaian.

Kedepankan Unsur Rasionalitas

Dipihak pelaku bisnis, diskon ternyata merupakan kegiatan promosi yang memang ampuh untuk membidik konsumen dibandingkan dengan pemberian hadiah. Wajar saja, jika dikalangan pelaku bisni berlomba-lomba memberikan diskon tersebut. 

Sekecil apa pun angka diskon tersebut, tetap akan mempengaruhi konsumen, akan menggiring konsumen untuk tertarik membeli produk tersebut apalagi diskon diberikan secara jor-jor-an, maka pengaruhnya sangat signifikan terhadap permintaan atau pembelian suatu produk.

Untuk itu, hanya tinggal bagaimana konsumen menyikapi diskon tersebut. Boleh saja diskon kita jadikan faktor pertimbangan utama dalam membeli suatu produk, namun harus diingat, jangan sampai menggiring kita berbelanja tidak rasional, kapan saja dimana saja unsur rasionalitas dalam berbelanja harus tetap dikedepankan.

Jika kita memang tidak mempunyai uang atau tidak ada anggaran untuk membeli produk yang di diskon tersebut, sebaiknya diskon dikesampingkan, jangan sampai kita menggeser kebutuhan lain yang sudah kita rencakanakan secara matang tersebut. Hindari, menggunakan uang atau anggaran yang lain, atau hindari membeli dengan "utang" (meminjam atau menggunakan kartu kredit) bila tidak mendesak sekali.

Memang biasanya konsumen dihantui perasaan, "Ah kapan lagi, mumpung ada diskon, nanti ketinggalan". Nah, pertimbangan yang demikian, sering mengabaikan unsur rasionalitas dalam berbelanja.

Jika memang sebelumnya kita sudah ada rencana membeli suatu produk, karena belum cukup uang, kita tunda, begitu ada diskon dengan serta merta kita membeli produk tersebut. Nah, pertimbangan seperti ini bisa dibenarkan.

Akhirnya, marilah kita menjadi konsumen yang rasional, menjadi konsumen yang cerdas, agar setiap langkah atau keputusan yang diambil dalam menentukan membeli sautu produk memang sesuai dengan kebutuhan. Ini penting agar uang atau anggaran yang sudah disiapkan tidak kebablasan. Semoga!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun