Mohon tunggu...
Afifatul Amelia
Afifatul Amelia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Siapapun bisa jadi Apapun 🌹

Siapapun bisa jadi Apapun

Selanjutnya

Tutup

Financial

Analisis Peningkatan Faktor Produksi dan Maksimalisasi Produksi Lembaga Keanggotaan Indkreat

12 Mei 2019   20:05 Diperbarui: 14 Mei 2019   16:10 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Faktor Produksi Dengan Satu Input Variabel
Proses produks pada umumnya menumbuhkan berbagai macam jenis faktor produksi tenaga kerja, modal dan bahanmentah. Dalam setiap proses produksi ketiga faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas yang tertentu. Untuk memudahkan analisa maka dalam bab ini akan diadakan penyederhanaan terhadap faktor produksi yang jumlah dan kualitasnya sangat banyak tersebut. Penyederhanaan ini diperlukan agar perhatian kita dapat sepenuhnya ditujukan kepada masalah-masalah yang pokok yaitu mengenai prinsip-prinsip produksi itu sendiri. Secara lebih khusus, kita menganggap bahwa dalam suatup proses produksi tertentu diperlukan satu faktor produksi yang bersifat variabel (variabel input). Dalam pembicaraan mengenai teori produksi, faktor produksi yang bersifat variabel ini umumnya disebut "tenaga kerja", meskipun dalam kenyataannya masih banyak lagi faktor-faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi. Kedua, kita menganggap bahwa faktor produksi yang bersifat variabel tersebut dapat dikombinasikan dalam proporsi yang berbeda-beda dengan satu faktor produksi yang bersifat tetap (fixed input) untuk menghasilkan tingkatan produksi. Faktor produksi yang bersifat tetap "tanah". Jadi, proses produksi yang dugunakan sebagai contoh ini adalah proses produksi dalam sektor pertanian.
Akhirnya perlu diperhatikan bahwa dalam mempelajari prinsip-prinsip produksi ini ada tiga anggapan yang digunakan, yaitu (a) proses produksi hanya ada satu faktor produksi variabel (b)dalm proses produksi hanya ada satu faktor produksi tetap dan (c) faktor-faktor produksi tersebut dapat dikombinasikan dalam berbagai macam proporsi untuk menghasilkan barang sejumlah tertentu.

a. Faktor produksi tetap dan variabel, proses produksi jangka pendek dan jangka panjang
Untuk penganalisaan produksi baik secara fisik maupun dalam hubungannya dengan ongkos produksi, maka akan lebih mudah bila faktor produksi diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi dimana jumlah yang digunakan dalam proses produksi tidakdapat diubah secara cepat, bila keadaan pasar menghendaki perubahan jumlah output. Dalam kenyataan tidak ada satu faktor produksi pun yang sifatnya tetap secara mutlak. tetapi, untuk penyederhanaan analisa, pada umumnya dianggap ada beberapa faktor produksi yang bersifat tetap. Misalnya gedung, mesin-mesin dan tenaga pimpinan perusahaan dapat disebutkan sebagai contoh faktor produksiyang bersifat tetap. Faktor-faktor produksi ini tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya dalam waktu yang relatif singkat. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi dimana jumlahnya dapat diubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Misalnya faktor produksi tenaga kerja, bahan mentah dapatlah diklasifikasikan sebagai faktor produksi yang bersifat variabel.
Sejlan dengan pembagian faktor produksi menjadi faktor produksi yang bersifat tetap danvariabel maka para ahli ekonomi sering membagi kurun waktu produksi menjadi dua macam, yaitu jangka pendek (short run) dan jangka panjang (long run). Kurun waktu jangka pendek adalah menunjukkan kurun waktu dimana salah satu faktor produksi atau lebih bersifat tetap. Jadi, dalam kurun waktu ini output dapat diubah jumlahnya dengan jalan mengubah faktor produksi variabel yang digunakan dan dengan peralatan mesin yang ada. Bila seorang produsen ingin menambah produksinya dalam jangka pendek, makahal ini hanya dapat ia lakukan dengan jalan menambah jam kerja dandengan tingkat skal perusahaan yang ada (dalam jangka pendek peralatan mesin perusahaan ini tidak mungkin untuk ditambah). Yang dimaksud dengan jangka panjang adalah kurun waktu dimana semua faktor produksi adalah bersifat variabel ini berarti dalam jangka panjang, perubahan output dapat dilakukan dengan cara mengubah faktor produksi dalam tingkat kombinasi yang seoptimal mungkin. Misalnya, dalam jangka pendek produsen dapat memperbesar outputnya dengan jalan menambah jam kerja perhari dan hanya pada tinkat skala perusahaan yang ada. Lam jangka panjang, mungkin akan lebih ekonomis baginya bila ia menambah skala perusahaan (pealatan mesin) dan tidak perlu menambah jam kerja. Jangka panjang sering disebut juga dengan cakrawala perencanaan. Dalam bab ini akan dibicarakan teori produksi jangka pendek. Dalam teori ini akan dipelajari kombinasi dari berbagai penggunaan faktor produksi variabel jumlah faktor produksi tetap untuk menghasilkan berbagai tingkatan output. Organisasi produksi jangka panjang lebih ditentukan pada masalah-masalah ongkos produksi relatif dalam menghasilkan setiap tingkat output yang ingin dihasilkan.

b. Proporsi tetap atau proporsi yang berubah-ubah
Bahwa dalam teori produksi ini terutama akan difokuskan pada penggunaan dua jenis faktor produksi yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel dalam menghasilkan output yang jumlahnya berubah-ubah. Hal ini sebenarnya perhatian kita dibatasi pada produksi dalam pengertian proporsi yang berubah-ubah. Jadi, dalam hal ini produsen tidak hanya harus menuntukan berapa jumlah output yang akan dihasilkan tetapi juga proporsi antara faktor-faktor produksi yang digunakan (dalam jangka panjang).
Ada dua cara untuk mengungkapkan prinsip-prinsip dasar dari proporsi yang berubah-ubah ini.
Pertama, produksi dengan proporsi yang berubah-ubah mengandung maksud bahwa output dapat diubah jumlahnya dalam jangka pendek dengan mengubah jumlah faktor produksi variabel, meski faktor produksi yang lain tetap jumlahnya, maka berarti perbandingan dari dua faktor produksi tersebut berubah.
Kedua, bila produksi dapat dihasilkan dengan proporsi faktor produksi yang berubah-ubah, maka hal ini berarti jumlah output yang sama mungkin dapat diprodusir dengan berbagai tingkatan kombinasi faktor produksi. Ini hanya berlaku untuk jangka pendek bila faktor produksi variabel yang digunakan lebih dari satu jenis.
Produksi dengan proporsi tetap adalah produksi dimana hanya ada satu perbandingn faktorproduksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan output. Bila output ingin ditambah atau dikurangi, maka semua faktor produksi harus ditambah atau dikurangi  dalam proporsi yang sama. Misalnya untuk pembuatan air diperlukan dua bagian hydrogen dan satu bagian oksigen saja tidak akan menambah jumlah air yang dihasilkan, dan ini tidak ada gunanya.

2.1 Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengelolaan seluruh alam yang ada dimuka bumi, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini sengaja di ciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia. Hal ini sangat jelas telah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Jaatsiyah ayat 13 :

Artinya : "dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir".
 Oleh karena itu sumber daya yang ada ini harus dikelola dengan benar karena itu merupakan amanah yang akan di minta pertanggung jawabannnya kelak. Untuk mendapat pengelolaan yang baik ilmu sangatlah diperlukan untuk menopang pemberdayaan dan optimalisasi manfaat sumber daya yang ada.
Sumber daya manusia merupakan dasar dan kunci dari semua sumber organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas mempunyai pengetahuan, keterampilan, kompetensi, kewirausahaan dan kesehatan fisik dan jiwa yang prima, bertalenta, mempunyai etos kerja dan motivasi kerja tinggi yang dapat membuat organisasi berbeda antara sukses dan kegagalan.
Dalam manajemen sumber daya manusia mengurusi tentang rekrutmen, seleksi, pengembangan, pemberian imbalan, usaha mempertahankan, penilaian, dan promosi personel dalam sebuah organisasi. Dalam praktek manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya dijelaskan dari defenisi manajemen sumber daya manusia yang tengah diketengahkan oleh beberapa faktor dalam bidang MSDM yang mendefenisikan manajemen sumber daya manusia sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas penarikan, pengembangan SDM, integrasi, kompensasi, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia untuk memenuhi tujuan-tujuan individual, sosial dan organisasional.
Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berada didalamnya. Apabila sumberdaya manusianya memiliki motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi, kinerjanya akan menjadi semakin baik. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan atau disebut pula sebagai pembinaan sumber daya manusia. Cara pendekatan baru yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan sumber daya manusia tersebut sekarang ini lebih dikenal sebagai pemberdayaan sumber daya manusia, yaitu suatu pendekatan yang lebih bersifat bottom-up. Manfaat pemberdayaan sendiri untuk meningkatkan percaya diri dalam melakukan sesuatu,yang pada waktu sebelumnya tidak pernah percaya mungkin dilakukan. Akibatnya akan terjadi peningkatan kepuasan kerja, kerjasama yang lebih dekat dengan orang lain, dan bekerja dengan tujuan yang lebih jelas. Manfaat pengembangan dan peningkatan pegawai, dapat dikemukakan bahwa peran SDM pegawai (human capital) adalah sangat strategik dan akan lebih memfokuskan pada produktivitas perilaku pegawai yang secara langsung mengimplementasikan strategi organisasi atau perilaku perilaku pegawai yang strategik. Untuk itu dilakukan berbagai macam langkah strategis sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan bagi pegawai. Pelatihan yang efektif secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan proses kerja yang luar biasa pesatnya.

Tujuan dan manfaat Pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia
Pengambangan sumber daya manusia untuk jangka panjang adalah aspek yang semakin penting dalam organisasi atau perusahaan. Pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi dapat mengurangi ketergantungan organisasi untuk menarik anggota baru atau karyawan baru. Pengembangan karyawan secara internal maka lowongan pekerjaan dapat di isi secara internal pula. Pengembangan sumber daya manusia juga merupakan suatu cara yang efektif guna menghadapi tantangan dan peluang yang di hadapi. Tujuan pokok program pengembangan sumber daya manusia adalah meningkatkan kemampuan, keterampilan, sikap dan tanggung jawab karyawan sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran program dan tujuan organisasi.
Langkah-langkah Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia
Agar berbagai manfaat pelatihan dan pengembangan dapat dipetik semaksimal mungkin, berbagai langkah perlu ditempuh. Para pakar pelatihan dan pengembangan pada umumnya sudah sependapat bahwa langka-langkah dimaksud terdiri dari tujuh langkah yaitu sebagai berikut:
Penentuan Kebutuhan Penetuan kebutuhan yang menyangkut anggaran yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan pelatihan dan pengembangan merupakan beban bagi organisasi. Oleh karena itu, agar penyediaan anggaran tersebut sunguh-sungguh dapat dibenarkan perlu adanya jaminan terlebih dahulu, bahwa kegiatan pelatihan dan pengembangan tersebut sudah nyata-nyata diperlukan. Mengidentifikasikan kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan terdapat tiga pihak yang turut terlibat. Pihak pertama ialah satuan organisasi yang mengelola sumber daya manusia. Peranan satuan kerja ini adalah mengidentifikasikan kebutuhan prganisasi sebagai keseluruhan, baik untuk kepentingan sekarang maupun dalam rangka mempersiapkan organisasi menghadapi tantangan masa depan. Pihak kedua ialah para manajer berbagai satuan kerja. Pihak ketiga adalah para pegawai yang bersangkutan. Banyak organisasi yang memberikan kesempatan kepada para pegawainya untuk mencalonkan diri sendiri mengikuti program pelatihan dan pengembangan tertentu. Titik tolak pemberian kesempatan ini adalah para pegawai yang sudah dewasa secara intelektual mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam diri masing-masing.
Penentuan Sasaran Berdasarkan analisis akan pelatihan dan pengembangan, berbagai sasaran ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat pula menyangkut keperilakuan. Berbagai sasaran tersebut harus dinyatakan sejelas dan sekongkret mungkin, baik bagi para pelatih maupun bagi para peserta. Bagi penyelenggara pelatihan dan pengembangan gunanya mengetahui sasaran tersebut.
1. Sebagai tolok ukur kelak untuk menentukan berhasil tidaknya program pelatihan dan pengembangan.
2. Sebagai bahan dalam usaha menentukan langkah selanjutnya seperti isi program dan metode pelatihan yang akan digunakan. Bagi para peserta manfaatnya terutama terlihat pada persiapan dan usaha apa yang mereka perlu lakukan agar memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari pelatihan dan pengembangan yang akan diikutinya.
Penentuan Program Sifat suatu program pelatihan dan pengembangan ditentukan oleh paling sedikit dua faktor yaitu hasil analisis penentuan kebutuhan dan sasaran yang hendak dicapai, baik dalam arti teknikal maupun dalam bentuk keperilakuan yang hendak dicapai melalui suatu teknik belajar yang dianggap paling tepat. Dalam program pelatihan dan pengembangan harus jelas diketahui apa yang ingin dicapai. Salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah mengerjakan keterampilan tertentu yang pada umumnya berupa keterampilan baru yang belum dimiliki oleh para pekerja padahal diperlukan dalam pelaksanaan tugas dengan baik. Mungkin pula pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk mengajarkan pengetahuan baru, bahkan sangat mungkin yang diperlukan adalah perubahan sikap dan perilaku dalam pelaksanaan tugas.
Mengidentifikasi Prinsip-prinsip Belajar Pada akhirnya, hasil yang dicapailah yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar yang diterapkan dalam suatu program pelatihan dan pengembangan. Dengan kata lain yang diharapkan terjadi ialah berlangsungnya proses belajar-mengajar dengan cepat karena peserta latihan dan pengembangan merasa bahwa prinsip belajar yang diterapkan tepat. Dikalangan para pakar pelatihan dan pengembangan telah umum diterima pendapat yang mengatakan bahwa pada dasarnya prinsip belajar yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar pada lima hal, yaitu partisipasi, repetisi, relevansi, pengalihan dan umpan balik.
 Pelaksanaan Program Perlu ditekankan bahwa sesungguhnya penyelengaraan program pelatihan dan pengembangan sangat situsional sifatnya. Artinya, dengan penekanan pada perhitungan kepentingan organisasi dan kebutuhan pada peserta, penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah dibahas dapat berbeda dalam aksentuasi dan intensitasnya yang tercermin pada penggunaan teknik-teknik tertentu dalam proses belajar mengajar.

Metode-metode Pelatihan dan Pengembangan
Begitu pentingnya pelatihan dan pengembangan di laksanakan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, sehingga perlu perhatian serius dari perusahaan. Pelatihan sumber daya manusia akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan atas pekerjaan yang mereka kerjakan. Ada beberapa metode dalam pelatihan tenaga kerja, antara lain:
Metode On-The-Job Training Metode on-the-job training merupakan metode yang paling banyak di gunakan perusahaan dalam melatih tenaga kerjanya. Para karyawan mempelajari pekerjaannya sambil mengerjakannya secara langsung. Adapun empat metode yang termasuk dalam on-the-job training antara lain rotasi pekerjaan, penugasan yang di rencanakan, pembimbingan dan pelatihan posisi.
Metode Off-The-Job Training Dalam metode ini pelatihan dan pengembangan dilaksanakan dimana karyawan keadaan tidak bekerja dengan tujuan agar terpusat pada kegiatan pelatihan saja. Pelatihan di datangkan dari luar organisasi. Hal ini dilakukan karena kurang atau tidak tersedianya pelatihan dan pengembangan dalam perusahaan. Keuntungan dari metode ini para peserta latihan tidak merasa jenuh dilatih oleh atasannya langsung, metode yang di ajarkan pelatih berbeda sehingga memperluas pengetahuan. Metode ini dapat di lakukan dengan beberapa teknik antara lain:
Business games, peserta dilatih dengan memecahkan suatu masalah sehingga para peserta dapat belajar dari masalah yang sudah pernah terjadi pada suatu perusahaan tertentu.
Vestibule school, tenaga kerja di latih dengan menggunakan peralatan yang sebenarnya dan sistem pengaturan sesuai dengan cara yang sebenarnya tetapi dilaksanakan di luar perusahaan
Case study, dimana peserta dilatih untuk mencari penyebab timbulnya suatu masalah, kemudian dapat memecahkan masalah tersebut. Pemecahan masalah dapat di lakukan secara individual atau kelompok atas masalah-masalah yang di tentukan.

Kendala dalam Pelatihan dan Pengembangan
Beberapa kelemahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program pelatihan. Suatu pemahaman terhadap masalah potensial ini harus di jelaskan selama pelatihan kepada trainer. Adapun kelemahan pelatihan dan pengembangan sebagai berikut:
Pelatihan dan pengembangan di anggap sebagai obat untuk semua penyakit organisasional.
Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
Sebuah teknik di anggap dapat di terapkan di semua kelompok dalam semua situasi, dengan keberhasilan yang sama.
Kinerja partisipan tidak di evaluasi begitu karyawan telah kembali kepekerjaannya.

Maksimalisasi Produksi di Era Modern
Sejarah telah membuktikan bahwa penemuan dan kemajuan teknologi terus berlangsung sehingga dapat meningkatkan kemungkinan produksi (production possibility) baik di Eropa, Amerika Utara maupun di Jepang. Kemajuan teknologi ditandai dengan adanya perubahan proses produksi, diperkenalkannya produk baru, ataupun peningkatan besarnya output dengan menggunakan input yang sama. Penemuan yang telah dapat meningkatkan produktivitas tersebut diantaranya mesin uap, motor bakar, proses Bessener untuk memproduksi baja, dan mesin jet. Secara fundamental kemajuan teknologi termasuk juga penemuan produk seperti telepon, radio, televisi, dan pesawat terbang. Kemajuan 3 teknologi yang sangat pesat dewasa ini dipacu oleh ditemukannya peralatan elektronika dan komputer. Penemuan baru ini merupakan terobosan yang besar dalam kemajuan teknologi, namun kemajuan teknologi juga merupakan proses yang masih terus menerus berlanjut. Salah satu tolok ukur dari kemajuan teknologi ini dapat dilihat dari jumlah hak patent yang terus bertambah. Pada masa lalu teknologi diasumsikan tetap sepanjang waktu. Sehingga seluruh variabel pertumbuhan per kapita akan tetap untuk jangka panjang. Asumsi ini tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang telah terjadi. Model Harrod-Domar tentang pertumbuhan juga didasarkan pada asumsi bahwa koefisien produksi bersifat tetap. Begitu juga Model Neoklasik masih menganggap kemajuan teknologi bersifat eksogen. Kendrik, Kaldor, dan Solow antara lain merupakan pengkritik terhadap pendekatan ini (Jhingan, 1999). Sebelum membahas model kemajuan teknologi akan dibahas dulu mengenai kemajuan teknologi yang bersifat netral dan tidak netral yang akan melandasi model tersebut.
Globalisasi pasar telah mempengaruhi perilaku perdagangan yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Globalisasi pasar menuntut adanya peningkatan daya saing antar pelaku bisnis, menuntut para pelaku bisnis untuk meningkatkan, mendesain ulang dan memodifikasi strategi bersaingnya. Begitu juga usahaa kecil menengah (UKM) yang juga dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan pasar agar dapat bertahan dan meningkatkan marketshare.
Usaha kecil menengah (UKM) adalah sekelompok usaha terbesar di Indonesia bahkan mungkin di dunia (Agus, 2003). Pada tahun 2001, UKM memberikan andil 99,6% dalam penyerapan tenaga kerja. Banyaknya UKM ini tentu disebabkan karena produk-produk dari UKM sangat diminati bahkan dibutuhkan oleh masyarakat. Namun demikian tidak semua produk-produk dari UKM dikenal luas oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena promosi yang dilakukan oleh UKM kalah gancar dengan promosi dari industry yang lebih besar. Penyebab utama dari hal ini adalah minimnya anggaran promosi dari UKM.
Pada saat ini terdapat dua jenis pemasaran, yaitu offline marketing atau pemasaran tradisional yang dilakukan dengan mencari pelanggan atau klien melalui pertemuan secara langsung berhadapan dengan mereka yang mungkin tertarik menjadi pelanggan atau klien. Pemasaran yang lain menggunakan situs web sebagai media pemasaran yang dikenal sebagai online marketing. Pemanfaatan social media merupakan salah satu contoh online marketing.
Online marketing telah merubah beberapa UKM yang telah memanfaatkan social media, karena mereka telah mampu mengurangi beban biaya promosi yang sangat besar untuk mengenalkan dan memasarkan produk layanan yang di tawarkan.
Salah satu faktor penting untuk menunjang proses tersebut adalah dengan menggunakan sarana teknologi informasi yang salah satunya adalah penggunaan social media pada UKM di Indonesia (Dentoni, et al., 1009). Penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan, dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang besar. uKM dikatakan memilik daya saing global apabila mampu menjalankan operasi bisnisnya secara reliable,  seimbang dan berstandar tinggi. Social mediai sendiri adalah alat promosi paling murah dan berdampak signifikan terhadap bisnis karena memilik banyak pengguna serta tidak memerlukan biaya untuk membuat suatu akun jejaring social. Pengguna jejaring social Facebook contohnya di Indonesia mencapai angka 40 juta akun pengguna yang menempati peringkat kedua di seluruh dunia. Sedangkan untuk jejaring social pesaingnya, Twitter, Indonesia menempati peringkat tertinggi ketiga untuk jumlah akun Twitter di seluruh dunia (Purwanto, 2012). Sedangkan untuk seluruh dunia, hasil statistic UKM pengguna jejaring social Facebook mencapai angka 75% dan UKM yang menggunakan jejaring social Twitter mencapai angka 78% (Ryan, 2011). Dari situ dapat disimpulkan bahwa pelaku UKM sudah tidak asing lagi bahkan sudah banyak yang menggunak fasilitas jejaring social. Selain dapat dijadikan sebagai sarana pemasaran produk, jejaring social juga bisa dijadikan sarana interaksi dengan konsumen (Mershon, 2011). Melalui frekuensi yang sering dan terus menerus, setidaknya akan membuat promosi produk terbaca oleh konsumen.
Social media sejatinya memang sebagai media sosialisasi dan interaksi, serta menarik orang lain untuk melihat dan mengunjungi tautan yang berisi informasi mengenai produk dan lain-lain. Jadi wajar jika keberadaannya dijadikan sebagai media pemasaran yang paling mudah dan yang paling murah (low cost) oleh perusahaan. Hal inilah yang akhirnya menarik para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menjadikan sosial media promosi andalan dengan ditopang oleh website/blog perusahaan yang menampilkan profil perusahaan secara lengkap. Bahkan tidak jarang para pelaku usaha hanya memilik media social saja namun tetap eksis dalam persaingan.
Hal ini tentu saja menjadi menarik, di tengah gencarnya pemerintah mendorong masyarakat untuk berwirausaha dan mendorong pertumbuhan UKM, para pelaku usaha mulai mendapatkan sebuah pelaku usaha mulai mendapatkan sebuah perangkat penting dalam mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan layanan situs jual beli online dan social media sebagai alat promosi secara gratis. Bahkan saat ini, social media tidak hanya sekedar menjadi media promosi, tetapijuga digunakan sebagai alat pemasaran interaktif, pelayanan, membangun komunikasi dengan pelanggan dan calon pelanggan, serta sebagai alat untuk menjual dan membeli produk secara online.

2.3 Input Produksi dan Berkah
kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau faktor produksi, yaitu segala hal yang menjadi masukan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi.
Pada dasarnya faktor produksi atau input ini secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu input manusia (human input) dan input non manusia (non human input) yang termasuk dalam input manusia adalah tenaga kerja atau buruh dan wirausahawan, sementara yang termasuk dalam input non manusia adalah sumber daya alam. Pengkategorian input menjadi input manusia dan non manusia dilandasi oleh dua alasan :
1. manusia adalah faktor produksi yang memiliki peran paling penting dalam keseluruhan faktor produksi. Manusia dapat dikatan sebagai faktor produksi yang utama, sementara input non manusia sebagai pendukung. Manusialah yang memiliki inisiatif atau ide, mengorganisasi, memproses, dan memimpin semua faktor produksi sehingga menjadi barang atau jasa yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan. Memang, dalam menghasilkan output manusia membutuhkan faktor produksi non manusia, tetapi tanpa manusian barang dan jasa tidak akan optimal dalam memberikan manfaat.
2. manusia adalah makhluk hidup yang tentu saja memilikikarakteristik yang berbeda dengan faktor produksi lainnya. Manusia adalah ciptaan Allah yang diberi kedudukan paling mulia diantara makhluk-makhluk lain. Secara umum, semua sumber daya non manusia dapat diperdagangkan sesuai dengan mekanisme pasar, tetapi tidak demikian dengan manusia. Manusia bukan barang, karenanya juga tidak dapat diperlakukan sama seperti barang.
Sebagaimana diketahu berkah merupakan komponen penting dalam maslahah. Oleh karena itu, bagaimanapun dan seperti apapun pengklasifikasiannya, berkah harus dimasukkan dalam input produksi. Berkah tersebut melekat pada setiap input yang digunakan dalam berproduksi danjuga melekat pada proses produksi sehingga output produksiya akan mengandung berkah. Memasukkan berkah sebagai input produksi adalah rasional, sebab berkah mempunyai andil nyata dalam membentuk output. Memang berkah terkadang tidak materialis sebagaimana sifat input-input yang lain, tetapi hal ini tidaklah mengapa sebab human capital (juga tidak materialistis) juga telah diterima sebagai inputproduk yang dihasilkan dengan menggunakan human capital yang rendah akan menghasilkan produk yang kurang baik dibanding dengan produk yang diproduksi dengan human capital dengan jumlah yang lebih tinggi. Demikian pula barang yang diproduksi dengan input berkah yang rendah akan menghasilkan output dengan kandungan berkah yang rendah pula, dibandingkan dengan yang menggunakan input berkah tinggi. Akibtanya maslahah dari barang tersebut juga rendah. Barang yang maslahahnya rendah akan dianggap sebagai barang yang bernilai rendah pula, demikian sebaliknya.
Tujuan dari produksi dalam islam adalah menciptakan maslahah yang optimum bagi konsumen atau bagi manusia secara keseluruhan. Dengan maslahah yang optimum ini, maka akan dicapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia.
Maslahah sendiri terbagi menjadi dua komponen yaitu manfaat dan berkah. Dalam konteks prdusen yang berorientasi pada keuntungan maka manfaat ini dapat berupa keuntungan material. Sedangkan berkah tidak datang dengan sendirinya melainkan seorang Muslim mencari dan harus mengupayakan sehingga akan timbul beban ekonomi. Berkah ini harus ada setiap produksi dilakukan.

Semangat produksi untuk menghasilkan maslahah maksimum perlu dituntut dengan nilai dan prinsip ekonomi islam. Nilai dan prinsip pokok dalam produksi adalah :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun