Terlalu banyak hal tidak penting hadir beriringan dengan kisah lembaran hidup semesta.Â
Tanpa tahu dengan jalan takdir mana dan seperti apa manusia akan dipertemukan.
Berkali-kali harus menghadapi hujan, badai, panas, dingin demi mencapai langkah selanjutnya.
Tampak semua bahagia dengan pilihannya masing-masing, walaupun terus mengingkari kebenaran.
Yakin bahwa yang dimiliki sekarang adalah hak miliknya dan merasa berhak diperlakukan sesuai keinginannya.Â
Tak menghiraukan takdir yang sudah jelas-jelas menolak, beserta Tuhan yang juga berkata tidak.Â
Tetap pada pilihannya tanpa mendengarkan bisikan Tuhan bahwa sudah ada yang lebih baik daripada pilihannya.Â
Mendefinisikan yang baik akan tetap baik, dan yang buruk tidak akan pernah tidak buruk selamanya.Â
Penilaian yang tanpa pernah menyertakan penjelasan, dan mengartikan semuanya hanya dengan bermodal penglihatan.
Salah satunya adalah perihal harapan.Â
Hal kecil namun berpengaruh besar dalam kelanjutan hidup setiap makhluk, menemukan seseorang untuk dijadikan penyemangat, prioritas, bahkan tempat untuk berkeluh kesah.Â