Menurut ejaan yang disempurnakan, kalimat itu sudah salah yang semestinya harus menggunakan koma, yakni "di meja itu ada sendok, garpu, dan piring".
Dendy Sugono selaku salah satu pakar pemerhati bahasa Indonesia dan Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 2001 hingga 1 Juni 2009, turut menyampaikan pendapatnya.
Dendy mengatakan bahwa penggunaan bahasa Indonesia media massa masih memprihatinkan. Dendy juga mengatakan jika bahasa di media massa adalah bahan pergunjingan masyarakat, karena bahasa yang dilihat bersifat terbuka dan dianggap sebagai cermin.
Pedoman Penggunaan BahasaÂ
Peran jurnalis dalam pembuatan dan penerbitan berita yang ada di media sangatlah penting. Sehingga layaknya jurnalis akan menggunakan bahasa jurnalistik dalam membuat berita dalam medianya.
Bahasa jurnalis memiliki sifat-sifat khas yakni, singkat, padat, jelas, lugas, sederhana, lancar, dan menarik. Tidak hanya itu, bahasa jurnalis juga didasari oleh bahasa baku dan penulisannya harus memperhatikan ejaan yang benar.
Pada tanggal 10 November 1978 di Jakarta, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menerbitkan sepuluh pedoman pemakaian bahasa dalam pers.
Pedoman-pedoman ini membahas terkait bagaimana penggunaan ejaan, akronim, imbuhan, kalimat pendek, ungkapan klise, kata asing, istilah teknik, dan tiga aspek bahasa jurnalistik pada penulisan berita atau informasi dalam media.
Adapun sepuluh pedoman tersebut yaitu:
- Wartawan wajib melaksanakan pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
- Hendaknya wartawan membatasi diri dalam penggunaan singkatan atau akronim
- Wartawan jangan menghilangkan imbuhan, bentuk awal, atau prefiks
- Wartawan menulis dengan menggunakan kalimat-kalimat pendek (subjek, predikat, objek)
- Jauhkan diri dari ungkapan klise atau stereotype
- Wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir, seperti adalah (sebagai kata kerja kopula), telah (sebagai kata penunjuk masa lampau) dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang
- Hindari pencampuran kalimat bentuk pasif (di) dengan bentuk aktif (me)
- Hindari kata-kata yang bersifat asing dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah
- Wartawan hendaknya menaati kaidah tata bahasa
- Wartawan hendaknya mengingat bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang komunikatif dan spesifik sifatnya. Serta dinilai dari tiga aspek yakni isi, bahasa, dan teknik persembahan.
Â
Penyebab dan DampakÂ