Mohon tunggu...
Amanda GitaPertiwi
Amanda GitaPertiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello

Selanjutnya

Tutup

Music

Musik Orchestra dan Dangdut sebagai Bentuk High and Popular Culture

9 Juni 2024   13:26 Diperbarui: 9 Juni 2024   14:59 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dia berpendapat bahwa pembagian ini tidak hanya sewenang-wenang tetapi juga memperkuat ketidaksetaraan sosial. Menurutnya, hierarki ini sering mencerminkan dan memperkuat dinamika kekuasaan berdasarkan kelas, pendidikan, dan akses(Chris jenks, 1993). High culture adalah budaya yang lahir dari kalangan tinggi, sehingga manifestasinya hanya dikhususkan untuk para kalangan atas saja dan tidak dapat dinikmati oleh semua kalangan. (Kompasiana, 2021). 

"High culture" adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada karya seni, musik, sastra, dan bentuk ekspresi budaya lainnya yang dianggap memiliki nilai estetika dan intelektual yang tinggi serta sering diasosiasikan dengan elite sosial atau kelompok intelektual. High culture sering dianggap sebagai kebalikan dari "pop culture" atau budaya populer, yang mencakup bentuk-bentuk ekspresi budaya yang lebih umum dan diterima luas oleh masyarakat umum, seperti musik pop, televisi mainstream, dan film blockbuster. 

Perbedaan ini, meskipun agak kabur dan subyektif, sering digunakan untuk menggambarkan dan memahami berbagai tingkat nilai dan penghargaan dalam masyarakat terhadap karya seni dan budaya. Ciri-ciri lainnya dari high culture adalah sifatnya yang mengedepankan ekslusifitas karya dan mempunyai nilai seni yang tinggi. 

Musik klasik atau orchestra merupakan salah satu contoh High culture.  Orchestra dianggap sebagai bagian dari high culture karena beberapa alasan yang berkaitan dengan sejarah, kompleksitas, dan persepsi sosial:

1. Sejarah dan Tradisi: Orchestra memiliki akar sejarah yang panjang dan kaya, seringkali terkait dengan tradisi musik klasik Barat yang berkembang sejak abad ke-17 dan ke-18. Musik orkestra, termasuk karya-karya dari komposer besar seperti Mozart, Beethoven, dan Bach, dianggap sebagai puncak pencapaian artistik dan intelektual dalam sejarah musik.

2. Kompleksitas dan Keahlian: Musik orchestra membutuhkan tingkat keahlian teknis dan interpretatif yang tinggi dari para musisi. Setiap bagian dari orchestra, mulai dari alat musik gesek hingga tiup dan perkusi, harus dimainkan dengan presisi dan koordinasi yang cermat. Dirigen juga memainkan peran penting dalam mengatur dan menyelaraskan performa seluruh orkestra.

3. Lingkungan Pertunjukan: Orchestra sering dipentaskan di tempat-tempat bergengsi seperti aula konser, teater, dan festival musik yang mempromosikan suasana formal dan elegan. Hal ini menambah persepsi bahwa orkestra adalah bentuk seni yang lebih serius dan bermartabat.

5. Pendidikan dan Budaya : Mendengarkan dan memahami musik orkestra sering kali dikaitkan dengan pendidikan musik formal dan apresiasi budaya yang lebih tinggi. Di banyak masyarakat, akses ke pendidikan musik klasik dan kesempatan untuk menghadiri konser orkestra dianggap sebagai bagian dari pembentukan kultural yang lebih elit.

6. Persepsi Sosial : Secara sosial, orchestra sering diasosiasikan dengan kelas sosial yang lebih tinggi dan intelektual. Pertunjukan musik klasik dan orchestra sering kali dihadiri oleh individu-individu dari kalangan atas dan menengah yang menghargai prestise dan status yang terkait dengan budaya tinggi.

Gabungan dari faktor-faktor ini menjadikan orchestra sebagai simbol high culture, yang dianggap memiliki nilai estetika dan intelektual yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk-bentuk hiburan dan budaya lainnya.

Lalu, bagaimana dengan pertunjukkan dangdut sebagai popular culture? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun