Mungkin akan bahagia juga dilakukan dua arah bersamanya, jika tidak? Sudah siap berharap sendirian?
Dulu Xila pun pernah merasakannya, seperti apa rasa ingin selalu ditemani, disayang, didampingi, diberi kabar, menghabiskan waktu berdua, dan hal -- hal manis lainnya.
Tapi itu semua jauh sebelum hatinya berhenti dan merasa lelah karena dibodohi oleh perasaan.
Sebelum dikecewakan berkali-kali, hingga kini merasakan indahnya pun sulitÂ
Ia selalu memberi batas yang tinggi agar tak berharap pada seseorang yang nantinya hanya akan membuat hati kecewa lagi.Â
Saat dimana hatinya masih bisa merasa bahagia hanya karena hal-hal kecil yang di lakukan oleh dia si pewarna hati benar-benar tak bisa dijelaskan, Xila tertawa dengan mudah dan begitu juga dengan kecewa.Â
Hal yang sangat kecil bisa mengubah suasana hatinya dalam sekejap, warna-warni perasaan yang terus berubah dari waktu ke waktu, dimana dia si pembuat bahagia dan dia si pembuat kecewa ada pada orang yang sama.
Masa sebelum hati Xila berubah menjadi dinding besar yang dingin dan kaku.Â
Menjadi sesuatu yang dibentengi dengan lapisan tak terhitung.
Tidak bisa merasakan apapun saat hadirnya hujan, angin, bahkan api sekalipun.Â
Dengan dibalut berbagai ketegasan dan prinsip yang kokoh, terlihat sangat tidak menarik untuk didatangi.Â