Airin menjawab, "Ayo. Nanti jam 07.00 pagi kamu tunggu di dekat sungai. Kita memancing ikan di sana." Mereka pun sepakat untuk besok bermain kembali.
Keesokan harinya, mereka bertemu kembali untuk bermain bersama. Kali ini mereka bermain di sungai dengan air yang sangat jernih untuk memancing ikan. Karena Arish tinggal di perkotaan, ia jarang bermain di alam terbuka. Ia hanya bermain bola basket saja. Arish tidak mempunyai bakat memancing, berbeda dengan Airin yang serba bisa. Airin dan Arish pun memancing hingga mendapatkan ikan yang cukup besar.Â
Setelah mendapatkan ikan, Airin mengajak Arish untuk pergi ke rumahnya untuk memasak ikan tersebut. Mereka pun pergi ke rumah Airin setibanya di rumah Airin, Arish bertemu dengan neneknya Airin. Ia menyapanya, "Halo, Nek. Aku Arish, temannya Airin."
Nenek menjawab, "Oh, namamu Arish. Tinggal di mana kamu, Nak?"
Arish menjawab, "Aku tinggal dekat perbatasan desa sebelah, Nek."
Nenek berkata, "Hmm, cukup jauh, ya. Yasudah, Nenek mau pergi ke kebun dulu, ya."
Airin dan Arish memasak ikan hasil tangkapannya dan memakannya bersama.
 Hari demi hari pun telah berlalu. Mereka bermain bersama, pergi ke kebun, bermain air di sungai, memanjat pohon untuk memetik buah apel, memanen buah anggur hingga tak terasa waktu libur sekolah pun telah usai. Arish akan pulang ke kota asalnya namun kali ini neneknya akan ikut bersamanya karena neneknya sudah tua. Oleh karena itu, kedua orang tua Arish mengajak neneknya untuk tinggal di kota.
Mereka pun berpisah, Arish mengucapkan salam perpisahan sambil tersenyum kepada Airin. Hingga saat ini, mereka tidak pernah bertemu kembali. Mungkin suatu saat nanti mereka akan bertemu kembali.
 selesai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H