Tidak harus demikian, sebab dalam hal ini, ia hanya berhadapan langsung dengan fasilitas yang cukup sederhana dan tentunya sangat khas ala orang Pacar. Perlengkapan yang digunakan itu diantaranya tungku api sebagai tempat biasanya orang Pacar memasak di dapur. Kemudian kayu api pilihan khusus untuk menyangrai kopi.Â
Konon katanya kayu api yang paling direkomendasikan khusus untuk sero kopi adalah kayu te'er atau naha (jenis kayu isi yang ada di tengah-tengah hutan).Â
Sedangkan perkakas utama yang paling unik untuk sero kopi yang  dalam bahasa setempatnya dinamakan rewek (periuk dandang bekas, tampilannya sudah sangat tua dan sedikit pecah tetapi masih digunakan khusus untuk menyangrai kopi). Tidak boleh sekali-kali menggunakan kuali. Sebab cita rasa dan aroma kopi sungguh sangat berbeda dan tentunya asli dan berkelas.
Baru kemudian dibubuhkan kopi biji sebanyak seukuran besarnya rewek tadi. Lalu alat untuk menyangrainya itu terbuat dari kayu yang ujungnya terbuat dari tempurung kelapa. Masyarakat setempat menyebutnya tohe atau kebor.
Selanjutnya orang yang bertugas menyangrai kopi adalah orang yang sudah berpengalaman. Biasanya orang tua atau oma-oma yang sudah keropos dengan pengalaman khusus. Syukur-syukur kalau itu nona-nona manis keturunan Pacar asli yang tentunya sudah terlatih, sungguh akan menambah cita rasa kopi itu sendiri.
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyangrai kopi?
Pertama, harus dengan penuh perasaan, artinya suasana hati selama menyangrai haruslah bahagia dan fokus serta tetap saling bersinkron dengan tungku api dan biji kopi. Anggap saja perasaan saat itu seperti saat kita sedang berbulan madu. Bisa dibayangkan sendiri.
Kedua, usahakan selama menyangrai, tangan selalu dalam keadaan tenang dan siap sedia untuk memegang tohe atau kebor, lalu mengayunkannya secara pelan pada biji-biji kopi tadi. Sebab kalau dilakukan secara cepat bisa saja biji kopi akan banyak yang terjun bebas ke dalam tungku api atau bahkan mengancam si tukang sero sendiri. Serem!
Ketiga, harus selalu memperhatikan intensitas nyala api. Tidak boleh api dibiarkan nyala besar-besar atau bahkan tidak menyala sama sekali. Ia tetap dibiarkan menyala dalam ukuran kecil saja. Tujuannya agar kopi perlahan-lahan menjadi hitam secara merata hingga sampai ke dalam. Sehingga biji kopi hitamnya menjadi tampak sempurna.