Konsumen atau pengguna jasa transportasi online pada saat memberi rating/penilaian, memberi bintang lima (5) tersebut, memang sesuai dengan apa yang mereka rasakan/dapatkan selama berada dalam kendaraan yang dikemudikan transportasi online, bukan karena unsur "kasihan" dan pelaku bisnis transportasi online tempat pengemudi mendaftar atau bermitra pun harus mempunyai perhatian serius atas rating/penilaian yang diberikan oleh konsumen/penumpang tersebut. Penilaian ini bisa dijadikan sebagai "reward" dari pelaku bisnis transportasi online.
Begitu juga dengan pelaku transportasi konvensional, bila tarif atau jasa transportasi konvensional sudah tidak terlalu jauh selisihnya dengan tarif atau jasa transportasi online, maka pelayanan atau service benar-benar harus dijadikan panglima dalam memberikan kepuasan kepada konsumen/penumpang.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana memperbaiki posisi pengemudi, apakah ia selamanya sebagai "mitra" atau akan dijadikan "pekerja" yang harus mendapatkan hak-haknya (lihat detiknews.com, 05 April 2018 dan jurnal.kppu.go.id) , karena sebelumnya pengemudi yang dikenal dengan "gig worker" sudah harus menjadi pekerja. Selamat berjuang!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H