Jokowi terbukti serius dengan sektor maritim sebagai salah satu kekuatan negara Indonesia. Buktinya, semangatnya sangat tinggi dalam acara 'Lomba Masak Ikan Nusantara' yang digelar 15 Agustus 2017. Â Menurut Jokowi, kegiatan ini dapat mengangkat berbagai menu masakan yang memunculkan berbagai resep berkaitan dengan sumber kekayaan alam dari laut Indonesia.
Beliau juga percaya bahwa event semacam ini penting untuk melompatkan konsumsi ikan secara signifikan. Bukan hanya pendapatan para nelayan ikan akan meningkat (sejalan dengan program Ibu Menteri Susi Pujiastuti), tetapi sekaligus dengan konsumsi ikan semakin banyak, maka gizi masyarakat akan semakin baik. Artinya, meningkatkan konsumsi ikan bermanfaat bagi berbagai aspek kehidupan di Indonesia.
Konsumen Indonesia belum mengkonsumsi ikan (dan berbagai jenis seafood lainnya), setinggi konsumen di negara-negara lain. Â Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas perairan terbesar di dunia. Negara kita memiliki potensi produksi perikanan terbesar di dunia sekitar 65 juta ton per tahun dan saat ini baru 20 persen nya yang dimanfaatkan. Karena potensinya yang tinggi tersebut, sektor maritim termasuk perikanan merupakan salah satu fokus pembangunan yang sedang digencarkan oleh pemerintahan Presiden Jokowi.
Jokowi bukan Presiden pertama yang menggalakkan konsumsi makan ikan di kalangan konsumen Indonesia. Usaha pemerintah untuk meningkatkan peningkatan konsumsi ikan di masyarakat sudah dilakukan sejak Presiden Megawati, tahun 2004. Â Salah satu contoh adalah GEMARIKAN, program Nasional yang diluncurkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Semangat Jokowi saat event Lomba Masak Ikan Nusantara tahun ini bisa dimengerti dan dipahami relevansinya. Â Seperti pendapat pemasar umumnya, jika sebuah produk tidak dikenal dan tidak dicintai, maka lakukanlah PROMOSI sebanyak-banyaknya. Apalagi, bila promosi itu dilakukan oleh orang nomer satu di negara ini sebagai Endorser, maka jaminan keberhasilan promosi sudah dihadapan mata.
Sebagai seorang Brand Consultant, saya mempertanyakan - apakah Grand event yang berbiaya tinggi ini akan mencapai sasarannya secara efektif dan efisien? Dalam pemasaran, setiap biaya pemasaran yang dikeluarkan membutuhkan justifikasi terhadap hasil yang diperolehnya.
Sebagai sebuah event nasional, kita bisa berikan predikat sukses dalam penyelenggaraannya. Tetapi, bila dikaji lebih jauh, apakah benar event Lomba Masak ini benar-benar bisa meningkatkan konsumsi ikan dalam kehidupan masyarakat ke depannya? Benarkah dengan terciptanya berbagai menu baru pengolahan ikan (dan sejenisnya), maka tercipta juga hasrat keluarga Indonesia dalam mengkonsumsi ikan lebih sering lagi, jauh dibandingkan sebelum event?
Dana yang dihabiskan per tahunnya untuk mendukung kegiatan marketing communication gemar makan ikan ini tidaklah sedikit. Tetapi, hasilnya masih jauh dari yang diharapkan.
Lomba Karya Resep-resep berbasis ikan dan seafood termasuk kegiatan yang paling sering dilakukan. Mungkin saja, karena kegiatan ini termasuk kegiatan yang 'mudah', 'seru', 'fun' Â yang diminati oleh para sponsor perusahaan pengolahan ikan dan sebagian masyarakat. Event yang meriah dihadiri banyak pengunjung tentu bisa dicatat sebagai event yang sukses. Engagement dengan target audiencenya cukup tinggi.
Pertanyaan Efektifitas dan Efisiensi adalah jenis pertanyaan sehari-hari bagi seorang Chief Marketing Officer (CMO) yang sedang mengaudit cost vs benefit PROMOSI yang dikerjakan oleh para MarCom Manager-nya.
Promosi IKAN dalam Lomba Masak ini adalah sebuah kegiatan dalam rangkaian program Branding IKAN Nasional. Masih ada banyak lagi program yang dikerjakan baik itu secara institusi mandiri maupun secara bersama-sama melalui asosiasi. Â Sayangnya berbagai kegiatan ini masih tetap bersifat promosi yaitu one-way, dari produsen ke konsumen.