Mohon tunggu...
Amaliyah hanifa
Amaliyah hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa antropologi universitas Airlangga angkatan 2020

Saya adalah seorang content writer dengan minat terhadap berita berwawasan pendidikan,keluarga dan lain lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PEMERATAAN DISTRIBUSI BUKU SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI TINGKAT LITERASI DI INDONESIA

7 Juni 2023   18:31 Diperbarui: 7 Juni 2023   18:49 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Tingkan literasi pada suatu negara akan mempengaruhi tingkat kemajuan bangsanya. Namun, negara Indonesia masih jauh dari standart literasi yang dibuat oleh UNESCO. Dengan buruknya tingkat literasi masyarakat Indonesia tentu saja membuat negara sukar untuk memajukan diri. Namun, rendahnya tingkat literasi yang dimiliki oleh negara ini tidak hanya dikarenakan rasa malas masyrakat. Sebenarnya terdapat beberapa faktor lain, salah satunya adalah distribusi buku yang tidak merata di Indonesia. Dengan melakukan literatur review menggunakan media jurnal, buku, maupun sumber bacaan lain, tulisan ini mendapatkan kesimpulan berupa suatu upaya memeratakan distribusi buku di Indonesia. Diperlukan perbaikan infrastruktur jalan dan sarana transportasi untuk mempermudah, mengurangi biaya, serta waktu yang dibutuhkan dalam mendistribusikan buku. Selain itu, pemerataan jumlah penerbit di seluruh wilayah Indonesia juga diperlukan agar seluruh masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang seimbang dalam mengakses buku. 

Kata Kunci : Literasi, Penerbit Buku, Distribusi Buku

Abstract

The level of literacy in a country will affect the level of progress of the nation. However, the Indonesian state is still far from the literacy standards set by UNESCO. With the poor literacy level of the Indonesian people, of course it makes it difficult for the country to advance itself. However, the low level of literacy in this country is not only due to people's laziness. Actually there are several other factors, one of which is the uneven distribution of books in Indonesia. By conducting a literature review using journals, books, and other reading sources, this paper draws conclusions in the form of an effort to equalize the distribution of books in Indonesia. It is necessary to improve road infrastructure and transportation facilities to make it easier, reduce costs, and time needed to distribute books. In addition, an equal distribution of the number of publishers throughout Indonesia is also needed so that all people have equal rights and opportunities to access books.

Keyword: Literacy, Book Publishers, Book Distribution

PENDAHULUAN

Literasi merupakan salah satu faktor yang dapat membantu manusia terbebas dari rantai kebodohan dan kemiskinan. Tingkan literasi pada suatu negara akan mempengaruhi tingkat kemajuan bangsanya. Terdapat banyak negara maju dengan tingkat literasi maju, bahkan menjadikan aktivitas membaca sebagai budaya. Namun, sepertinya negara Indonesia masih perlu banyak berbenah dalam budaya literasi. Menurut Kemendikbudristek RI (2023), tingkat literasi 1 daari 2 anak di Indonesia masih dibawah standar, menunjukkan bahwa 50% tingkat literasi anak Indonesia masih rendah. Sedangkan budaya literasi dalam digital memiliki tingkatan yang tidak jauh berbeda, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat literasi digital terendah yakni hanya sebesar 62% jika dibandingkan dengan negara ASEAN yang memiliki rata-rata 70% (Anam, 2023).

Dengan buruknya tingkat literasi masyarakat Indonesia tentu saja membuat negara sukar untuk memajukan diri. Banyak yang mengatakan bahwa tingkat literasi yang rendah ini berkaitan dengan rasa malas orang Indonesia dalam membaca. Hal tersebut selanjutnya membuat banyak pihak berusaha memberikan edukasi dan motivasi dalam berbagai kesempatan, mulai dari kegiatan seminar offline hingga konten podcast, semua dilakukan guna menyadarkan masyarakat akan pentingnya membaca dan menjadikan aktivitas membaca sebagai suatu kebiasaan. Namun, rendahnya tingkat literasi yang dimiliki oleh negara ini tidak hanya dikarenakan rasa malas masyrakat. Sebenarnya terdapat beberapa faktor lain, salah satunya adalah distribusi buku yang tidak merata di Indonesia.

Negara dengan bentuk kepulauan menyebabkan Indonesia memiliki kendala dalam distribusi barang-barang, termasuk buku bacaan (Purwanda and Syahril, 2021). Namun, masih sedikit yang memfokuskan permasalahan pada distribusi ini. Oleh karena itu penulisan dilakukan guna memahami sekaligus memberikan informasi kepada para pembaca bahwa pemerataan distribusi buku bacaan dapat menjadi salah satu langkah dalam memperbaiki tingkat literasi masyarakat Indonesia, bukan hanya di Pulau Jawa tetapi juga pulau lain di seluruh Indonesia. Penulis melakukan literatur review dengan menggunakan media jurnal, buku, maupun sumber bacaan lainnya yang nanti akan dilakukan analisis hingga disimpulkan menjadi suatu tulisan.

METODE 

Penelitian ini menggunakan literatur review atau kajian literatur sebagai  metode yang digunakan dalam mengumpulkan data maupun menganalisis hasil temuan data. Kajian literatur merupakan pencarian data dengan membaca buku, jurnal, dan terbitan-terbitan lain yang terkait dengan topik penelitian untuk menghasilkan suatu tulisan mengenai topik atau isu tertentu. Kami menggunakan metode literatur review pada penulisan kali ini sebab kami ingin menggali data dengan menerapkan pencarian informasi melalui jurnal atau media lain dan yang nantinya informasi yang didapat akan dikumpulkan dan dianalisis menjadi satu kesatuan tulisan. Peneliti akan mencari literatur-literatur dari berbagai sumber kemudian data-data yang diperoleh dianalisis dengan membandingkan dan menyesuaikan dengan literatur yang lain seperti buku maupun penelitian terdahulu sesuai dengan topik yang diteliti. Kajian literatur memiliki dua tujuan yaitu untuk menulis sebuah makalah terkait suatu topik dan digunakan dengan tujuan kepentingan suatu project penelitian tertentu (Marzali, 2016).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Standart Literasi suatu Negara

Menurut UNESCO, dalam satu tahun minimal satu orang membaca tiga buku. Orang-orang negara maju seperti di Eropa Barat, Amerika, dan Asia Timur bahkan biasa membaca 15 hingga 20 buku setiap tahunnya. Jumlah buku tersebut membuat masyarakat di negara tersebut melek wawasan dan memiliki kualitas SDM yang tinggi. Tingkat literasi yang tinggi juga meningkatkan kualiatas hidup dan menurunkan tingkat kemiskinan negara.

Sedangkan di Indonesia, satu orang per tahunnya mungkin tidak sampai selesai membaca satu buku. Data UNESCO tahun 2016 menunjukkan bahwa hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang gemar membaca. Sedangkan penelitian dari Central Connecticut State Universitu menunjukkan bahwa dari 61 negara yang diteliti, negara Indoneisa masuk dalam peringkat 60 dalam tingkat melek baca (Purwanda and Syahril, 2021). Tingkat literasi yang kurang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum melek budaya membaca. Padahal rendahnya tingkat membaca sebagai upaya penguasaan ilmu pengetahuan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya tingkat kemiskinan di suatu negara (Hidayat, 2021). 

Bila kita ambil satu contoh negara maju yang sukses menggerakkan budaya leterasi, Jepang menjadi satu contoh yang berhasil mengembangkan gerakan membaca yang telah mereka rintis sejak lama. Gerakan membaca dan program-program yang dibuat pemerintah untuk membiasakan masyarakatnya telah dilakukan sejak 30 tahun lalu (Mulasih and Hudana, 2020). Istilah Tachiyomi menjadi salah satu kekhasana budaya membaca jepang. Tachiyomi merupakan aktivitas membaca yang dilakukan sambil berdiri, kegiatan ini biasa dilakukan toko buku secara gratis. Banyak toko buku yang menyediakan buku dengan kondisi sudah terbuka plastik pembungkusnya sehingga dapat dibaca oleh banyak pengunjung. Di jepang juga terdapat banyak sekali ruang publik baca, bahkan banyak yang memanfaatkan sarana transportasi sebagai tempat membaca. Hal-hal tersebut ditambah dengan keberadaan toko buku yang menjamur, tentu telah menunjukkan betapa sukses budaya literasi yang berkembang di sana (Fatoni, 2018).  

Distribusi Buku dan Akses Buku di Indonesia

Dalam menggerakkan budaya literasi, merupakan sebuah keharusan untuk negara dalam memenuhi hak-hak masyarakat dalam perolehan akses buku bacaan. Namun, sayangnya negara Indonesia belum mampu melakukan pemerataan dalam distribusi buku bacaan. Keberadaan buku sangat melimpah di kota-kota besar, terutama di Pulau Jawa tetapi kondisi di luar wilayah tersebut justru sebaliknya. Padahal telah disebutkan dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1017 tentang Sistem Perbukuan telah mengatur agar pemerintah pusat serta daerah harus menjamin ketersediaan buku yang bermutu, murah, merata secara adil tanpa adanya diskriminasi (Purwanda and Syahril, 2021).

Data pada tahu 2021 menunjukkan bahwa dengan penduduk sebesar 270,27 juta jiwa total buku yang ada hanya sebesar 22.318.083 eksemplar. Data tesebut menunjukkan rasioa buku terhadap penduduk sebesar 0,09. Ini menunjukkan bahwa total buku yang dimiliki oleh Indonesia masil jauh dari cukup bila dibandingkan dengan banyaknya jumlah penduduk. Belum lagi masalah pendistribusian buku, tercatat sebaran penerbit buku berada di Pulau Jawa sekitar 90% dan sisanya ada di luar jawa. 

Banyak sekali toko buku besar seperti Gramedia dan Gunung Agung yang tersebar merata di kota besar seperti Jakarta, lalu bagaimana dengan kota-kota kecil? Sulitnya akses kendaraan dan jauhnya jarak tempuh menjadi alasan timpangnya kondisi ini. Wilayah terpencil dan terluar Indonesia biasanya harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan buku terbaru. Permasalahan akses buku ini selanjutnya berpengaruh pada kualitas pendidikan di wilayah tersebut. Makin sulit buku didistribusikan, maka makin tertinggal pula kurikulum pendidikan di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana permasalahan distribusi buku yang menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks. 

Upaya Penyelesaian

Terhambatnya proses distribusi buku merupakan salah satu wujud diskriminasi dan pengingkaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yang interrelated, interdependent, dan indivisible (Purwanda and Syahril, 2021). Namun, permasalahan ini masih belum dilirik oleh banyak orang. Rendahnya tingkat literasi di Indonesia selalu dikaitkan dengan sifat masyarakat Indonesia yang gemar membaca. Padahal distribusi dan akses buku bacaan yang kurang menjadi salah satu faktor utama mengapa literasi Indonesia berada ditingkat yang buruk. 

Perbaikan infrastruktur jalan merupakan salah satu upaya memperbaiki kondisi ekonomi suatu negara. Fasilitas transportasi yang terpenuhi akan mempermudah dan mempersingkat waktu yang diperlukan dalam mendistribusikan barang (Warsilan and Noor, 2015). Selain transportasi darat, diperlukan pula mengembangan dalam transportasi air maupun udara untuk mendistribusikan barang menuju daerah yang berbatasan dengan laut. Selain itu, perlu pemerataan dalam penerbit buku agar buku tidak hanya fokus didistribusikan di satu titik saja. Hal ini tentu sangat membantu efesiensi waktu dan memeratakan akses buku di seluruh wilayah negara.

KESIMPULAN

Rendahnya tingkat literasi di Indonesia selalu dikaitkan dengan sifat masyarakat Indonesia yang gemar membaca. Padahal distribusi dan akses buku bacaan yang kurang menjadi salah satu faktor utama mengapa literasi Indonesia berada ditingkat yang buruk. Permasalahan ini muncul karena kondisi negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Oleh karena itu diperlukan perbaikan infrastruktur jalan dan sarana transportasi untuk mempermudah, mengurangi biaya, serta waktu yang dibutuhkan dalam mendistribusikan buku. Selain itu, pemerataan jumlah penerbit di seluruh wilayah Indonesia juga diperlukan agar seluruh masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang seimbang dalam mengakses buku. 

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama penulis mengucapkan terima kasih dan puji syukur atas nikmat dan kesehatan yang diberikan Tuhan YME, sebab berkat rahmatnya kami dapat melakukan penulisan artikel dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Moh Adib, Drs., MA. selaku bapak dosen pembimbing atas jalannya penulisan artikel ilmiah ini, beliau selaku dosen Mata Kuliah Agama Islam II yang mengarahkan secara langsung penulisan artikel ilmiah. Juga kami mengucapkan terima kasih kepada author atau penulis jurnal, buku, atau media lain yang telah kami kutip dan kami gunakan sebagai acuan referensi dalam penulisan kami. Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan semangat dan rasa optimis kepada kami untuk melakukan penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, K. (2023) Paling Rendah di ASEAN, Tingkat Literasi Digital RI Cuma 62%, cnbcindonesia.com.

Fatoni, M. (2018) 5 Alasan Ini yang Membuat Budaya Baca di Jepang Sangat Tinggi, Bagaimana di Indonesia?, Tribunjogja.com. Available at: https://jogja.tribunnews.com/2017/10/23/5-alasan-ini-yang-membuat-budaya-baca-di-jepang-sangat-tinggi-bagaimana-di-indonesia?page=all#:~:text=Apa itu tachiyomi%3F,untuk melakukan kegiatan tachiyomi ini.

Hidayat, D. (2021) ‘Menumbuhkan budaya literasi di era digital dengan memanfaatkan teknologi smartphone’, Seminar Nasional SAGA, 3(1), pp. 38–45. Available at: http://seminar.uad.ac.id/index.php/saga/article/view/6172.

Kemendikbud RI (2023) Tingkatkan Literasi Generasi Muda, Kemendikbudristek Distribusikan Buku Bacaan Bermutu, balaibahasakalbar.kemdikbud.go.id. Available at: https://balaibahasakalbar.kemdikbud.go.id/2023/03/tingkatkan-literasi-generasi-muda-kemendikbudristek-distribusikan-buku-bacaan-bermutu/.

Marzali, A. (2016) ‘Menulis kajian literatur’, Jurnal Etnosia, 1(2), pp. 27–36. doi:https://doi.org/10.3194/etnosia.v1i2.1613.

Mulasih and Hudana, W.D. (2020) ‘Urgensi budaya literasi dan upaya menumbuhkan minat baca’, Lingua Rima, 9(2), pp. 43–50. doi:http://dx.doi.org/10.31000/lgrm.v9i2.2894 Article Metrics.

Purwanda, S. and Syahril, M.A.F. (2021) ‘Bentuk tanggung jawab negara dalam penyediaan buku bacaan ke pulau-pulau kecil terluar’, Justisi, 7(2), pp. 155–166. doi:https://doi.org/10.33506/js.v7i2.1405.

Warsilan, W. and Noor, A. (2015) ‘Peranan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dan implikasi pada kebijakan pembangunan di Kota Samarinda’, MIMBAR, Jurnal Sosial dan Pembangunan, 31(2), p. 359. doi:10.29313/mimbar.v31i2.1444.

 

Link Tugas Video:

https://youtu.be/vy39uamW2Mo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun