Mohon tunggu...
Amalya putri Ariseno
Amalya putri Ariseno Mohon Tunggu... Mahasiswa - uin sunan ampel surabaya

pendidikan anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Tes, Pengukuran, dan Asesmen dalam Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini

12 November 2022   23:02 Diperbarui: 12 November 2022   23:37 2929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk memahami perbedaan antara tes,  pengukuran , dan asesmen mari kita simak ilustrasi berikut ini !!

Bu Anin adalah seorang guru sains . Bu Anin selalu memberikan tes kepada peserta didiknya setiap selesai dilakukannya pembelajaran. Tes merupakan alat ukur untuk mengetahui hasil belajar peserta didik selama pembelajaran sains dikelas. 

Setelah peserta didik mengerjakan tes , bu Anin mengoreksi lalu memberikan skor atau nilai untuk hasil tes. Skor atau nilai yang dihasilkan inilah yang disebut sebagai pengukuran . Setelah beberapa kali pembelajaran maka akan terkumpul beberapa hasil tes yang merupakan data- data hasil pengukuran. Data yang terkumpul tersebut bisa dianalisis lalu diambil kesimpulan terhadap hasil belajar peserta didik. Kegiatan ini biasa disebut asesmen.

Dalam melakukan asesmen , bu Anin membutuhkan alat ukur berupa tes , hasil pengukuran , dan kesimpulan. Bu anin membutuhkan ketiga komponen diatas untuk mengetahui proses pembelajaran sudah berjalanan dengan baik atau perlu dilakukannya perbaikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa asesmen dilakukan dengan menggunakan tes, dan hasil dari asesmen akan menjadi dasar untuk melakukan evaluasi. Hasil dari evaluasi akan menentukan jalannya pembelajaran kedepannya.

Tes, pengukuran, asesmen ,dan evaluasi saling berhubungan satu sama lain dalam pembelajaran anak usia dini . Keempat komponen tersebut memiliki perbedaan dalam arti namun berada dalam seperangkat alat untuk melakukan penilaian. 

Setelah dilakukannya evaluasi, guru dapat melihat perkembangan belajar anak. Jika anak mengalami kesulitan belajar atau tidak mencapai tujuan awal yang sudah ditentukan sebelumnya, guru akan mengambil tindakan untuk memaksimalkan dalam melakukan pembelajaran agar anak bisa mencapai tujuan pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun