Mohon tunggu...
Amelia Dwikristia Ningsih
Amelia Dwikristia Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta

Halo perkenalkan Nama saya Amelia Dwikristia Ningsih

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaan Individual

28 Oktober 2024   06:10 Diperbarui: 28 Oktober 2024   07:41 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaaan Individual

Pengertian Tipologi Belajar

Suparman, menyatakan bahwa tipologi belajar merupakan perpaduan dari cara seseorang

menyerap, mengelola, dan memproses informasi. Dalam buku Quantum Learning karya Bobby

de Potter dkk, disebutkan ada tiga jenis tipologi belajar, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Tipologi belajar merujuk pada pengklasifikasian atau pengelompokan gaya belajar individu

berdasarkan karakteristik kognitif, afektif, dan fisiologis yang unik. Dengan kata lain, tipologi

belajar berusaha mengidentifikasi bagaimana setiap individu paling efektif menyerap, memproses, dan mengingat informasi. Tipe-Tipe Belajar Menurut Teori Psikologi Pendidikan

Diyakini bahwa gaya belajar memainkan peran penting dalam proses belajar mengajar. Menurut

Joko (2006), "Siswa belajar atau memperoleh pengetahuan dengan cara unik mereka." Gaya

belajar didefinisikan sebagai proses aktivitas, penghargaan, dan kecenderungan seseorang. Kebingungan memberi jalan pada motivasi diri dalam hal pembelajaran yang bermakna. Siswa

yang sering dipaksa untuk belajar dengan metode yang tidak sesuai atau tidak cocok untuk

mereka tidak sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan menghambat proses pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan memperhatikan materi yang diserap. A. Gaya Belajar Visual

Siswa dengan gaya belajar visual memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) teratur dan rapi, b)

berbicara cepat, c) tidak mudah terganggu oleh suara latar saat mengingat visual, d) lebih

suka membaca daripada mendengarkan, e) membaca dengan cepat dan teliti, f) sering

tahu apa yang ingin diucapkan, meski kesulitan memilih kata, g) mengingat melalui

asosiasi visual, h) kesulitan mengingat instruksi verbal kecuali tertulis, dan i) perhatian

pada detail. Mereka lebih baik dalam mengingat informasi dengan melihat langsung. B. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar auditorial mengandalkan pendengaran. Ciri-ciri siswa auditorial menurut

Bobby De Porter dan Mike Hernacki meliputi: a) berbicara pada diri sendiri saat bekerja, b) mudah terganggu oleh kebisingan, c) suka membaca keras dan mendengarkan, d)

kesulitan menulis tetapi pandai bercerita, e) belajar dengan mendengarkan dan lebih

mengingat diskusi dibandingkan dengan visual, dan f) senang berbicara, berdiskusi, dan

menjelaskan. Dalam penyebutan ciri-ciri tersebut dijadikan indikator observasi karena

mencerminkan karakteristik siswa auditorial dalam proses belajar.

C. Gaya Belajar Kinestetik

Sementara itu, gaya belajar kinestetik ditandai dengan kemampuan menyerap informasi

melalui gerakan dan sentuhan. Ciri-ciri siswa kinestetik menurut Bobby De Porter dan

Mike Hernacki adalah: a) berbicara perlahan, b) sulit mengingat peta kecuali pernah

berada di lokasi tersebut, c) menghafal sambil bergerak, d) menggunakan jari saat

membaca, e) tidak bisa duduk diam lama, f) tulisannya cenderung jelek, g) aktif dan

banyak bergerak, serta h) ingin melakukan segala sesuatu. Siswa kinestetik cenderung

mengingat informasi dengan berpartisipasi langsung dalam aktivitas belajar. Perbedaan Individual dalam Belajar

Perbedaan individu di antara peserta didik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia selain perbedaan itu sendiri. Seberapa jauh seseorang berbeda akan menentukan kualitas perbedaan mereka atau

kombinasi dari berbagai elemen perbedaan tersebut. Setiap orang, baik anak-anak maupun

dewasa, apakah berada dalam kelompok atau sendiri, disebut sebagai individu. A. Perbedaan Biologis

Perbedaan biologis antar peserta didik tidak bisa diabaikan karena faktor ini

mempengaruhi proses belajar. Kesehatan, termasuk kesehatan mata dan telinga, memainkan peran penting dalam penerimaan pelajaran di kelas. Anak yang memiliki

gangguan penglihatan atau pendengaran cenderung mengalami kesulitan dalam

mengikuti pelajaran. Kondisi biologis ini kadang-kadang membuat guru memberikan

perlakuan yang berbeda terhadap siswa. Sebagian pendidik memasukkan faktor

biologis ini dalam penilaian mereka. B. Perbedaan Psikologis

Perbedaan psikologis pada siswa meliputi perbedaan minat, motivasi, dan kepribadian. Ketiga faktor ini memiliki hubungan positif dengan hasil belajar yang dicapai. Jika

siswa memiliki minat besar terhadap pelajaran, motivasi tinggi untuk belajar, dan daya

ingat yang baik, hasil belajar mereka juga akan optimal. C. Perbedaan Inteligensi

Penelitian mengenai perbedaan individu seringkali menyoroti perbedaan dalam

inteligensi dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Ackerman menyatakan ahwa

proses belajar terdiri dari tiga fase yang masing-masing memerlukan kemampuan

intelektual berbeda, yaitu fase kognitif, asosiatif, dan otonom. Salah satu tanda

kematangan intelektual adalah kemampuan untuk mentoleransi ketidakpastian, menghadapi kontradiksi, serta menghargai pendapat yang berbeda tanpa bersikap

skeptis atau bersaing secara negative.

D. Perbedaan Bakat

Meskipun istilah bakat sering disamakan dengan inteligensi, bakat sebenarnya

merupakan salah satu aspek dari inteligensi. Menurut Bingham, bakat adalah kondisi

atau serangkaian karakteristik yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk

memperoleh keterampilan atau pengetahuan tertentu melalui latihan, seperti

kemampuan berbahasa atau bermusik. Implementasi Perbedaan Tipologi dan Individual dalam Belajar

Perbedaan individu sebenarnya mencerminkan perbedaan dalam kesiapan belajar. Setiap anak yang memasuki sekolah memiliki tingkat kecerdasan, perhatian, dan

pengetahuan yang bervariasi, serta kesiapan belajar yang berbeda-beda. Mereka juga

memiliki potensi dan karakter yang unik. Tantangannya adalah menentukan jenis

pendidikan yang sesuai untuk mendukung perkembangan optimal masing-masing

individu sesuai dengan kapasitas dan kecenderungan mental mereka. Secara praktis, menurut Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain (2010), dan Khadijah (2006), pendekatan individual sangat penting dalam pengajaran. Pengelolaan kelas

membutuhkan pendekatan ini, dan pemilihan metode harus mempertimbangkan

pentingnya pendekatan individual. Perbedaan individu yang banyak diteliti oleh para ahli meliputi perbedaan jenis

kelamin, etnis, dan kondisi sosial ekonomi. Menurut Byrnes dalam Khodijah, penelitian menunjukkan bahwa kinerja perempuan dalam tes kemampuan membaca

dan menulis lebih baik daripada laki-laki saat memasuki kelas satu SD. Sebaliknya, laki-laki cenderung lebih unggul dalam tes matematika, sains, dan ilmu sosial pada

awal remaja. Perbedaan paling mencolok antara keduanya terletak pada kelancaran

dan kualitas menulis di semua tingkat usia, di mana perempuan menunjukkan hasil

yang lebih tinggi, sedangkan dalam pemecahan masalah matematis, laki-laki lebih

baik (Khadijah, 2006). Khadijah (2006) juga menjelaskan bahwa perbedaan gender

dalam kinerja kognitif dapat dilihat dari tiga perspektif: (1) genetik/fisiologis yang

menyatakan bahwa gen laki-laki memengaruhi morfologi otak secara berbeda, (2)

sosialisasi yang menunjukkan bahwa perbedaan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai dalam

masyarakat yang ditransfer melalui keluarga, teman, dan guru, serta (3) pengalaman

yang berbeda yang disebabkan oleh perlakuan yang berbeda terhadap anak laki-laki

dan perempuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun