Mohon tunggu...
Amalia E. Maulana
Amalia E. Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

Founder and Managing Director of ETNOMARK Consulting. A brand consultant and ethnographer; Business communities (Branding, Marcomm, and Ethnography Research) advisor & consultant. || web: www.amaliamaulana.com || twitter: @etnoamalia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perusahaan Tidak Meminta Maaf, Itu AROGAN

7 November 2012   09:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:49 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tiba-tiba memori saya error, saya bilang ya! Mungkin sambil melamun memikirkan beberapa slides yang masih kurang untuk presentasi ke Client nanti.

Satu detik kemudian pada saat saya sadar kembali, saya langsung koreksi,

“eh, Mas mas, saya kan mau pakai poin, saya punya dua kursi nih.”
“Nggak bisa Bu, kan saya tanya tadi Ibu bilang pakai cash, nggak bisa dirubah lagi di sistemnya”.


Saya kecewa, mengapa tadi pertanyaan yang digunakannya adalah - Mau pakai cash dan bukan dibalik, Ibu mau pakai poinnya?

Sekali lagi saya kecewa sekali. Sulit sekali ya mau gunakan reward saja. Apakah tidak ada instruksi dari marketing nya bahwa setiap orang yang sudah eligible untuk pakai poin itu berarti pelanggan setia. Saya jadi seolah-olah mengemis benefit, mengemis reward.

Melihat saya kecewa, Mas-Mas tadi menghibur saya, dan saya akui saya cukup terhibur dengan kata-katanya.

“Ibu, jangan kecewa begitu. Kan poinnya masih berlaku Bu, tidak ada batas waktu, ini bisa Ibu gunakan kapan saja”.


Mencoba berpikir positif. Urusan dengan client di Bandung juga belum selesai, mungkin masih bolak-balik lagi, jadi fine, no big deal. Saya sudah bisa tersenyum lebar melihat gaya Mas tadi menghibur konsumennya. Very well service recovery! Handling objection nya canggih juga nih. Jauh lebih bagus daripada yang di Dipati Ukur.

- Klimaks drama seputar Poin

Keesokan harinya. Jadwal meeting dengan client yang seharusnya selesai paling lambat jam satu, molor sampai jam 5 sore. Bisa dibayangkan energi yang terkuras akibat dari durasi meeting yang lebih dari perkiraan.

Sampailah saya ke counter tiket. Dengan sangat percaya diri, saya katakan hari ini saya ingin gunakan poin untuk kursi gratis. Kali ini pasti tidak akan salah lagi, sudah saya sampaikan terlebih dahulu di muka dengan senyuman pula.

Mau tau apa jawabannya?

“Tidak bisa Bu, poin itu masa berlakunya sampai kemarin saja. Mulai tanggal 1 November sudah tidak bisa lagi digunakan untuk kursi gratis.”


Saya jelas kaget dan kalau ada air di botol, pasti sudah langsung mendidih air tersebut.

“Apa maksudnya tidak bisa digunakan lagi? Baru kemarin siang saya diberi tau oleh CTT Bintaro bahwa poin ini bisa digunakan kapan saja. Apakah tidak sama antara yang di Bandung dengan yang di Jakarta?”
“Itu orang baru pasti yang di Jakarta, dia nggak paham.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun