Aku mengangguk lemah. Perutku terlalu lapar untuk sekedar menanggapinya. Dengan langkah yang sangat pelan, kutinggalkan rumah itu. Ketika aku menoleh ke belakang sekedar memastikan tatapan si Menteri berkepala porno itu, aku semakin takjub. Rumah indah itu telah rata dengan tanah.
Agustus 2016
(Cerpen ini pernah dimuat di media Harian Pagi Pos Kupang dan termuat dalam antologi cerpen Perzinahan di Rumah Tuhan karya Kopong Bunga Lamawuran)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H