Mohon tunggu...
Amalya putri Ariseno
Amalya putri Ariseno Mohon Tunggu... Mahasiswa - uin sunan ampel surabaya

pendidikan anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Tes, Pengukuran, dan Asesmen dalam Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini

12 November 2022   23:02 Diperbarui: 12 November 2022   23:37 2929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata asesmen , tes , dan evaluasi pasti tidak asing ditelinga kita kan?

Guru harus melakukan penilaian kepada peserta didiknya agar mengetahui apakah pelajaran yang disampaikan di ruang kelas berjalan dengan baik atau tidak. Nah untuk melakukan penilaian, banyak cara yang bisa digunakan.
Anak usia dini merupakan individu yang bebas dalam mengekspresikan dirinya begitupun dalam hal belajar , anak akan mempelajari apa yang menyenangkan bagi mereka . 

Maka pentingnya penilaian disini adalah agar jika evaluasi diakhir pembelajaran membuktikan pembelajaran yang dilakukan kurang mengembangkan kemampuan anak, maka akan segera diupayakan lagi dengan metode atau cara baru dalam penyampaian pembelajaran tersebut pada anak sehingga akan mencapai tujuan pembelajaran. 

Anak diusia 3 sampai 4 tahun mengalami masa emas (golden age) , anak menyerap apa yang dia lihat , dia dengar, dan dia pelajari dengan cepat. Jika cara penyampaian pembelajaran anak baik maka perkembangan belajar anak juga akan baik. 


Nah sekarang kita masuk materinya.. Apa itu asesmen , tes , pegukuran , dan evaluasi ? Mari kita kupas  satu persatu yuk !!

1. TES

Berikut pengertian tes menurut para ahli :

- Menurut Ridwan (2006:37) tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan ,intelegensi ,kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
- Menurut Jacobs & Chase pengertian lain yaitu suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah cara atau metode untuk menentukan kemampuan siswa dengan  menyelesaikan tugas tertentu atau mendemonstrasikan penguasaan suatu keterampilan atau pengetahuan agar mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki anak.

Berikut tes berdasarkan fungsinya  :

1. Tes diagnosis  merupakan tes yang dilakukan guru di awal pembelajaran untuk melihat kompetensi dan memonitor perkembangan belajar peserta didik dari aspek kognitif maupun non kognitif. Hasil tes diagnosis digunakan untuk memetakan kebutuhan belajar sehingga guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai kondisi peserta didik.
2. Tes formatif merupakan tes yang dilakukan guru selama proses pembelajaran untuk memberikan informasi mengenai perkembangan penguasaan kompetensi peserta didik pada setiap tahap pembelajaran. Hasil asesmen formatif berguna bagi guru untuk mengambil tindakan dan memastikan bahwa setiap peserta didik mencapai penguasaan yang baik.
3. Tes sumatif merupakan tes yang dilakukan guru setelah menyelesaikan proses pembelajaran. Tes sumatif  tidak selalu dilakukan di akhir pembelajaran. Hasil tes sumatif digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, mengukur konsep dan pemahaman peserta didik, serta mendorong untuk melakukan aksi dalam mencapai kompetensi yang dituju. 

Berikut tes dari bentuk pelaksanaannya :
1. Tes tertulis
Tes yang dilakukan dengan cara tertulis , bisa menggunakan pensil dan kertas , atau media lain.
2. Tes lisan
Tes yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan peserta didik .
3. Tes perbuatan
Tes yang dilakukan dengan cara mengamati perbuatan atau tingkah laku peserta didik.

Untuk anak usia dini mungkin akan lebih mudah untuk menggunakan tes wawancara atau tes lisan dibandingkan dengan tes tertulis . Dikarenakan anak usia dini seringkali kehilangan fokusnya saat belajar, jadi ketika diberikan tes ada kemungkinan anak tidak mengerjakannya dengan baik/ sungguh-sungguh.

2. ASESMEN

Berikut pandangan beberapa ahli tentang asesmen :

- Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa.
- Popham (1995) menyatakan bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan.
- Resnick (1985) menyatakan bahwa pada hakikatnya asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa.
- Gabel (1993: 388-390) mengelompokkan asesmen ke dalam menjadi dua kelompok besar yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Yang termasuk asesmen tradisional meliputi tes pilihan ganda, tes benar salah, dan tes jawaban terbatas . Sedangka  untuk asesmen alternatif meliputi essay, penilaian praktek , penilaian proyek, kuisioner , inventori, daftar cek , penilaian diri , portofolio , observasi , dan interview.
- Marzano et al (1994) berpendapat bahwa asesmen tidak hanya mengacu pada pencapaian anak namun lebih berfokus bagaimana proses anak dalam memperoleh konsep tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan upaya untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar yang disesuaikan dengan tujuan belajar awal.
Asesmen untuk anak usia dini tidak melulu dilakukan saat akhir pembelajaran , karena sepanjang proses belajar guru memerlukan gambaran tentang perkembangan belajar anak , maka asesmen bisa juga dilakukan bersamaan dengan pembelajaran.

3. PENGUKURAN

Berikut pandangan beberapa ahli tentang pengukuran :

- Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
- Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa.
- Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu. Pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli.
- Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta secara kuantitatif dengan cara membandingkan objek dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur.

4. EVALUASI

Berikut pandangan beberapa ahli tentang evaluasi  :
-Menurut Zainul dan Nasution (2001) evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
-Sementara evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
-Cronbach (dalam Harris, 1985) menyatakan bahwa evaluasi merupakan pemeriksaan yang sistematis terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu program. -Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
-Suharsimi Arikunto (2003) menjelaskan, evaluasi merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang bertujuan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan pada suatu program pendidikan.
- Menurut Roijakkers (1988:115), evaluasi adalah suatu kegiatan yang pada tahap tertentu seseorang dipaksa berpikir sendiri secara kreatif untuk memecahkan masalah, menemukan hal-hal baru, dan menjadi yang paling baru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai pencapaian dari sebuah pembelajaran.

ILUSTRASI

Untuk memahami perbedaan antara tes,  pengukuran , dan asesmen mari kita simak ilustrasi berikut ini !!

Bu Anin adalah seorang guru sains . Bu Anin selalu memberikan tes kepada peserta didiknya setiap selesai dilakukannya pembelajaran. Tes merupakan alat ukur untuk mengetahui hasil belajar peserta didik selama pembelajaran sains dikelas. 

Setelah peserta didik mengerjakan tes , bu Anin mengoreksi lalu memberikan skor atau nilai untuk hasil tes. Skor atau nilai yang dihasilkan inilah yang disebut sebagai pengukuran . Setelah beberapa kali pembelajaran maka akan terkumpul beberapa hasil tes yang merupakan data- data hasil pengukuran. Data yang terkumpul tersebut bisa dianalisis lalu diambil kesimpulan terhadap hasil belajar peserta didik. Kegiatan ini biasa disebut asesmen.

Dalam melakukan asesmen , bu Anin membutuhkan alat ukur berupa tes , hasil pengukuran , dan kesimpulan. Bu anin membutuhkan ketiga komponen diatas untuk mengetahui proses pembelajaran sudah berjalanan dengan baik atau perlu dilakukannya perbaikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa asesmen dilakukan dengan menggunakan tes, dan hasil dari asesmen akan menjadi dasar untuk melakukan evaluasi. Hasil dari evaluasi akan menentukan jalannya pembelajaran kedepannya.

Tes, pengukuran, asesmen ,dan evaluasi saling berhubungan satu sama lain dalam pembelajaran anak usia dini . Keempat komponen tersebut memiliki perbedaan dalam arti namun berada dalam seperangkat alat untuk melakukan penilaian. 

Setelah dilakukannya evaluasi, guru dapat melihat perkembangan belajar anak. Jika anak mengalami kesulitan belajar atau tidak mencapai tujuan awal yang sudah ditentukan sebelumnya, guru akan mengambil tindakan untuk memaksimalkan dalam melakukan pembelajaran agar anak bisa mencapai tujuan pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun