Mohon tunggu...
Amela Rahmawati
Amela Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Amar ma'ruf nahi munkar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menyesal

8 Februari 2021   01:05 Diperbarui: 8 Februari 2021   01:29 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, aku prodi ilmu biomedik." Jawab Alma.

"Oh, anak FK ternyata. Ngomong-ngomong kamu kerja disini baru ya?" Tanyaku.

"Iya, hari pertama!" Ucap Alma yang aku balas dengan anggukan kepala.

Aku menyeruput habis kopiku, dan langsung membayar. Namun tiba-tiba Alma membuka percakapan kembali.

"Zayan kamu tau? Aku dapet kabar kalo anak lelaki yang dulu kita selamatkan ternyata ada di Panti Asuhan Yatim Indonesia dekat kampus kita, katanya orangtuanya sampai sekarang masih belum ditemukan." Ucap Alma.

"Beneran? Yaudah lusa kita jenguk anak itu. Pas banget lusa aku gak ada jadwal kuliah, gimana kamu bisa gak?" Tanyaku.

"Bisa, bisa, tapi aku ga bisa sampai sore. Aku mulai kerja disini dari jam tiga sore sampai jam delapan malem soalnya!" Jawab Alma.

"Ok, nanti aku kabarin lagi ya! Boleh minta nomor ponsel kamu?" Tanyaku. Diapun memberi nomor ponselnya. Aku langsung pergi meninggalkan kafe itu dan pulang ke rumah.


Pagi-pagi sekali aku menyalakan mesin mobilku, ku datangi tempat dimana Alma tinggal. Diperjalanan aku memutuskan untuk membeli beberapa selimut, beras, buah, dan permen coklat untuk anak-anak. Tiba di depan rumah Alma tinggal, kubunyikan klakson mobilku dua kali. Alma pun keluar dari rumahnya dan menghampiri mobilku.

"Mau masuk dulu ga?" Tanya Alma.
"Gak usah, kita langsung aja!" Perintahku.
"oh, ok!" Jawabnya sambil membuka pintu mobilku dan masuk sambil membawa dua panci susun berukuran besar.
"Ini disimpen dimana?" Tanyanya sambil mengangkat dua panci yang dia bawa.
"Simpen di kursi belakang aja! Kamu bawa apa?" Tanyaku.
"Aku bawa omelet sama soto buat anak-anak panti!" Jawabnya yang aku balas dengan anggukan.


Aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedang, namun tak sampai lima belas menit kami sudah tiba. Kami menyapa satu-persatu penjaga dan pengurus panti. Aku berikan barang barang yang tadi aku beli di perjalanan, dan kami bersama anak-anak di panti makan bersama makanan yang dibuat Alma. Kami sedikit berbincang dengan pengurus panti, saat aku memberikan barang-barang yang aku bawa mereka sangat berterima kasih. Katanya mereka sangat bersyukur kedatangan kami, donatir panti asuhan ini sudah dua bulan tidak mengirim bantuan lagi. Untuk biaya sehari hari mereka dapatkan dari penjualan kerajinan kain flanel dan anyaman karpet dari kayu. Untuk menghemat uang mereka berpuasa sunnah senin kamis, sekalian menanamkan kebiasaan berpuasa sejak dini katanya. Sedangkan untuk menghemat biaya listrik mereka tidak menggunakan kipas angin, dan lampu-lampu hanya di hidupkan saat malam hari. Itupun sampai anak-anak tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun