Mohon tunggu...
Amelia Zulfiani
Amelia Zulfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Pena Berbicara Lebih Lantang daripada Suara

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gereja vs Filsafat: Pergolakan Abad Pertengahan

20 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 20 Desember 2022   18:02 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat Ketuhanan Abad Pertengahan Serta Tokoh-Tokohnya

Anselmus Canterbury

Anselmus, biarawan Benediktin, menjadi abbas di biara Bec di Normandia, Uskup Agung Canterbury dari 1093-1109. Ia lahir di Aosta, Italia utara pada 1033. di zamannya ia berpetualang ke seluruh wilayah utara, setelah menolak keinginan ayahnya agar ia belajar ilmu politik dan terjun dalam perpolitikan, sehingga pada tahun 1059 ia memutuskan pergi ke biara benediktin di Bec, Normandia tengah. Biara tersebut baru berusia sekitar 20 tahun, pendirinya Herlui, masih hidup. Di biara ini Anselmus belajar di bawah bimbingan guru hebat, Lanfranc, pemimpin biara di Bec.

Anselmus memiliki minat yang tinggi pada Teologi dan Filsafat. Ia kemudian dikenal karena argumen pembuktian adanya Tuhan. Pada 1060, ia menjadi lebih akrab dengan lingkungan studi di biara di Bec. Pada usia 27 tahun ia putuskan menjadi biarawan di Bec. Dan sejak 1063, ia praktis menjadi guru dan penasihat biara. Pada masa Anselmus dunia studi Filsafat dan Teologi masuk dalam lingkungan biara. Dalam konteks ini menarik untuk dicatat bahwa argumen-argumen sentral Anselmus lahir dari doa dan meditasi. 

Dalam dunia pemikiran Kristen, metode berpikir Anselmus merupakan ikon dialog antara Filsafat dan Teologi atau antara pemikiran logis dan iman akan Tuhan. Pemikirannya yang terkenal adalah Tuhan Sebagai Pengada Tertinggi. Karyanya Proslogion memuat argumentasi terkenal tentang pembuktian akan adanya Tuhan. Argumen ini umum dikenal sebagai ‘pembuktian ontologis’. Anselmus menegaskan pula bahwa ‘sesuatu yang lebih besar dari padanya tidak dapat dipikirkan'.

Thomas Aquinas

Santo Thomas Aquinas merupakan tokoh besar skolastisisme, salah seorang suci gereja Katolik Romawi dan pendiri aliran yang dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Ia lahir di Roccasecca, Napoli, Italia. Buku-bukunya berisi judul-judul indah dan aneh 'Summa Theologica' dan 'Summa contra Gentiles'. Dia juga menjadi guru yang sangat populer dan berpengaruh, dan akhirnya diizinkan oleh kepemimpinan Dominika untuk mendirikan sekolahnya sendiri di Naples.

Thomas Aquinas, seorang filsuf dan teolog barat termasyhur pada masa abad pertengahan. Pemikirannya tidak lepas dari pengaruh dua orang filsuf besar, Agustinus dan Aristoteles. pemikiran yang dicetuskan oleh Thomas Aquinas, yang membangun keharmonisan antara agama dan akal membawa pengaruh yang sangat kuat di jajaran masyarakat Eropa. 

Pemikiran-pemikiran Thomas Aquinas yaitu filsafat thomisme, Essentia dan Exentia, Argumen Kosmologi, filsafat tentang penciptaan, filsafat tentang makhluk murni, filsafat jiwa, dan Etika Teologis. Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan iman berjalan di luar jangkauan pemikiran. Ia menghimbau agar orang-orang untuk mengetahui hukum alamiah (pengetahuan) yang terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi antara pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara keutuhan walaupun iman diungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada di luar kekuatan pikir.

Plotinus

Pada tahun 204 M, Plotinus lahir di Mesir, Lycopolis. Ia pergi ke Alexandria pada tahun 232 M untuk belajar filsafat selama 11 tahun. Pada saat itu ia belajar pada seorang guru yang bernama Amonius Saccas. Di dalam biografinya, ia tidak hanya belajar pada Amonius Saccas tetapi juga belajar pada karya-karya Alexander, Numenius dan Aristoteles.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun