Mohon tunggu...
Amelia Zulfiani
Amelia Zulfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Pena Berbicara Lebih Lantang daripada Suara

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gereja vs Filsafat: Pergolakan Abad Pertengahan

20 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 20 Desember 2022   18:02 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plotinus percaya terhadap tiga hal, yaitu Yang Esa, intelektual, dan jiwa. Dalam pikirannya, ia mengkombinasikan cara praktis dan ajaran mistis yang berpengaruh pada teologi kristen. Tujuan dari filsafatnya yaitu untuk membantu para siswanya menyatu pada Yang Esa dengan cara kontemplasi.

Yang Esa merupakan cahaya di tengah kegelapan. Yang Esa ada dari sebelum semuanya ada dan sumber realitas. Selain itu, Yang Esa ini berhubungan dengan pengetahuan intuitif. Selanjutnya adalah intelektual yang menjadi sumber dan landasan materi dunia yang disebut form. Dalam intelektual terdapat pikiran dan objek yang menyatu, sehingga tidak akan terpisah antara subjek dan objeknya. Yang terakhir, ada jiwa yang berhubungan dengan pikiran dan rasionalitas. Dalam jiwa manusia terdapat 2 level. Pertama, level atas jiwa yang menghadap ke dalam dan melihat hal surgawi dengan intelektualitas. Kedua, level bawah yang menghadap ke luar seperti alam.

Augustinus

Augustinus lahir di Tagaste, Aljazair, Afrika Utara, 13 November 354 M. Ayahnya adalah seorang dewan kota yang kurang taat beragama hingga menjelang akhir hayatnya. Augustinus dididik dan dibesarkan secara Kristen kendatipun karena adat istiadat yang berlaku pada masa itu, ia tidak dibaptiskan ketika masih bayi. Augustinus menganggap filsafat sebagai suatu aktivitas, yang meliputi teknik-teknik penalaran, dan juga suatu pendekatan menuju kebijaksanaan dan kebenaran-kebenaran penalaran, dan juga suatu pendekatan menuju kebijaksanaan dan kebenaran-kebenaran tertinggi tentang kehidupan. 

Augustinus adalah seorang teolog Kristen terbesar terakhir sebelum abad gelap dan karya tulisannya membuahkan doktrin gereja dalam semua garis besarnya dan dalam bentuk kasarnya sepanjang abad pertengahan dia adalah orang paling menonjol dari para pendiri gereja latin. Augustinus dilahirkan dari pasangan suami istri Monika dengan Patrisius di Afrika Utara. Augustinus dianggap telah meletakan dasar-dasar pemikiran abad pertengahan, mengadaptasikan platonisme kedalam ide-ide Kristen, memberikan formulasi sistematis tentang filsafat Kristen. Filsafat Augustinus merupakan sumber atau asal-usul reformasi yang dilakukan oleh Protestan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun