Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Awas Jangan Sampai Anda Korban Kena "Hipnotis" Tenaga Penjual!

13 Desember 2023   05:27 Diperbarui: 13 Desember 2023   05:41 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalankan strategi pemasaran,  sah-sah saja, asal tidak ada unsur pembohongan, penipuan dan atau pemaksaan bahkan "mengangkangi" hak-hak konsumen.

Zaman serba digital.

Di era zaman serba digital saat ini, sebetulnya, strategi pemasaran atau penjualan yang cendrung tidak jujur tersebut, idealnya sudah tidak ada lagi, karena segala bentuk dan model serta strategi pemasaran atau penjualan yang akan pelaku bisnis lakukan, sudah bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi yang menyajikan berbgai media sosial yang ada.

Melalui media sosial yang ada, pelaku bisnis sudah bisa dengan mudah dan cepat untuk membujuk konsumen dengan strategi pemasaran atau strategi promosi yang dilakukan. Mengapa harus dengan unsur pamaksaan segala, mengapa harus  mengarah pada tindakan "hipnotis".

Segala penjuru, diberbagai  kesempatan, diberbagai media sosial, pelaku bisnis sudah dengan mudah membidik calon konsumen. Istilah saya tiada hari tanpa iklan itu dapat benar-benar kita terapkan. Pada saat anak negeri ini mau membuka konten WA sudah diganggu oleh iklan, pada anak negeri ini mau membuka konten google sudah diganggu iklan, pada saat anak negeri ini mau membuka konten Tik Tok sudah diganggu iklan, pada saat anak negeri ini mau mendengarkan lagu atau "lantunan ayat suci" sudah diganggu oleh iklan.

Iklan yang demikian pun ada etikanya, pengiklan pun ternyata menerapkan etika bisnis. Misalnya, pada saat  konten atau muatan iklan sudah tersaji pada media sosial tersebut, kita diberikan waktu sekian detik untuk menghilangkan tayangan konten  iklan atau iklan tersebut selesai/hilang  dengan sendirinya atau bisa juga di-klik  untuk menyetop tayangan konten  iklan. Sekali lagi, mengapa kita harus melakukan strategi pemasaran atau penjualan dengan cara memaksa tersebut?.

Bagaimana sebaiknya?

Menurut hemat saya, pelaku bisnis tetap sajalah melakukan strategi pemasaran atau penjualan yang normal-normal saja.

Dalam menjalankan strategi pemasaran atau penjualan, perlu mempelajari secara seksama, apa dan bagaimana menjalankan pemasaran (marketing) yang jitu tersebut.

Topbrandaward.com,  mensinyalir ada  10 tip marketing jitu yang sederhana, yang dapat dijalankan oleh pelaku bisnis, yakni;

Mengerti akan pelanggan (customer) kita, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun