Mohon tunggu...
Amanda Cornella Meliala
Amanda Cornella Meliala Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Amanda Cornella Meliala, seorang perempuan karo yang lahir pada 8 Februari 1990 di Jakarta. Memiliki minat khusus pada bidang bahasa membuat saya senang membaca dan menulis. Menetap di Depok, dan telah menyelesaikan studi di Sastra Inggris Universitas Indonesia pada bulan Januari 2013. Saat ini bekerja pada bidang Expor-Impor di PT. Nissan Trading Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perayaan Sukacita Injil bagi Orang Muda Katolik Se-Indonesia

22 Februari 2017   16:44 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:28 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rico Arivano, narasumber kedua yang merupakan motivator bagi kaum muda untuk isu pergaulan bebas, sependapat dengan Mgr. Antonius dengan menekankan bahwa untuk mengatasi penurunan moralitas ini, anak muda harus berbuat sesuatu untuk perubahan; jangan hanya pintar berteori tapi lantas tak mengambil sikap. Selain itu, penting bagi anak muda untuk mau membagi keluh dan kesahnya kepada orang lain – membawa dosa ke ‘terang’/ pengakuan dosa – sehingga dosa tersebut tidak berakar dan merambat. Menurut Rico, banyak aturan moral yang dibiarkan karena dianggap tak ada dampak nyatanya justru malah berdampak besar dalam kehidupan. Oleh karena itu, ungkapkan terus sampai tak tahan sampai akhirnya kita berani membawa ‘gelap’ kita ke ‘terang’. Pada dasarnya, daya kekuatan Sakramen ada pada penerimaan diri, maka imanilah dengan sungguh-sungguh saat mengakukan dosa.

Semangat peserta IYD terlihat dengan jelas dalam sesi Ngopi pada kelompok-kelompok kecil ini; hampir semua peserta dalam kelompok Babi Garo bersemangat untuk menanggapi pemaparan para narasumber, yang tak hanya mumpuni dalam bidangnya, tetapi juga mampu menyampaikan materi dengan cara-cara yang menarik, sehingga membangkitkan antusiasme dan daya pikir kritis para peserta. Beberapa public figure pun diundang untuk menambah euforia peserta dalam sesi Ngopi ini; selebriti yang juga merupakan OMK ini ialah penyanyi Citra Skolastika dan presenter Daniel Mananta. Daniel dan 6 narasumber lainnya – yaitu Mgr. Yoseph Suwatan (Uskup Manado), Mgr. Petrus (Uskup Ambon), Perwakilan Dubes Vatikan untuk Indonesia, Frans Teguh (Asisten Deputi Pariwisata Indonesia), Stefanus Rizal (Motivator Muda), dan Regas Bhanuteja (Sutradara Film Pendek) – yang hadir pada sesi Ngopi dalam kelompok besar (seluruh peserta IYD) yang diadakan pada Emmanuel Amphitheater di hari selanjutnya, bahkan sampai kewalahan menghadapi antusiasme peserta yang memiliki bermacam-macam pertanyaan dan ide-ide menarik untuk dibagikan.

Meskipun tema yang diambil cukup berat: “Memaknai Nilai-nilai Kristiani”, dan diadakan dalam kelompok yang sangat besar (2,584 peserta), sesi Ngopi siang hari itu terlihat sangat ‘hidup’ dan bersemangat. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan tanpa jeda, dan meskipun dibasahi sedikit rintik hujan, semua peserta terlihat menyimak dengan serius semua yang disampaikan; hal ini menunjukkan semangat jiwa muda dan rasa syukur atas pengalaman berharga yang mungkin hanya bisa dinikmati sekali saja sebagai Orang Muda Katolik tersebut.

Dalam memaknai hidup sebagai Katolik, OMK harus bisa mengubah dunia; karena setiap orang diciptakan dengan sungguh luar biasa, setiap orang bisa mengubah dunia, yang membatasinya hanyalah rasa takut. Pada sesi Ngopi yang inspiratif ini, OMK juga diajak untuk mau menghidupkan kembali gairah OMK di paroki masing-masing dengan belajar berpikir positif dan tidak menyerah pada mereka yang menarik diri dari gereja; dengan demikian bukannya menunggu perubahan pada dunia, OMK lah yang harus mengubah dunia. Pada dasarnya, setiap orang bisa berubah jika ada kemauan. Oleh karena itu, untuk menjadi agen perubahan, OMK harus bisa menjadi sumber inspirasi dengan menyebarkan kasih Kristus dalam kaum manapun (minoritas maupun mayoritas). Untuk menghidupi Injil dengan sukacita di masyarakat yang majemuk, kaum muda Katolik hendaknya tidak menganggap diri sebagai kaum minoritas. Segala kesulitan dapat dipecahkan jika kita memiliki hubungan dan dialog yang baik dengan saudara-saudara lain. Mgr. Yoseph juga menghimbau OMK untuk dapat menjalani hubungan yang baik dengan kaum lain, maka kehidupan spiritual kita semua akan berjalan dengan damai dan tentram – karena pada dasarnya, perbedaan justru menguji dan menguatkan iman kita.

Semua yang kita lakukan dalam era ini membutuhkan semangat yang memantapkan hati; dalam IYD, terjadi perjumpaan dan dialog sebagai bagian dari evangelisasi, untuk mengisi jalur-jalur yang dibutuhkan dalam perjalanan memantapkan iman katolik. Menurut Bapa Uskup Ambon, Mgr. Petrus, “Orang muda adalah pembawa damai, orang muda adalah seniman masa depan. Orang muda, buatlah kebisingan di dunia ini!” Yang dimaksud dengan kebisingan di sini ialah perubahan untuk mengubah dunia, dan untuk mengubah dunia dibutuhkan 3 nilai utama perwujudan kasih, yaitu kebaikan, kebenaran, dan keindahan. Mgr. Petrus yang menekankan pada perbuatan baik sebagai langkah utama perubahan menyatakan bahwa, “Kalau ingin dicintai, cintailah sesamamu terlebih dahulu. Dan jangan berhenti berbuat baik; apa yang kau lakukan mungkin akan dilupakan, tapi semua pasti akan berbuah baik.”

Terdapat beberapa pernyataan pula mengenai hubungan romansa dan pernikahan berbeda agama dari para peserta, yang ditanggapi dengan jawaban menarik dari para narasumber. Bapa Uskup Mgr. Petrus menghimbau agar OMK tidak berpacaran dengan orang beragama bukan Katolik, karena keluarga dengan perkawinan beda agama umumnya lebih banyak menemui hambatan, dan meningkatkan risiko perpisahan yang diharamkan di gereja Katolik. Regas dan Daniel yang memiliki pasangan beda agama menanggapinya dengan jawaban diplomatis, bahwa “Cinta adalah energi dari alam di sekitar kita yang tidak akan bisa dihindari; jika kita mencintai seseorang dengan tulus, maka Tuhan akan memberikan jalan yang paling baik” (Regas). Daniel pun berpendapat agar OMK hendaknya senantiasa meminta petunjuk dari Tuhan dalam memilih pasangan; jika Tuhan tidak berkenan, akan diberikanNya yang terbaik bagi kita, tetapi jika sebaliknya, pasti akan ditunjukkanNya jalan.

Topik lain yang juga menjadi perhatian OMK ialah mengenai fundamentalis agama, yang juga ditanggapi oleh para narasumber dengan mengajak OMK untuk mengutamakan kasih; bahwa perbedaan tidak untuk dipertandingkan, tetapi untuk diterima, dirangkul, dan dijadikan sarana untuk menguji iman kita, karena kebenaran ada di mana-mana, tapi kebenaran sejati ada pada iman kita masing-masing. Perbedaan dapat dijembatani dengan pertemuan dan dialog, dan segala usaha untuk mengubah dunia sebaiknya dilakukan dengan sukacita dari hal kecil, dari diri sendiri, dan dari sekarang. OMK pun diharapkan untuk tidak terjebak dan menjadi fundamentalis ekstrimis Katolik, karena jika semua orang berbahasa cinta kasih, bukan dengan bahasa golongan, kita akan menjadi kesatuan yang kuat. Topik ini menutup diskusi panjang hari itu; peserta kemudian meninggalkan tempat tersebut, merasa puas akan banyaknya pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan, sambil mempersiapkan diri untuk Misa Penutupan IYD 2016.

Misa Penutupan diadakan pada malam puncak IYD 2016, yaitu pada 6 Oktober, yang juga merupakan Misa Perutusan bagi para peserta IYD untuk menyebarkan sukacita Injil di tengah lingkungan hidup masing-masing. Misa malam itu berlangsung dengan sangat meriah, dengan konselebrasi oleh para uskup seluruh Indonesia, dan dihadiri oleh puluhan imam, ribuan OMK, para tamu undangan, dan tuan rumah penyelenggara IYD 2016. Dalam Misa yang dipersembahkan secara inkulturatif ini, OMK dari masing-masing region mengambil tugas pelayanan sebagai paduan suara, lektor, pemazmur, pembaca doa umat, dan petugas persembahan. Setelah Misa berakhir, perwakilan dari masing-masing region menampilkan kebudayaan daerah mereka yang sangat unik dan beragam dan menyadarkan setiap orang yang hadir akan betapa kayanya negeri Indonesia.

Merangkum seluruh rangkaian kegiatan perjumpaan OMK se-Indonesia ini, dibuatlah Ikrar Indonesian Youth Day 2016 yang dirumuskan oleh beberapa perwakilan dari OMK dan pendamping, yang mencakup seluruh rangkaian kegiatan IYD II pada 1-6 Oktober 2016 ini. Dalam Ikrar disimpulkan berbagai pengalaman yang didapat peserta, kesadaran akan beragam realitas hidup yang ada pada diri dan sesama, perjuangan dan perkembangan diri yang dialami dalam prosesnya, pendewasaan diri dalam hal iman dan moralitas, kesadaran akan panggilan hidup sebagai agen perubahan, pewarta kasih Tuhan dan sukacita injil, dan tanggung jawab yang diemban untuk kembali ke tempat masing-masing dengan semangat yang sudah diperbarui untuk memaknai kehadiran dan perutusan sebagai Orang Muda Katolik di tengah-tengah Gereja dan Bangsa Indonesia.

OMK merupakan kekuatan pendorong (driving force) pada masa sekarang maupun masa datang bagi Gereja dan masyarakat yang memerlukan wawasan nasional. Sesuai dengan tema yang diusung “OMK: Sukacita Injil di Tengah Masyarakat Indonesia yg Majemuk”, dan dengan pendasaran dari perikop: “Pergilah, Jadikanlah Semua Bangsa MuridKu” (Matius 28: 19), IYD diselenggarakan sebagai sarana perjumpaan bagi OMK se-Indonesia untuk dapat melakukan sharing iman dan saling meneguhkan, sehingga diharapkan dapat menimbulkan inspirasi dan keberanian untuk membawa sukacita Injil di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Melalui IYD, OMK memiliki peluang untuk membuka perspektif diri dan diharapkan dapat mempertebal solidaritas, jejaring dan kesatuan iman katolik bagi OMK seluruh Indonesia. Sudah sepatutnya OMK merasa bangga akan keKatolikan dan keIndonesiaannya, dan setiap momen pada Indonesian Youth Day mengarahkan OMK untuk senantiasa bersyukur akan kedua hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun