Sekecil apa pun angka diskon tersebut, tetap akan mempengaruhi konsumen, akan menggiring konsumen untuk tertarik membeli produk tersebut apalagi diskon diberikan secara jor-jor-an, maka pengaruhnya sangat signifikan terhadap permintaan atau pembelian suatu produk.
Untuk itu, hanya tinggal bagaimana konsumen menyikapi diskon tersebut. Boleh saja diskon kita jadikan faktor pertimbangan utama dalam membeli suatu produk, namun harus diingat, jangan sampai menggiring kita berbelanja tidak rasional, kapan saja dimana saja unsur rasionalitas dalam berbelanja harus tetap dikedepankan.
Jika kita memang tidak mempunyai uang atau tidak ada anggaran untuk membeli produk yang di diskon tersebut, sebaiknya diskon dikesampingkan, jangan sampai kita menggeser kebutuhan lain yang sudah kita rencakanakan secara matang tersebut. Hindari, menggunakan uang atau anggaran yang lain, atau hindari membeli dengan "utang" (meminjam atau menggunakan kartu kredit) bila tidak mendesak sekali.
Memang biasanya konsumen dihantui perasaan, "Ah kapan lagi, mumpung ada diskon, nanti ketinggalan". Nah, pertimbangan yang demikian, sering mengabaikan unsur rasionalitas dalam berbelanja.
Jika memang sebelumnya kita sudah ada rencana membeli suatu produk, karena belum cukup uang, kita tunda, begitu ada diskon dengan serta merta kita membeli produk tersebut. Nah, pertimbangan seperti ini bisa dibenarkan.
Akhirnya, marilah kita menjadi konsumen yang rasional, menjadi konsumen yang cerdas, agar setiap langkah atau keputusan yang diambil dalam menentukan membeli sautu produk memang sesuai dengan kebutuhan. Ini penting agar uang atau anggaran yang sudah disiapkan tidak kebablasan. Semoga!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H