Mohon tunggu...
Amar Alfian
Amar Alfian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pasaman Barat

Amor Fati Fatum Brutum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia dan Kekuasaan dalam Arus Sejarah

13 Agustus 2024   16:46 Diperbarui: 13 Agustus 2024   16:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di sisi lain, siklus kekuasaan terus berlanjut di republik ini, dengan berbagai perubahan pemerintahan dan pergeseran dalam kebijakan yang mencerminkan dinamika politik yang kompleks. Dari masa Orde Baru hingga era Reformasi, Indonesia telah menyaksikan bagaimana kekuasaan dapat berubah dan bagaimana kebijakan yang diambil oleh penguasa dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap masyarakat.

Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi bangsa ini untuk memperkuat mekanisme checks and balances, memastikan bahwa sejarah diajarkan dan dipahami dengan cara yang lebih komprehensif dan inklusif, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi. Dengan demikian, bangsa ini dapat belajar dari kesalahan masa lalu, mengelola kekuasaan dengan lebih bijaksana, dan membangun masa depan yang lebih adil dan sejahtera.

Penutup

Manusia dan kekuasaan selalu menjadi elemen yang saling terkait dalam sejarah, menciptakan siklus kekuasaan yang terus berulang sepanjang waktu. Sejarah sering kali ditulis oleh pemenang, memberikan mereka kontrol atas narasi yang membentuk identitas dan kebijakan publik. Sejarah juga sering digunakan sebagai alat politik oleh penguasa untuk melegitimasi kekuasaan dan menekan oposisi. seperti itulah sejarah merekam tindakan manusia yang notabenenya sebagai tokoh utama dalam lakon arus sejarah.

Dalam konteks Indonesia, tantangan terkait kekuasaan dan sejarah masih sangat relevan. Untuk membangun masa depan yang lebih baik, bangsa ini perlu memahami dan mengelola kekuasaan dengan arif bijaksana, serta memastikan bahwa sejarah diajarkan dengan cara yang jujur dan inklusif, Seperti yang penulis yakini "Sejarah akan menjadi dogma jika diajarkan secara salah." Hanya dengan cara ini, republik ini dapat menghadapi tantangan masa kini dan mempersiapkan masa depan yang lebih adil dan sejahtera bagi semua warganya. Dan sebagai penutup "Sejarah bukan hal yang kaku dan cenderung mundur, melainkan sebuah rentetan peristiwa dari hukum aksi-reaksi perbuatan manusia, masa sekarang merupakan hasil reaksi dari aksi yang dipebuat di masa lalu, dan kelak masa depan merupakan hasil reaksi dari aksi yang diperbuat di masa sekarang, Sejarah akan menjadi dogma jika diajarkan secara salah, hakikat belajar sejarah bukanlah untuk mencemooh tindakan manusia, atau untuk menangisi atau membencinya, tetapi untuk memahaminya. Dan kemudian belajar darinya untuk memperbaiki masa depan kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun