Mohon tunggu...
AMELIA PUTRI EKA YUSIANA
AMELIA PUTRI EKA YUSIANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Yang Efektif Dalam Dunia Karier

6 Januari 2025   18:56 Diperbarui: 6 Januari 2025   18:59 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     Komunikasi adalah keterampilan fundamental yang sangat penting dalam dunia profesional. Tidak hanya membantu kita untuk menjalani interaksi sehari-hari, komunikasi yang efektif juga memegang peran kunci dalam membangun hubungan yang baik dan efektif dengan rekan kerja, klien serta atasan dan semua pihak yang terkait dengan pekerjaan kita. Lebih dari itu, kemampuan berkomunikasi yang baik juga dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam karier kita karena berkomunikasi dengan jelas dan efektif dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, serta kepuasan dalam pekerjaan.

     Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan dan tidak pernah terputus dari komunikasi. Hubungan manusia tidak akan ada tanpa komunikasi. Komunikasi juga merupakan syarat terpenting untuk mewujudkan hubungan antar manusia. Komunikasi erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia telah berkomunikasi sejak lahir. Dr.Everett Kleinjian bahkan menyebut komunikasi sebagai bagian abadi dalam kehidupan manusia, seperti halnya pernapasan. Artinya seseorang harus berkomunikasi sepanjang hidupnya.

     Meskipun komunikasi sangat penting, seringkali kita menghadapi tantangan dalam menjalin komunikasi yang efektif terutama dalam lingkungan kerja yang penuh dengan berbagai perbedaan. Hal-hal seperti perbedaan budaya, bahasa, nilai, sikap, emosi bahkan persepsi dapat menjadi hambatan yang menyulitkan kita dalam berkomunikasi dengan lancar dan jelas. Oleh karena itu, setiap individu perlu terus meningkatkan keterampilan komunikasi mereka agar dapat menjalani interaksi yang lebih efektif di lingkungan kerja.

     Artikel ini, akan membahas beberapa tips yang dapat membantu anda mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif dalam dunia karier yang tidak hanya akan menguntungkan Anda dalam pekerjaan tetapi juga akan memperkuat hubungan sosial dan profesional Anda.

1.Menetapkan Tujuan Komunikasi yang Jelas

Sebelum kita berbicara atau berinteraksi dengan orang lain, Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa kita memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan komunikasi kita. Tujuan yang jelas akan membantu kita memilih kara-kata dan pendekaan yang tepat sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pihak lain. Tanpa pemahaman yang jelas tentang tujuan komunikasi, ada kemungkinan pesan yang disampaikan akan menjadi kabur atau mudah dipahami.

Apakah kita ingin memberikan informasi? Meminta bantuan? Memberikan kritik atau saran? Atau menyelesaikan masalah? Setiap jenis komunikasi memiliki tujuan yang berbeda dan hal ini akan mempengaruhi cara kita menyampaikan pesan. Contohnya jika tujuan kita adalah memberikan informasi kepada rekan kerja tentang prosedur baru di perusahaan, maka kita harus menyampaikan informasi tersebut dengan jelas dan terstruktur. Namun, jika tujuan kita adalah memberikan umpan balik kepada seseorang mengenai kinerjanya, maka cara kita menyampaikan pesan harus lebih sensitif dan berbasis pada pemberian dukungan bukan hanya kritik.

Dengan memahami tujuan komunikasi, kita akan dapat menyesuaikan cara dan strategi komunikasi untuk memastikan bahwa pesan kita diterima dengan baik dan bisa memicu hasil yang diinginkan.

2.Menyesuaikan Gaya Komunikasi dengan Audiens

Setiap individu memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Ada yang lebih suka berbicara secara formal, ada pula yang lebih nyaman dengan gaya informal. Ada yang cenderung mengutamakan komunikasi verbal, sementara yang lain lebih memilih komunikasi nonverbal. Bahkan, cara kita berkomunikasi juga dapat dipengaruhi oleh hubungan profesional yang kita miliki dengan lawan bicara.. Maka dari itu, sangat penting menyesuaikan gaya komunikasi kita dengan audiens atau pihak yang kita ajak berinteraksi.

Sebagai contoh, ketika berkomunikasi dengan atasan atau kolega senior yang lebih menyukai pendekatan formal maka kita perlu memilih kata-kata yang sopan dan berbicara dengan cara yang terstruktur. Di sisi lain jika kita berbicara dengan rekan kerja yang sebaya atau bahkan klien yang lebih santai, kita bisa menggunakan gaya komunikasi yang lebih informal dan akrab. Menggunakan gaya komunikasi yang tepat untuk audiens akan menciptakan kenyamanan dan meningkatkan efektivitas komunikasi. Hal ini juga akan memperlihatkan bahwa kita menghargai audiens kita dan memperhatikan preferensi mereka dalam berkomunikasi.

3.Mendengarkan dengan Aktif

Seringkali dalam komunikasi kita terfokus pada apa yang ingin kita katakana dan kita kurang memberi perhatian pada apa yang sedang dibicarakan oleh orang lain. Namun, kemampuan mendengarkan dengan aktif sangat penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Mendengarkan secara aktif berarti kita tidak hanya sekadar mendengar kata-kata yang diucapkan, tetapi juga berusaha memahami maksud dan perasaan di balik kata-kata tersebut.

Mendengarkan dengan penuh perhatian memungkinkan kita untuk menangkap pesan secara lebih utuh dan memberi respons yang tepat. Hal ini dapat memberi kesempatan bagi kita untuk mengklarifikasi hal-hal yang mungkin belum jelas dan memberi umpan balik yang konstruktif.

Kemampuan mendengarkan secara aktif juga dapat mempermudah kita dalam mengenali dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul serta membantu membangun kepercayaan dan empati dalam komunikasi. Hal ini penting untuk menciptakan komunikasi yang lebih terbuka dan jujur yang pada gilirannya akan meningkatkan kolaborasi dalam pekerjaan.

4.Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif

Memberikan umpan balik yang konstruktif adalah salah satu keterampilan penting dalam komunikasi, terutama di tempat kerja. Umpan balik bukan hanya tentang memberikan kritik, tetapi juga tentang membantu orang lain untuk berkembang dan memperbaiki diri mereka. Umpan balik yang konstruktif bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas dan bergun agar dapat membantu individu untuk meningkatkan kinerja mereka.

Namun, cara kita memberikan umpan balik sangat penting agar tidak menyinggung perasaan atau membuat orang merasa tidak dihargai. Umpan balik yang konstruktif harus disampaikan dengan cara yang sopan, jujur dan spesifik. Hindari memberikan umpan balik yang terlalu umum atau hanya mengkritik tanpa memberikan solusi atau saran yang membantu.

Misalnya, jika seorang rekan kerja sering terlambat datang ke kantor, daripada hanya mengkritiknya kita bisa memberikan umpan balik yang lebih mendukung. Misalnya: “Saya sangat menghargai dedikasi Anda terhadap proyek ini. Namun, saya ingin memberi tahu anda bahwa ketepatan waktu sangat penting untuk kelancaran kerja tim. Apakah ada kendala tertentu yang membuat Anda kesulitan datang tepat waktu? Mungkin kita bisa mencari solusi bersama untuk membantu Anda mengatasi hal ini.”

Dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, kita dapat membantu rekan kerja untuk meningkatkan kinerja mereka dan berkembang lebih baik di masa depan.

5.Menggunakan Bahasa Tubuh yang Positif

Komunikasi tidak hanya terjadi melalui kata-kata, tetapi juga melalui bahasa tubuh kita. Ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontak mata dan bahkan nada suara juga dapat memengaruhi cara orang lain memahami pesan yang kita sampaikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan bahasa tubuh kita agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan lebih efektif

Bahasa tubuh yang positif mencerminkan sikap yang terbuka, percaya diri, dan antusias. Beberapa contoh bahasa tubuh yang positif termasuk tersenyum, menjaga kontak mata yang tepat, mengangguk untuk menunjukkan pemahaman serta duduk atau berdiri dengan postur yang tegak. Semua hal ini dapat membantu menciptakan suasana komunikasi yang lebih hangat dan membangun kepercayaan yang lebih kuat antara semua pihak yang terlibat dalam percakapan.

Sebaliknya jika bahasa tubuh yang tertutup seperti menghindari kontak mata, duduk dengan postur membungkuk atau menunjukkan ekspresi wajah yang dingin dapat membuat orang merasa tidak nyaman dan merusak komunikasi yang sedang terjadi. Oleh karena itu, kita perlu menyadari bahasa tubuh kita dan berusaha untuk selalu menjaga sikap yang positif selama berkomunikasi.

6.Membangun Kepercayaan dalam Komunikasi

Kepercayaan adalah elemen penting dalam komunikasi yang efektif. Saat berinteraksi dengan orang lain, kita harus membangun kepercayaan agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik dan memberikan dampak yang diinginkan. Kepercayaan ini dapat tercipta melalui sikap yang jujur, transparan, dan konsisten dalam setiap percakapan.

Untuk membangun kepercayaan kita harus memastikan bahwa kita tidak hanya menyampaikan informasi dengan jelas tetapi juga menghargai privasi dan perasaan orang lain. Hindari memberikan janji yang tidak bisa dipenuhi atau berbicara tanpa memperhatikan fakta dan kenyataan yang ada.. Kepercayaan yang kuat antara komunikator akan membuat percakapan lebih terbuka dan efisien serta memperkuat hubungan profesional.

7.Mengelola Konflik dengan Bijak

Di tempat kerja, tidak jarang terjadi perbedaan pendapat atau konflik antar individu. Namun, komunikasi yang efektif dapat membantu kita untuk mengelola dan menyelesaikan konflik tersebut dengan bijaksana. Menghindari konflik sama sekali bukanlah solusi, karena kadang-kadang konflik yang konstruktif justru dapat membawa perubahan positif dalam tim atau organisasi.

Ketika menghadapi konflik, penting untuk tetap tenang dan mendengarkan dengan penuh perhatian kepada kedua belah pihak. Hindari berbicara dengan nada tinggi atau menyalahkan orang lain, karena ini hanya akan memperburuk situasi.

     Kemampuan berkomunikasi yang efektif sangatlah penting dalam dunia kerja karena dapat memengaruhi kinerja dan hubungan profesional. Komunikasi yang baik tidak hanya melibatkan kemampuan berbicara, tetapi juga mendengarkan dengan seksama, memberikan umpan balik yang konstruktif, serta menyesuaikan cara berkomunikasi sesuai dengan audiens. Dalam proses berkomunikasi, menetapkan tujuan yang jelas sangat penting agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Selain itu, bahasa tubuh yang positif juga dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

     Kepercayaan merupakan unsur penting dalam komunikasi, karena hubungan yang terbuka dan jujur akan membangun hubungan yang lebih kuat antar rekan kerja. Mengelola konflik dengan cara yang bijaksana juga merupakan bagian dari komunikasi yang efektif, hal ini di karenakan konflik yang ditangani dengan baik dapat menghasilkan solusi positif bagi tim. Secara keseluruhan dengan meningkatkan kemampuan komunikasi dapat memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan produktivitas dalam dunia profesional.

Cari lebih banyak informasi tentang Prodi Bimbingan dan Konseling di laman : https://bk.fip.unesa.ac.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun