Momen akhir tahun, biasanya menjadi saat-saat organisasi/lembaga/instansi menghitung kinerja pegawai/karyawannya di lingkup tahun berkenaan.
Dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya manusia (SDM), atas capaian kinerja yang dilakukan akan diberikan reward dan punishment. Pemberlakuan metode ini penting dilakukan untuk memotivasi karyawannya dalam upaya meningkatkan kinerja.
Pengertian reward (penghargaan), menurut Ahmad Tohardi, dalam bukunya “Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia” adalah ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para karyawan/pegawai agar produktivitasnya tinggi.
Sedangkan punishment (hukuman) adalah ancaman hukuman atau sanksi yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja karyawan/pegawai yang melakukan pelanggaran.
Dalam konsep manajemen, reward sebagai suatu apresiasi merupakan salah satu alat untuk meningkatkan motivasi para pegawai dalam bentuk penguatan (reinforcement) yang positif.
Pemberian reward selain sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras yang telah dilakukan, juga bertujuan untuk memotivasi karyawan agar lebih giat lagi dalam meningkatkan kinerja atau prestasi yang telah diraihnya.
Jenis reward (penghargaan) yang dapat diberikan kepada karyawan antara lain :
- Gaji atau upah, ini merupakan balas jasa yang secara umum dibayarkan oleh organisasi/lembaga secara periodik kepada karyawannya;
- Bonus atau hadiah, sebagai pemberian pendapatan tambahan bagi pegawai/karyawan dengan persyaratan tertentu;
- Insentif, ini sebagai bentuk imbalan kepada karyawan yang pemberiannya bisa disesuaikan dengan tingkat kinerja yang diberikan;
- Mutasi atau promosi, merupakan perpindahan karyawan antar tempat atau satu jabatan ke jabatan lain atau naik ke jabatan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi yang berimpact pada meningkatnya kewajiban, hak, status dan penghasilannya.
Selain hal tersebut, reward juga dapat diberikan dari hal-hal kecil misalnya dalam bentuk sentuhan humanis yang ringan namun berdampak positif.
Seperti, memberikan ucapan selamat dan pujian secara tulus atas keberhasilan yang dicapai atau merayakan keberhasilan bersama tim dengan makan bersama atau aktivitas lainnya.
Sementara punishment (hukuman), yang secara umum orang melihat ini sebagai bentuk reinforcement yang sifatnya negatif, namun jika diberikan dengan tepat dan bijak juga bisa menjadi alat motivasi.
Karenanya, sebaiknya hukuman atau sanksi atas pelanggaran atau kekeliruan yang diberikan harus bersifat memperbaiki ke arah yang lebih baik.
Fungsi punishment diupayakan bersifat mendidik, memperkuat motivasi, menghindarkan karyawan dari melakukan atau mengulangi tingkah laku yang tidak diharapkan.
Kadangkala ditemukan bentuk punishment yang kurang tepat malah membuat karyawan tambah baper atau makin menarik diri dari tujuan yang diharapkan organisasi.
Melihat kedua fungsi tools yang digunakan pihak pimpinan/manajemen sebagai bentuk respon atas kinerja dan produktivitas karyawan ini, yang sama-sama untuk meningkatkan motivasi, reward dan punishment.
Sekilas keduanya seperti berlawanan, tetapi pada hakekatnya sama, yaitu sama-sama bertujuan mengarahkan seseorang agar menjadi lebih baik kinerjanya.
Dampak positif atas penerapan reward dan punishment antara lain:
Tingkat pencapaian kinerja karyawan dalam suatu organisasi menjadi lebih terukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif; Kinerja karyawan semakin meningkat karena adanya pengawasan yang tepat dan bijak; Sistem dan mekanisme kerja organisasi menjadi lebih baik.
Motivasi Kinerja Karyawan
Menurut pendapat beberapa ahli, terlepas dari system dan mekanisme reward dan punishment yang diterapkan oleh setiap organisasi, terdapat tiga jenis motivasi dari para pegawai atau karyawan dalam melakukan kinerjanya, yakni :
Motivasi insentif
Ini merupakan motivasi yang mendorong seseorang melakukan kinerjanya dengan tujuan mengejar insentif, bonus ataupun hadiah yang akan diterima. Pegawai atau karyawan yang termotivasi karena ini akan lebih rajin bekerja jika mengetahui akan ada imbalan insentif tersebut.
Motivasi Ketakutan
Motivasi ini dimiliki seseorang karena takut akan hukuman, sehingga jika ada ancaman hukuman, pegawai atau karyawan menjadi lebih taat.
Motivasi Ketulusan Sikap Hati
Ini merupakan motivasi yang muncul dari diri pribadi pegawai atau karyawan, tanpa terpengaruh iming-iming apapun.
Dari semua jenis motivasi ini, motivasi ketulusan sikap hati, yang sangat penting dimiliki oleh pegawai atau karyawan yang bekerja dalam bidang apapun. Biasanya hal ini muncul sebagai bentuk loyalitas kepada organisasi. Bentuk motivasi inilah yang diinginkan oleh organisasi.
Namun tentu saja, terbentuknya motivasi ini pasti karena hubungan timbal balik yang baik dan menumbuhkan rasa percaya antara masing-masing pihak.
Organisasi yang bisa memberikan hak-hak karyawannya dengan baik, pada akhirnya akan mendapatkan hal ini dari para karyawannya, begitupun sebaliknya.
Raport seperti apakah yang kita dapatkan di akhir tahun ini kawans? Semoga semua mendapatkan reward -dalam bentuk apapun itu- dan kita bisa menjalani kinerja apapun yang kita tekuni dengan motivasi yang tulus dari dalam hati yaa.. :)
***
Catatan akhir tahun
31122021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI