Membaca situasi ini maka pendidikan kebencanaan sejatinya harus diinstall sejak dini bagi semua warga Indonesia.
Tujuannya adalah agar kesadaran terkait bencana dan kebencanaan sudah tumbuh dan berkembang sejak awal.
Tentu jalur pendidikan melalui kurikulum merupakan jembatan terbaik untuk menerapkan hal demikian.Â
Tentu substansinya adalah bagaimana sekolah sedemikian rupa merancang sebuah wadah khusus guna menyalurkan pengetahuan tentang kebencanaan serta upaya-upaya penyelamatan dari situasi bencana.
 Bagaimana siswa siswi dapat meresapi literasi seputar kebencanaan sehingga paradigma yang positif dan kritis dapat bertumbuh sejak dini. Mulai dari TK hingga perguruan tinggi.
Oleh karena itu, terkait dengan hal ini, kita bisa belajar dari negara lain seperti Jepang yang telah menerapkan pendidikan kebencanaan sejak dini.Â
Seperti untuk memperkenalkan dan membentuk sikap siap akan bencana.
Tujuan utama dari pendidikan ketahanan bencana adalah untuk meningkatkan kemampuan dan sikap proaktif mencegah bencana, dan pada saat terjadi bencana, dengan meningkatkan kesadaran ketahanan terhadap bencana masing-masing individu.
Pada 11 maret 2011, saat Bencana Gempa dan Tsunami yang melanda Prefektur Fukushima, dilaporkan terdapat satu sekolah yang berhasil mengimplementasikan edukasi mitigasi bencana yang telah dilatih berulang-ulang setiap tahunnya.
Peristiwa tersebut akhirnya dikenal dengan The Miracle of Kamaishi.
Pada hari terjadinya bencana, SD dan SMP Kamaishi, Prefektur Iwate berhasil melakukan evakuasi dan selamat dari bencana tsunami.
Mereka telah menerapkan edukasi dan pelatihan terkait bencana dengan tiga tujuan, yaitu: