Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Confession of White Collar Fashion IV (Terpesona Hutan Pinus)

28 Maret 2024   17:18 Diperbarui: 2 April 2024   04:51 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cafe di tengah hutan Pinus.(Foto : Traveloka)

"Ya Dave kan artis, pasti semua orang tau laah... termasuk Manda. Tapi ini tempat kan romantis banget, pemandangan gunung, sejuk, tenang,  ga mau pulang. Sampe lupa besok hari kerja...", ujar ku sambil menatap ke arah gunung Gede. 

"Gw lagi libur nih 3 hari ini, karena capek banget, kemarin kaki gw kram, dan gw mau manfaatin waktu libur pendek ini sekalian , kalau gw mau kasih tau soal -- parfum gw, masih lo pake ?",  David melemparkan pertanyaan kepadaku. 

"masih, wangi nya nyaman banget, aku memang suka parfum laki-laki karena lebih kalem, apa ya bikin tenang ...", puji ku. David memperhatikan seksama perkataanku. 

"Oo gitu... gw seneng kalo parfum gw dapet rekomen yang bagus. Ohya, jadi sebetulnya kenapa gw bawa lo ke sini, untuk diskusi lebih private, karena gw mau minta tolong kamu nih, Manda. Parfum gw ini mau launching dan gw butuh model untuk iklan ni parfum. Dari sekian talent scout, gw rasa lo lebih cocok. Karena, Manda itu cewek tomboi yang cocok dengan karakter unisex dari parfum ini. Pembawaan kamu yang gak banyak ngomong, cenderung lempeng dan ga genit", kata nya lagi. 

" gw jadi model? Serius nih mas...."?. Tanya ku lagi. 

"Iya, lo lagi banyak kerjaan gak.? Bisa kita tentuin aja waktu untuk foto nya...?". Tanya dia lagi, seakan-akan tawaran nya sudah aku setujui.

" tapi mas, emang gapapa gitu kalo gw jadi model tapi Diana gak tau...", tukas ku. 

"Diana gak ada hubungan nya , kenapa kamu mikirin dia? Dan emang harus minta ijin dari dia?", tanya Dave sedikit dengan nada tinggi. Tidak lama pesanan kopi dan makanan kami datang. 

Pelayan menaruh pesanan kami dan sepertinya pelayan itu tau siapa David. Ia bertanya, apakah David adalah host acara travelling yang ada di televisi. Aku tertawa melihat tindakan yang tidak terduga. 

" makasih mas, ini pacar mas?", tanya pelayan tadi kepada Dave. David tertawa renyah. Langit mulai gelap. Suasana semakin 'mencekam dan romantis', suasana yang memaksa ku tidak ingin lepas dari kebersamaan ini. Kenyamanan ini. Aku tidak bisa mengungkapkan apa-apa. Dan memang tidak bisa ngomong apa-apa. 

Suasana ini membius ku ingin duduk lebih lama. Kan, Diana sudah pernah bilang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun