Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Gonjang-ganjing Kenaikan Harga Beras Merupakan "Lagu Lama Mengalun Kembali"

18 September 2023   19:15 Diperbarui: 24 September 2023   07:05 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Aktivitas perdagangan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (12/9/2023). Harga beras terus merangkak dan menggapai titik tertinggi dalam 15 tahun terakhir. (Foto: KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Kemudian, produksi padi yang dihasilkan petani sudah memang tidak maksimal, karena faktor tanah, faktor musin yang tidak menentu dan faktor teknologi.

Selanjutnya, petani pun dihadapkan pada kondisi kesulitan keuangan dalam proses produksinya. Tidak sedikit petani menjual produk (padi) nya dengan "sistim ijon", karena mereka memebutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk membiayai produksi mereka. 

Tidak sedikit petani yang sudah mengambil uang (meng-utang) terlebih dahulu kepada pemilik modal didaerah, dengan maksud apabila tiba musim panen, maka semua hasil panen harus dijual petani kepada pemilik modal tersebut, yang nota bene harga produk petani akan sangat ditentukan (di dikte) oleh pemilik modal tersebut.

Dengan demikian, maka lumbung tersebut memang sangat diperlukan oleh petani.Dalam hal ini petani baru dapat menyimpan padi dalam lumbung apabila petani dapat keluar dari persoalan di atas.

Lumbung tersebut sebenarnya bisa saja diusahakan pemerintah daerah melalui program lumbung pangan, seperti yang pernah dilakukan oleh salah satu Gubernur Sumatera Provinsi Selatan pada masa itu. Namun sayang, begitu ada pergantian pimpinan daerah, program yang baik ini dihilangkan atau tidak dilanjutkan.

Untuk itu, pihak yang berwenang atau berkompeten, sedapat mungkin mengambil sikap dalam men-solusi persoalan yang satu ini. Menurut hemat saya, lumbung ditingkat petani tersebut masih perlu disediakan. Jika masih ada masalah yang mengganjal, mari kita duduk bersama untuk mencarikan solusi-nya.

Petani perlu kita bantu dari sisi permodalan, incentif, dan bantuan peralatan dan atau teknologi yang dapat meningkatkan produksi mereka. 

Koperasi ditingkat petani pun perlu dipertahankan, hal ini penting, dalam rangka menekan sisitem ijon dan agar petani tidak di dikte. Kemudian, lahan pertanian yang dimiliki petani pun sedapat mungkin kita pertahankan.

Lumbung pangan yang harus dimotori oleh pemerintah daerah perlu digalakkan, selain untuk menghimpun produk pangan yang diproduksi oleh petani, dalam jangka panjang diharapkan dapat menjaga kestabilan harga produk pangan (beras) didaerah tersebut.

Kemduian dalam jangka panjang, petani harus kita dorong untuk dapat memproduksi produk pangan ini (panen) setidaknya minimal 2 kali setahun bahkan kalau bisa 3-4 kali setahun. 

Untuk mendukungnya, produktifitas petani harus ditingkatkan dengan bantuan teknologi dan permodalan yang memadai, sehingga ke depan menjadi petani sebagai besar akan didambakan anak negeri ini. Mindset menjadi petani kurang menggembirakan akan berubah menjadi profesi yang diburu. Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun