Mohon tunggu...
Amanda Lubis
Amanda Lubis Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswi

كُنْ عَالِمًا ، أَوْ مُتَعَلِّمًا ، أَوْ مُسْتَمِعًا ، أَوْ مُحِبًّا ، وَلاَ تَكُنْ الخَامِسَةَ فَتَهْلَكُ

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku "Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam"

8 Maret 2020   23:47 Diperbarui: 8 Maret 2020   23:45 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebagaimana dituturkan oleh al-Qardhawi, bahwa menurut Islam cakupan ilmu tidak hanya terbatas pada ilmu menurut pandangan Barat modern yang eksperimental saja tetapi ia meliputi: pertama, aspek metafisika. kedua, aspek humaniora. ketiga, aspek material.

Abdul Mun'im Khallaf, seperti yang dikutip oleh Zaitun menyebutkan, bahwa ilmu dalam perspektif Al-qur'an dibedakan menjadi tiga jenis: pertama, ilmu perolehan. Ilmu yang paling istimewa yang diberikan Tuhan kepada manusia. Kedua, ilmu yang dibangun atas dasar pengalaman inderawi (empiri sensual). Ketiga, ilmu yang didapatkan melalui wahyu oleh para nabi dan rasul.

Kedudukan dan fungsi ilmu dalam islam yaitu sebagai usaha bagi manusia untuk memahami hukum Allah yang pasti bagi alam semesta penciptaan-Nya ini.

Berikut nya yaitu hubungan antara Ilmu, iman dan amal. Yaitu ilmu adalah tujuan pokok bagi orang yang menekuninya, iman sebagai pengakuan dengan lisan dan praktek dalam bentuk amal shaleh (rukun-rukun), dan amal sebagai pengaplikasian dari ilmu dan iman yang telah dimiliki oleh orang tersebut. Dan tiga hal ini masih berhubungan filsafat, karena tujuan agama adalah menerangkan apa yang benar dan yang baik. Demikian pula halnya dengan filsafat, agama disamping wahyu juga mempergunakan akal seperti halnya filsafat.

Bab IV

Gerakan keilmuan dalam Islam sudah dimulai sejak zaman Rasulullah, sebagai pembawa risalah Islam yang berisikan sistem ajaran-ajaran. Kemaudian gerakan keilmuan ini berlanjut lagi pada masa khalifah Abu Bakar As-Siddiq hingga dinasti Abbasiyah. Gerakan keilmuan ini berupa penerjemahan karya-karya filsuf tentang ilmu pengetahuan. Dan gerakan keilmuan ini terus berkembang hingga akhirnya mengalami kemunduran. Banyak ahli sejarah membuktikan, bahwa kemunduran ini karena dua faktor, yaitu: eksternal dan internal. Faktok eksternal adalah karena kekalahan umat Islam dalam perang Salib yang berkepanjangan (Hitti hanya menyebutkan antara tahun 1144-1270), dan adanya serangan yang amat dahsyar dari bala tentara Mongol dibawah komando Jengis Khan (1155-1227) dan cucunya, Hulagu Khan (1217-1265). Kemmudian faktor internal nya adalah semakin memudarnya tali persaudaraan umat dan munculnya fanatisme golongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun