"Namaku Ayaz, Ayaz artinya angin malam yang sejuk" jawabnya "aku ingin bisa menyejukkan hatimu dengan hadirku"
Ami penasaran mendengar orang itu menyebutkan namanya. Ia membuka matanya dan melonjak terkejut melihat seorang lelaki duduk di pinggir ranjang di sebelah kepalanya. Ia menoleh cepat kearah pintu yang masih terkunci. Lelaki itu tersenyum.
"Aku hadir karena pikiranmu, aku tak memerlukan pintu untuk bisa berada di dekatmu"
Lelaki itu begitu mempesona, gagah tapi suaranya begitu lembut berkarisma. Lagi-lagi Ami mengagumi imajinasinya yang bisa menciptakan khayalan senyata itu. Ia tersenyum pada Ayaz
"Baiklah, Ayaz...temani aku dan bantu aku tertidur"
"Tentu, Ami.. pejamkan matamu" jawab Ayaz seraya membantu Ami merebahkan tubuhnya lagi.
"Apakah kamu hanya datang kali ini saja atau..."
"Aku akan datang kapan saja kamu inginkan" jawab Ayaz meyakinkan.
Ami tersenyum senang dan mulai memejamkan mata. Ayaz membelai-belai rambut Ami dengan lembut. Nafas Ami perlahan-lahan mulai teratur dan akhirnya Ia pun terlelap.
              *******
Pagi-pagi seperti biasa alarm yang diatur Ami berbunyi riuh saling bersahutan dengan panggilan adzan subuh. Ami membuka matanya dan terheran-heran melihat beberapa kuntum bunga kemuning di pinggir bantalnya. Ia mencoba mengingat-ingat kapan Ia memetik kemuning yang memang sedang berbunga di depan jendela kamarnya dan meletakkannya di pinggir bantal.